Pak SB nan sadang di SBY

Kalau buliah, tolong agiah kisi2 strategi perbaikan sosial-ekonomi Sumatera
Barat supaya jadi masukan bagi kami2 tarutamo bagi ambo.

Dengan atau tanpa DIM ambo yakin bisa direalisasikan.

Mokasi Pak.

Salam,
Donard G, 35, sadang di Perth

2015-02-03 4:11 GMT+08:00 Saafroedin Bahar <drsaafroedin.ba...@gmail.com>:

> Sanak Maturidi,  saya dapat menerima alasan sosial ekonomi utk pembentukan
> DIM ini. Menurut penglihatan saya, upaya mencapai  sasaran sosial ekonomi
> tersebut sudah bisa dilaksanakan langsung  sejak saat ini,  tak usah
> menunggu deklarasi tg 17 Agustus 2015.
> Jika diperlukan oleh Panitia DIM,  saya bersedia memberikan informasi ttg
> dasar hukum dan strategi pelaksanaannya.
> Wassalam,
> SB, 78, sadang di Surabaya.
> 2 Feb 2015 12:07, "Maturidi Donsan" <maturid...@gmail.com> menulis:
>
> Kenapa DIM diingingkan
>>
>>
>>
>> Saya menggunakan “Dunia takambang jadi guru”,  apakah ini ilmiah atau
>> tidak terpulang kepada pembaca.
>>
>>
>>
>> Saya melihat dari kata yang biasa  didengungkan untuk menyatakan dimana
>> kita berada yaitu “TANAH AIR”
>>
>>
>>
>> Tanah air ini adalah tempat yang dihuni manusia.
>>
>>
>>
>> Kalau boleh saya mengkelasifikasi  penghuninya  ialah:
>>
>>
>>
>> 1. Penguasa, Pengusaha, Buruh dan Petani (petani rakyat, bukan petani
>>
>>     pengusaha
>>
>>     Contoh: Indonesia dll
>>
>>
>>
>> 2. Penguasa, Pengusaha, Buruh.
>>
>>     Contoh: Amerika Serikat.
>>
>>     Petani ada tapi petani pengusaha. Petani kecil mungkin masih ada
>> dari
>>
>>     kalangan pribumi asli Indian dipedalaman, tapi yang dominan adalah
>>
>>     petani pengusaha yang punya hektaran lahan unntuk peternakan dan
>>
>>     pertanian bahan makanan.
>>
>>     Yang terlihat dominan di Amerika Serikat itu adalah Penguasa,
>>
>>     pengusaha dan buruh.  Beda dengan Indonesia, di Indonesia, Petani,
>>
>>     Penguasa,  Buruh dan Pengusaha
>>
>>
>>
>> 3. Penguasa, Pengusaha dan  Buruh  yang kesemuanya dibingkai dengan
>>
>>     teknik  cangih mutakhir
>>
>>
>>
>>     Secara semu gabung- tempat Penguasa, dengan Pengusaha telah
>>
>>      Terjadi, hakikinya yang ada hanya pengusaha dan buruh.
>>
>>     Contoh: mungkin Singapura
>>
>>
>>
>> Didaerah banyak pribuminya, petani rakyat masih mendominsasi kegiatan
>> ekonomi didaerah.
>>
>>
>>
>> Mereka sudah akrab dengan tanah dan air, itulah keahliannya yang telah
>> diterima turun temurun sesuai dengan tatanan adat dan tradisi dari
>> leluhurnya.
>>
>>
>>
>> Meskipun dalam serba terbatas, namun mereka nyaman dengan kehidupan yang
>> demikian. Indonesia mungkin bisa jadi acuan untuk ini.
>>
>>
>>
>> Kita lihat lebih kedalam di Indonesia sendiri, Suku Sakai di Riau, Anak
>> Dalam di Jambi, Badui di Banten, Tengger Di Jawa Timur, Samin  pedalaman
>> Bojonegoro-Jatim, orang laut di Sulsel dan banyak lagi sampai ke Papua,
>> mereka nyaman dengan  kehidupan yang sudah tertata dengan tatanan adat
>> dan tradisi dari leluhur mereka. Meskipun bagi dunia modern dianggap masih
>> primitive.
>>
>>
>>
>> Pada saat penjajajan Belanda dan Jepang kenyamanan diatas mulai terusik,
>> kemudian  sesudah penjajah meninggalkan negeri ini, sisa Indo Eropah,
>> Timur asing termasuk Timur Tengah yang masih tinggal dan penambahan
>> pendatang baru, menambah gencarnya pengusikan kenyamanan  diatas.
>>
>>
>>
>> Pribumi yang tadinya nyaman dengan segala kesederhanannya, dengan  hadirnya
>> pendatang  Indo Eropah, Asia Tengah dan Asia Timur itu yang kesemuanya
>> lebih cerdas dan lebih lihai diserta modal, mereka dengan mudah mengiming
>> -imingi pribumi yang masih sederhana itu dengan sedikit  uang yang bisa
>> digunakan untuk kemewahan sementara,  sehingga pribumi ini mudah sekali
>> melepaskan tanahnya dan bergeser dari tempat asalnya.
>>
>>
>>
>> Ditambah lagi kebijakan pemerintah untuk pengembangan Proverty,
>> Perkebunan dan  penambangan  sekedar menambah PAD dan devisa negara,
>> menambah cepat tergesernya pribumi ini ke pinggir.
>>
>>
>>
>> Inilah yang terlihat nyata sekarang ini
>>
>>
>>
>> Baik yang diperkotaan seperti Jakarta, pribuminya suka atau tidak harus
>> minggir meninggalkan tempat asalnya, yang tadinya ada di Menteng, Senen,
>> Jati Negara, Mampang Prapatan dll, sekarang entah kemana dengan membawa
>> penderitaannya.
>>
>>
>>
>> Tidak jauh berbeda dengan yang dipedalaman, suku Sakai dan Anak Dalam
>> dipedalamn Riau dan Jambi digeser oleh datangnya tambang minayak/Gas Bumi
>> dan perkebunan kelapa sawit.
>>
>>
>>
>> Dengan kekuatan modal besar dari luar dan ada saja oknum  penguasa  Indonesia
>> yang lemah mentalnya pengusikan ini akan berlangsung terus.
>>
>>
>>
>> Sekarang pengusikan sudah dimulai di Jakarta,  mungkin juga  sudah
>> terjadi untuk Bandung, Surabaya, Menado, Medan dll.
>>
>>
>>
>> Pengusikan ini akan berjalan terus sampai ke pedalaman
>>
>> Ke nagari, jorong  atau  Desa.
>>
>> Dengan adanya globalisasi dan dengan akan masuknya masyarakat  ASEAN
>> mulai 2015 yang akan merancah/merambah keseluruh pelosok  Indonesia,
>> pengusikan sampai ke Jorong/desa tak mungkin diatasi tanpa adanya usaha
>> dari pemimpin dan cerdik pandai negara ini.
>>
>>
>>
>> Kalau pengusikan ini tidak dicegah, Jakarta sebentar lagi akan jadi
>> Singapura. Sekarang  2015 ini mungkin sebagian kota ini sudah jadi
>> Singapura, bersih dari pribumi, yang sebagian lagi ditempati pendatang
>> pribumi dari  daerah Indonesia lainnya.
>>
>> Pribumi daerah yang tersisa di Jakarta inipun sebentar lagi akar minggir
>> juga.
>>
>> Caranya,  nampaknya sangat mudah, dengan modal besar entah darimana,
>> mungkin Singapur, Taiwan,  Hongkong dll.
>>
>>  Pribumi yang masih tinggal itu diiming saja dengan harga sedikit  mahal
>> agar mereka melepaskan tanahnya, kemudian bangun proverty dengan harga
>> milliaran dengan angsuran puluhan juta /bulan, seperti yang belangsung
>> dengan Indah Kapok, Karawaci, Senopati, Podomoro land, bikin laut jadi
>> hunian, Sentul city dsb. Ditambah lagi dengan kebijakan daerah menaikkan
>> PBB, mendorong untuk meinggalkan Jakarta.
>>
>>
>>
>> Semua bangunan dengan harga mahal ini  tak mungkin terjangkau oleh
>> pribumi, dengan berbagai alasan datanglah pembeli luar, akhirnya yang
>> menghuni/memanfaatkan proverty yang serba mahal ini adalah orang luar bukan
>> pribumi Indonesia. Akibatnya Indonesia terpaksa menerima efek tambahan,
>> dengan leluasannya orang luar bergerak dihunian yang mahal itu. Sekarang
>> sudah mulai terlihat adanya pabrik narkoba di rumah mewah tersebut yang
>> merusak anak bangsa ini, mematikan 50 orang /hari mungkin ditambah lagi
>> pemalsuan pencetakan uang.
>>
>>
>>
>> Kalau daerah di Indonesia ini tidak dipagari, apa yang berlaku di Jakarta
>> sekarang ini akan berlaku juga di kota-kota lainnya dan merambah sampai
>> pedalaman Indonesia tak terkecuali merambah/marancah Padang, Bukittinggi,
>> Payakumbuh,  Solok dan kota-kota besar lainnya di Sumbar. malah mungkin
>> merambah sampai ke pedalaman.
>>
>>
>>
>> Dengan rapatnya penduduk RRT, India, Hongkong, Taiwan dan Singapura
>> mungkin juga Israel kesmuanya dengan modal besar otomatis mereka berusaha
>> keras mencari tempat hunian dan tempat penanaman modal yang baru.
>>
>>
>>
>> Dengan memboncengi masyarakat ASEAN yang dapat izin masuk mulai 2015 ini,
>> serta modal besar mereka dan Indonesia  dibiarkan terbuka untuk
>> dimasuki, kemungkinan dengan waktu tidak begitu lama Indonesia akan berubah
>> warna, pribumi minggir, pendatang menempati kota-kota  sampai ke nagari,
>> jorong /desa  di Indonesia ini.
>>
>>
>>
>> Dengan demikian negara Indonesia akan menjadi hunian  pada angka no 2.
>> yang terdiri dari Pegusaha dan Buruh.
>>
>>
>>
>> Kusus untuk Sumbar, daerah ini mempunyai tatanan adat sendiri dan agama
>> yang dianutnya yang sudah berlalu ratusan tahun lamanya meskipun sekarang
>> sudah mulai agak tergerus, kalau hanya dengan  aturan Pemerintah Daerah
>> yang berlaku sekarang ini, Sumbar akan mengalami nasib yang sama dengan
>> Jakarta, huniannya hanya terdiri dari Pengusaha dan Buruh. Pengusahanya
>> orang luar, buruhnya pribumi Sumbar.
>>
>>
>>
>> Memagari Sumbar untuk lebih kuat  menghadapi gencarnya pengusikan dari
>> luar yang diutarakan diatas maka sudah suatu keniscayaan Sumbar
>> memperjuangkan terbentuknua Daerah Istimewa Minangkabau (DIM).
>>
>>
>>
>> Dengan adanya DIM sehingga adat minangkabau serta agama yang dianutnya  itu
>> bisa terpelihara kokoh, mudah-mudahan pribumi Minangkabau tidak akan
>> terusir ke pinggir seperti apa yang dialami pribumi Betawi/Jakarta sekarang
>> ini.
>>
>>
>>
>> Dengan DIM pemerintah daerah dapat mengatur/memagari  dirinya untuk
>> keselamatan daerahnya namun tetap dalam bingkai negara kesatuan RI.
>>
>>
>>
>> Ada  beberapa tokoh yang memberikan gambaran  persyaratan berat  untuk
>> Sumbar bisa menjadi DIM dan malah ada yang sangat kawatir akan terjadi
>> macam-macam dan sangat trauma dengan kejadia PRRI  50 tahun yang lalu.
>>
>>
>>
>> Mereka  kawatir  Sumbar itu jadi DIM dan  tidak kawatir  Sumbar  jadi
>> Singapura.
>>
>>
>>
>> Secara akademis mungkin ini tesis, terserahlah nanti , waktu yang akan
>> menentukan,  tesis mana mendekati untuk diterapkan.
>>
>> Dalam memperjuangkan DIM ini dipilih jalur konstitusional dalam bingkai
>> NKRI, tidak boleh keluar dari situ.
>>
>>
>>
>> Tidak selesai oleh generasi sekarang, pesankan ke generasi berikutnya.
>>
>>
>>
>> Ini adalah perinsip untuk mencegah Sumbar jadi Singapura.
>>
>>
>>
>> Yang perlu sama-diawasi mungkin akan  munculnya provokator.
>>
>>
>>
>> Penggagas serta  pendukung DIM baik di Rantau maupun di Ranah seperti
>> OMMPDIM , Hillary, dan tautan lainnya sadarlah  bahwa kita mencari kawan
>> sebanyak-banyaknya, ya itulah aturan main demokrasi kita sekarang ini.
>>
>>
>>
>> Terus terang pribumi Minangkabau tidak akan mau daerahnya .
>>
>>  menjadi hunian  hanya oleh Pengusaha dan Buruh.
>>
>>
>>
>> Orang Minangkabau , termasuk suku-suku- lainnya di tanah air Indonesia
>> ini rasanya akan tetap  berusaha sekuat tenaga dan akan tetap
>> mempertahankan agar tanah air yang sudah diperjuangkan  dengan susah
>> payah dan tumpah darah ini tetap dikuasai dominan oleh pribumi, baik
>> ekonomi maupun sosial politiknya.
>>
>>
>>
>> Wass,
>>
>>
>>
>> Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>  --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
>> Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke