Angku2 jo bundo2 nah,,,,,,, Sabantuak nan disampaikan babarapo hal penguatan 
alasan knapo harus DIM oleh penggagasnyo, MN jo ninik mamak/apak2 sarato ragam 
limbago lainnyo, rasonyo itu mrupakan penguatan, dorongan, spirit da smangat 
pulo bagi keinginan sbagian besar masyarakat Minang di ranah ataupun di rantau. 
Rasonyo pulo, Alah menjadi tabiat bg urang awak "taimpiek nak diateh - 
takuruang nak dilua,,,,, " nan ndak amuah mengakui keunggulan sbuah pemikiran, 
ide, kreasi dan inovasi, ironis memang. Dizamannyo Bung Hatta-pun lah diawali, 
banyaknyo pemikiran saling bertentangan sesamo anak nagari nan lai sa-inyiak 
sakaturunan, Bung Syahrir, Agus Salim, Tan Malaka, M.Yamin, dll kito perhatikan 
secara seksama, Taklah satupun nan sa-biduak sadayuang, sahaluan saparasaian,,, 
Terbentuk DIM ditenggarai akan memisahkan Mentawai Pagai dsb, Terpisahnyo 
Mentawai Pagai dr pemerintahan induaknyo - SUMBAR, hanya menunggu waktu, tidak 
mesti harus DIM yg harus disalahkan atau dijadikan sumber kesalahan,,,atau 
terpisahnya SUMBAR DARATAN dan SUMBAR PESISIR, itupun dimungkinkan, knapa 
tidak? Perhatikan propinsi2 yg telah memisahkan diri dr induknyo,, tidak elegan 
jika skiranya DIM ini menjadi momok bg terpecahnya SUMBAR saat ini dan semena2 
dipersAlahkan, justru dg adonyo DIM, itu akan labiah menguatkan posisi SUMBAR 
kekinian, baik scara kesejarahannyo dan utk masa yad. Terlalu banyak nilai2 yg 
terkandung bg kemunculan DIM itu nan akan menyelamatkan aset budaya, sosial, 
ekonomi, pendidikan, talabiah ke-agamaan hingga perpolitikan yg mengedepan 
etika (tdk spt skarang yg anak negeri-pun tak tau lai di nan 4, ndak tw dikato 
nan sampai). Bagi tokoh nan terlalu apriori dg keberadaan wacana DIM, spt 
diawal tadi, kitolah samo paham dan tdk asing bagi sosok urang awak nan indak 
amuah mengakui sbuah pemikiran. Jika mmg ini menjadi keinginan dan smangat 
masyarakat Minang trutama nan di ranah utk menjalaninya, knapa harus dicegah 
apolagi terkesan bernada skeptis dan ancaman... Mentawai kalualah, Pusat 
sulitlah utk mengakui bla bla,,, itu sbuah perjuangan,, sbg salah satu yg 
membuat pengakuan ke-istimewaan SuMbar itu, MUNGKIN JUGA TIDAK SELALU UTUH DAN 
KOMPKNYO URANG AWAK DARI SETIAP PEMIKIRAN DAN IDE YG DIMUNCULKAN ITU ? Itulah 
santiangnyo urang awak itu, slalu ingin beda. Wacana DIM itu bukan sajo 
keinginan urang per urang, alah menjadi tuntutan bg masyarakat Minang itu 
sndiri nan ingin manjago nagari utk kemajuannyo nan tetap berakar dr filosofi 
Ke-Minangannyo itu... Sptnyo urang nan alergi atau malu jo kato2 Minang ko, 
paralu dipatanyoan tentang ke-Minangan dirinyo itu, Nan pasti urang Minang itu 
identitas kesukuannyo jaleh dan itu kebanggaan sekaligus keistimewaanyo, 
terlalu banyak kasus nan manjua jo tagadai utk merontok-habisi budaya sosial 
Minangkabau,,, terlalu banyak urang nan katonyo Urang Minang nan jaya di rantau 
malu dan alergi jo Minang itu dan dg sndirinyo anak2, cucu2 mereka samo skali 
ndak diperkenalkan jo kejayaan/ke-istimewaan Minang itu, dan satu kasuis nan 
ironisnyo katiko ditanyo, apo suku diak/nak ? Apo jaweknyo "Padang" pak,,, ha 
ha ha,,, dan manuruik kami, ikolah nan sabananyo urang "SUMBAR", apo suku 
diak/nak, "Padang"! jaweknyo, bravo utk pak MN sarato niniak mamak jo bundo2, 
uni-uda, jo nan lain nan sa-ide dan sdg bajuang utk terwujudnyo DIM iko demi 
kemaslahatan anak kamanakan kamuko, lanjutkan perjuangan itu, smoga slalu 
diberi kekuatan dek Nan Maha Kuaso,,, aamiin,,, 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Saafroedin Bahar <drsaafroedin.ba...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 3 Feb 2015 03:11:25 
To: Rantau Net Rantau Net<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Kenapa DIM diingingkan

Sanak Maturidi,  saya dapat menerima alasan sosial ekonomi utk pembentukan
DIM ini. Menurut penglihatan saya, upaya mencapai  sasaran sosial ekonomi
tersebut sudah bisa dilaksanakan langsung  sejak saat ini,  tak usah
menunggu deklarasi tg 17 Agustus 2015.
Jika diperlukan oleh Panitia DIM,  saya bersedia memberikan informasi ttg
dasar hukum dan strategi pelaksanaannya.
Wassalam,
SB, 78, sadang di Surabaya.
2 Feb 2015 12:07, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com> menulis:

> Kenapa DIM diingingkan
>
>
>
> Saya menggunakan “Dunia takambang jadi guru”,  apakah ini ilmiah atau
> tidak terpulang kepada pembaca.
>
>
>
> Saya melihat dari kata yang biasa  didengungkan untuk menyatakan dimana
> kita berada yaitu “TANAH AIR”
>
>
>
> Tanah air ini adalah tempat yang dihuni manusia.
>
>
>
> Kalau boleh saya mengkelasifikasi  penghuninya  ialah:
>
>
>
> 1. Penguasa, Pengusaha, Buruh dan Petani (petani rakyat, bukan petani
>
>     pengusaha
>
>     Contoh: Indonesia dll
>
>
>
> 2. Penguasa, Pengusaha, Buruh.
>
>     Contoh: Amerika Serikat.
>
>     Petani ada tapi petani pengusaha. Petani kecil mungkin masih ada dari
>
>     kalangan pribumi asli Indian dipedalaman, tapi yang dominan adalah
>
>     petani pengusaha yang punya hektaran lahan unntuk peternakan dan
>
>     pertanian bahan makanan.
>
>     Yang terlihat dominan di Amerika Serikat itu adalah Penguasa,
>
>     pengusaha dan buruh.  Beda dengan Indonesia, di Indonesia, Petani,
>
>     Penguasa,  Buruh dan Pengusaha
>
>
>
> 3. Penguasa, Pengusaha dan  Buruh  yang kesemuanya dibingkai dengan
>
>     teknik  cangih mutakhir
>
>
>
>     Secara semu gabung- tempat Penguasa, dengan Pengusaha telah
>
>      Terjadi, hakikinya yang ada hanya pengusaha dan buruh.
>
>     Contoh: mungkin Singapura
>
>
>
> Didaerah banyak pribuminya, petani rakyat masih mendominsasi kegiatan
> ekonomi didaerah.
>
>
>
> Mereka sudah akrab dengan tanah dan air, itulah keahliannya yang telah
> diterima turun temurun sesuai dengan tatanan adat dan tradisi dari
> leluhurnya.
>
>
>
> Meskipun dalam serba terbatas, namun mereka nyaman dengan kehidupan yang
> demikian. Indonesia mungkin bisa jadi acuan untuk ini.
>
>
>
> Kita lihat lebih kedalam di Indonesia sendiri, Suku Sakai di Riau, Anak
> Dalam di Jambi, Badui di Banten, Tengger Di Jawa Timur, Samin  pedalaman
> Bojonegoro-Jatim, orang laut di Sulsel dan banyak lagi sampai ke Papua,
> mereka nyaman dengan  kehidupan yang sudah tertata dengan tatanan adat
> dan tradisi dari leluhur mereka. Meskipun bagi dunia modern dianggap masih
> primitive.
>
>
>
> Pada saat penjajajan Belanda dan Jepang kenyamanan diatas mulai terusik,
> kemudian  sesudah penjajah meninggalkan negeri ini, sisa Indo Eropah,
> Timur asing termasuk Timur Tengah yang masih tinggal dan penambahan
> pendatang baru, menambah gencarnya pengusikan kenyamanan  diatas.
>
>
>
> Pribumi yang tadinya nyaman dengan segala kesederhanannya, dengan  hadirnya
> pendatang  Indo Eropah, Asia Tengah dan Asia Timur itu yang kesemuanya
> lebih cerdas dan lebih lihai diserta modal, mereka dengan mudah mengiming
> -imingi pribumi yang masih sederhana itu dengan sedikit  uang yang bisa
> digunakan untuk kemewahan sementara,  sehingga pribumi ini mudah sekali
> melepaskan tanahnya dan bergeser dari tempat asalnya.
>
>
>
> Ditambah lagi kebijakan pemerintah untuk pengembangan Proverty, Perkebunan
> dan  penambangan  sekedar menambah PAD dan devisa negara, menambah cepat
> tergesernya pribumi ini ke pinggir.
>
>
>
> Inilah yang terlihat nyata sekarang ini
>
>
>
> Baik yang diperkotaan seperti Jakarta, pribuminya suka atau tidak harus
> minggir meninggalkan tempat asalnya, yang tadinya ada di Menteng, Senen,  Jati
> Negara, Mampang Prapatan dll, sekarang entah kemana dengan membawa
> penderitaannya.
>
>
>
> Tidak jauh berbeda dengan yang dipedalaman, suku Sakai dan Anak Dalam
> dipedalamn Riau dan Jambi digeser oleh datangnya tambang minayak/Gas Bumi
> dan perkebunan kelapa sawit.
>
>
>
> Dengan kekuatan modal besar dari luar dan ada saja oknum  penguasa  Indonesia
> yang lemah mentalnya pengusikan ini akan berlangsung terus.
>
>
>
> Sekarang pengusikan sudah dimulai di Jakarta,  mungkin juga  sudah
> terjadi untuk Bandung, Surabaya, Menado, Medan dll.
>
>
>
> Pengusikan ini akan berjalan terus sampai ke pedalaman
>
> Ke nagari, jorong  atau  Desa.
>
> Dengan adanya globalisasi dan dengan akan masuknya masyarakat  ASEAN
> mulai 2015 yang akan merancah/merambah keseluruh pelosok  Indonesia,
> pengusikan sampai ke Jorong/desa tak mungkin diatasi tanpa adanya usaha
> dari pemimpin dan cerdik pandai negara ini.
>
>
>
> Kalau pengusikan ini tidak dicegah, Jakarta sebentar lagi akan jadi
> Singapura. Sekarang  2015 ini mungkin sebagian kota ini sudah jadi
> Singapura, bersih dari pribumi, yang sebagian lagi ditempati pendatang
> pribumi dari  daerah Indonesia lainnya.
>
> Pribumi daerah yang tersisa di Jakarta inipun sebentar lagi akar minggir
> juga.
>
> Caranya,  nampaknya sangat mudah, dengan modal besar entah darimana,
> mungkin Singapur, Taiwan,  Hongkong dll.
>
>  Pribumi yang masih tinggal itu diiming saja dengan harga sedikit  mahal
> agar mereka melepaskan tanahnya, kemudian bangun proverty dengan harga
> milliaran dengan angsuran puluhan juta /bulan, seperti yang belangsung
> dengan Indah Kapok, Karawaci, Senopati, Podomoro land, bikin laut jadi
> hunian, Sentul city dsb. Ditambah lagi dengan kebijakan daerah menaikkan
> PBB, mendorong untuk meinggalkan Jakarta.
>
>
>
> Semua bangunan dengan harga mahal ini  tak mungkin terjangkau oleh
> pribumi, dengan berbagai alasan datanglah pembeli luar, akhirnya yang
> menghuni/memanfaatkan proverty yang serba mahal ini adalah orang luar bukan
> pribumi Indonesia. Akibatnya Indonesia terpaksa menerima efek tambahan,
> dengan leluasannya orang luar bergerak dihunian yang mahal itu. Sekarang
> sudah mulai terlihat adanya pabrik narkoba di rumah mewah tersebut yang
> merusak anak bangsa ini, mematikan 50 orang /hari mungkin ditambah lagi
> pemalsuan pencetakan uang.
>
>
>
> Kalau daerah di Indonesia ini tidak dipagari, apa yang berlaku di Jakarta
> sekarang ini akan berlaku juga di kota-kota lainnya dan merambah sampai
> pedalaman Indonesia tak terkecuali merambah/marancah Padang, Bukittinggi,
> Payakumbuh,  Solok dan kota-kota besar lainnya di Sumbar. malah mungkin
> merambah sampai ke pedalaman.
>
>
>
> Dengan rapatnya penduduk RRT, India, Hongkong, Taiwan dan Singapura
> mungkin juga Israel kesmuanya dengan modal besar otomatis mereka berusaha
> keras mencari tempat hunian dan tempat penanaman modal yang baru.
>
>
>
> Dengan memboncengi masyarakat ASEAN yang dapat izin masuk mulai 2015 ini,
> serta modal besar mereka dan Indonesia  dibiarkan terbuka untuk dimasuki,
> kemungkinan dengan waktu tidak begitu lama Indonesia akan berubah warna,
> pribumi minggir, pendatang menempati kota-kota  sampai ke nagari, jorong
> /desa  di Indonesia ini.
>
>
>
> Dengan demikian negara Indonesia akan menjadi hunian  pada angka no 2.
> yang terdiri dari Pegusaha dan Buruh.
>
>
>
> Kusus untuk Sumbar, daerah ini mempunyai tatanan adat sendiri dan agama
> yang dianutnya yang sudah berlalu ratusan tahun lamanya meskipun sekarang
> sudah mulai agak tergerus, kalau hanya dengan  aturan Pemerintah Daerah
> yang berlaku sekarang ini, Sumbar akan mengalami nasib yang sama dengan
> Jakarta, huniannya hanya terdiri dari Pengusaha dan Buruh. Pengusahanya
> orang luar, buruhnya pribumi Sumbar.
>
>
>
> Memagari Sumbar untuk lebih kuat  menghadapi gencarnya pengusikan dari
> luar yang diutarakan diatas maka sudah suatu keniscayaan Sumbar
> memperjuangkan terbentuknua Daerah Istimewa Minangkabau (DIM).
>
>
>
> Dengan adanya DIM sehingga adat minangkabau serta agama yang dianutnya  itu
> bisa terpelihara kokoh, mudah-mudahan pribumi Minangkabau tidak akan
> terusir ke pinggir seperti apa yang dialami pribumi Betawi/Jakarta sekarang
> ini.
>
>
>
> Dengan DIM pemerintah daerah dapat mengatur/memagari  dirinya untuk
> keselamatan daerahnya namun tetap dalam bingkai negara kesatuan RI.
>
>
>
> Ada  beberapa tokoh yang memberikan gambaran  persyaratan berat  untuk
> Sumbar bisa menjadi DIM dan malah ada yang sangat kawatir akan terjadi
> macam-macam dan sangat trauma dengan kejadia PRRI  50 tahun yang lalu.
>
>
>
> Mereka  kawatir  Sumbar itu jadi DIM dan  tidak kawatir  Sumbar  jadi
> Singapura.
>
>
>
> Secara akademis mungkin ini tesis, terserahlah nanti , waktu yang akan
> menentukan,  tesis mana mendekati untuk diterapkan.
>
> Dalam memperjuangkan DIM ini dipilih jalur konstitusional dalam bingkai
> NKRI, tidak boleh keluar dari situ.
>
>
>
> Tidak selesai oleh generasi sekarang, pesankan ke generasi berikutnya.
>
>
>
> Ini adalah perinsip untuk mencegah Sumbar jadi Singapura.
>
>
>
> Yang perlu sama-diawasi mungkin akan  munculnya provokator.
>
>
>
> Penggagas serta  pendukung DIM baik di Rantau maupun di Ranah seperti
> OMMPDIM , Hillary, dan tautan lainnya sadarlah  bahwa kita mencari kawan
> sebanyak-banyaknya, ya itulah aturan main demokrasi kita sekarang ini.
>
>
>
> Terus terang pribumi Minangkabau tidak akan mau daerahnya .
>
>  menjadi hunian  hanya oleh Pengusaha dan Buruh.
>
>
>
> Orang Minangkabau , termasuk suku-suku- lainnya di tanah air Indonesia ini
> rasanya akan tetap  berusaha sekuat tenaga dan akan tetap mempertahankan
> agar tanah air yang sudah diperjuangkan  dengan susah payah dan tumpah
> darah ini tetap dikuasai dominan oleh pribumi, baik ekonomi maupun sosial
> politiknya.
>
>
>
> Wass,
>
>
>
> Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau
>
>
>
>
>
>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke