*Yang saya hormati, Ustadz Arifin Ilham,*

Assalamualaikum ww. Perkenalkan, saya Dina Y. Sulaeman, seorang ibu rumah
tangga biasa, yang senang belajar dan menulis. Kecintaan saya untuk
menuntut ilmu mendorong saya untuk kuliah lagi di program doktor Hubungan
Internasional; sama sekali tak ada karir yang menuntut saya untuk itu.
Tulisan-tulisan saya selama ini, kelihatannya cukup banyak diapresiasi
orang; dalam arti, bukan tulisan ngawur. Bahkan ada tulisan saya yang
sempat dimuat di majalah Az-Zikra yang Antum terbitkan, Ustadz.

Hanya saja, sejak saya aktif memberikan penjelasan tentang bagaimana
sebenarnya konflik Suriah, saya tiba-tiba dimusuhi oleh kelompok-kelompok
radikal pro-jihad Suriah. Dan tiba-tiba saja, seorang ibu rumah tangga
seperti saya mendapat ‘kehormatan’ dinobatkan jadi “Tokoh Syiah Indonesia”
oleh media-media pro-jihad Suriah, yang pemiliknya adalah teman-teman Antum
sendiri, Ustadz. Meskipun isi artikel berjudul Tokoh Syiah itu fitnah, tapi
setidaknya tiba-tiba saja ada gelar ‘tokoh’ dilekatkan kepada saya. Siapa
tahu gelar ini (meskipun ngawur), membuat saya dianggap sah untuk lancang
menyurati seorang tokoh besar seperti Antum.

Ada pesan penting yang ingin saya sampaikan kepada Antum, Ustadz. Tolong,
ingatlah lagi kronologi konflik Suriah, dengan mengaitkannya pada konflik
Libya. Mengapa? Karena saya tahu, Antum sangat dirugikan oleh konflik
Libya. Saya baca berita tahun 2011
<http://www.tempo.co/read/news/2011/03/24/173322443/Perang-Libya-Berdampak-ke-Yayasan-yang--Didanai>,
bantuan dari Libya untuk yayasan Antum terputus gara-gara perang.

Saya juga beberapa kali menulis tentang Libya. Salah satu pegangan utama
saya adalah kata-kata antum di Facebook, Ustadz, yaitu bahwa sesungguhnya
Presiden Qaddafi adalah seorang hafiz Quran dan sangat consern pada Islam.
Ini yang antum tulis waktu itu Ustadz:

“Alhamdulillah, sudah 3 X ke Libya, & 2 X sholat berjamaah di lapangan
Moratania & Lapangan Tripoli sholat berjamaah yg dihadiri 873 ulama seluruh
dunia & rakyat Libya, dg Imam langsung Muammar Qoddafy, bacaan panjang
hampir 100 ayat AlBaqoroh, sbgn besar jamaah menangis, sebelumnya syahadat
456 muallaf dari suku2 Afrika, & dakwah beliau sll mengingatkan ttg ancaman
Zionis & Barat, Pemimpin Arab boneka AS, selamatkan Palestina, Afghan &
Irak…inilah kesanku pd almarhum, sahabatku FIllah.”

Pernyataan Antum itu mematahkan tuduhan kaum ‘mujahidin’ Libya (yang
disebarkan juga oleh media-media pro-jihad di Indonesia) bahwa Qaddafi
adalah thoghut, kafir, musuh Islam; dan membuktikan kebohongan gerakan
jihad mereka.

Saat konflik Libya baru meletus, data yang bisa saya dapat sangat sedikit,
karena terhambatnya arus informasi dari sana (tapi kemudian segalanya
menjadi jelas setelah ada jurnalis-jurnalis independen yang nekad masuk ke
sana dengan taruhan nyawa). Di awal, saya pakai data-data dari PBB, bahwa
HDI dan GDP Libya adalah tertinggi di Afrika (artinya, Libya adalah negara
yang sangat-sangat makmur). Kesaksian beberapa orang yang pernah di Libya
juga menambah keyakinan saya bahwa data ini sama sekali tidak cocok dengan
skenario ‘gelombang demokratisasi’. Terlepas dari keburukan alm. Qaddafi
(yang digambarkan media massa Barat, jadi saya tidak tahu pasti
benar-tidaknya, Antum yang lebih kenal alm. Qaddafi, Ustadz), fakta tak
terbantahkan adalah beliau menggunakan kekayaan alam untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

Bila seluruh rakyat diberi gratis rumah, mobil, kesehatan, sekolah,
berpendapatan US$ 14.600 per kapita, untuk apa lagi mereka menuntut Qaddafi
mundur? Bahwa ada kelompok oposisi yang sakit hati dan ingin merebut
kekuasaan, itu wajar saja. Tapi isu bahwa SELURUH rakyat Libya menghendaki
demokrasi (atau berjihad melawan Qaddafi yang ‘kafir’), bahkan mengundang
bantuan NATO, jelas omong kosong. Berita foto dan video yang dikirim
jurnalis independen, misalnya Nazemroaya dari Kanada, justru menunjukkan demo
luar biasa besar di Tripoli
<https://dinasulaeman.wordpress.com/2011/07/17/rakyat-libya-menolak-nato-kok/>,
menolak NATO. Tapi tak ada media mainstream yang mau memberitakan kebenaran
ini.
[image: Demo pro-Qaddafi dan anti NATO di Libya]
<https://dinasulaeman.files.wordpress.com/2011/07/libya.jpg>

DEMO PRO-QADDAFI DAN ANTI NATO DI LIBYA (FOTO:GLOBALRESEARCH.CA
<http://globalresearch.ca/>)

Setelah NATO membombardir Libya pada Maret 2011 (dan yang hancur sebagian
besar justru infrastruktur dan bangunan sipil), proyek rekonstruksi dan
eksplorasi minyak, jatuh ke tangan negara-negara Barat. Bahkan, setelah
Barat membekukan dana Libya di bank-bank luar negeri (dan tidak
mengembalikannya ke rakyat Libya), Barat pula yang menawarkan hutang kepada
pemerintah baru Libya, untuk biaya membangun kembali Libya yang sudah
hancur lebur dibom NATO.

Sebagai orang yang sangat erat berhubungan dengan Libya, Antum pasti
sepakat dengan saya, bahwa alm. Presiden Qaddafi dan sebagian besar rakyat
Libya telah dizalimi oleh NATO.

*Poin pentingnya* adalah: NATO tidak punya legitimasi untuk mengirim
pasukan ke Libya, kalau tidak ada persetujuan PBB. Dan mengapa PBB
menyetujui? Salah satu alasannya, karena ada segelintir orang Libya yang
berteriak-teriak meminta bantuan internasional karena mengaku telah terjadi
PEMBUNUHAN MASSAL di Libya oleh Qaddafi.

Siapa segelintir orang Libya itu, Ustadz? Antum pasti tahu, mereka adalah
kelompok yang menyebut diri sedang berjihad. *Mereka adalah Al-Qaida Libya*.

Cerita selanjutnya, inilah yang tidak banyak diketahui orang. Pasukan Al
Qaida Libya kemudian datang ke Suriah, untuk melatih orang-orang lokal
Suriah (dan milisi yang berdatangan dari Irak), agar mereka melakukan
skenario yang sama dengan Libya. Ini sama sekali bukan teori konspirasi.
Datanya valid berdasarkan standar akademis, saya menuliskannya di buku saya
Prahara Suriah. Saya sebut salah satu nama, Mahdi al-Harati, tokoh jihad
Libya yang kemudian melatih milisi Liwaa al-Tauhid di Suriah.
[image: Mahdi Al Harati melatih milisi Suriah (foto: cnn.com)]
<https://dinasulaeman.files.wordpress.com/2015/02/harati-syria.jpg>

MAHDI AL HARATI MELATIH MILISI SURIAH (FOTO:NEWSRECUE.COM
<http://newsrecue.com/>)

Ketika Bashar Assad tidak berhasil digulingkan dengan ‘demonstrasi damai’
ala Kairo, pasukan militan yang dilatih milisi Libya pun angkat senjata.
Isu yang dipakai sontak berubah. Bila tadinya *‘demokrasi’*, kini *‘khilafah
Islam’*.

Dalam 2-3 kasus pembunuhan massal di suatu wilayah yang dituduhkan kepada
Assad (saya sebut ‘dituduhkan’ karena kemudian hasil penyelidikan PBB
menunjukkan aksi-aksi sadis itu bukan dilakukan tentara Assad), para milisi
inilah yang berteriak mengundang Humanitarian Intervention (agar NATO juga
menyerbu Suriah). Tapi selalu gagal. *Pertama* karena investigasi PBB kali
ini lebih hati-hati (tidak seperti kasus Libya, PBB telah melakukan
pelanggaran prosedur yang sangat serius – ini sudah diteliti dalam disertasi
seorang doktor
<https://dinasulaeman.wordpress.com/2013/09/29/disertasi-tentang-hipokritas-humanitarian-intervention/>Hubungan
Internasional Unpad).

*Kedua,* karena opini publik internasional kini lebih waspada. Mereka sudah
melihat hasil akhir serangan NATO di Libya. Jadi, mereka tidak lagi mau
tertipu skenario yang sama. Tak heran bila banyak demo-demo di negara Barat
yang menyeru agar AS dan NATO tidak serang Suriah.

*Dan ketiga*, adanya veto dari China dan Rusia. Sebabnya, mereka tidak mau
rugi dua kali. Di Libya, mereka kehilangan kesempatan untuk mengeruk sumber
daya alam karena sudah dikuasai Barat. Baik Libya maupun Suriah, adalah
negara kaya minyak dan gas. Negara-negara NATO tidak akan mau meluncurkan
perang (yang memakan biaya milyaran dollar), bila tidak ada prospek
rampasan perang yang jauh berlipat ganda, yaitu minyak dan gas.

Dari kacamata geopolitik seperti ini, sebenarnya konflik Suriah dan Libya
itu sangat mudah dipahami. Tidak lebih dari desain negara-negara kaya untuk
menggulingkan rezim yang ‘keras kepala’ dan ‘tidak bisa diatur’, lalu
menggantikannya dengan pemerintah boneka yang dengan mudah memberikan
konsesi migas kepada Barat.

Tetapi, di sebagian kalangan kaum muslimin, peta yang terang-benderang ini
tidak terbaca. Dan efek perang nun jauh di sana, merembet hingga ke
Indonesia Mengapa? Karena mereka dibutakan oleh isu sektarian: *Qaddafi itu
thogut dan kafir,* *Assad itu Syiah, membantai Sunni; Syiah itu kafir dan
sesat; Lihat bagaimana Suriah hancur karena Syiah, karena itu umat Islam di
Indonesia harus berjihad melawan Syiah.*

Narasi seperti ini begitu masif disebarluaskan, demi kelanjutan Perang
Suriah. Ketika milisi-milisi jihad tidak berhasil mengalahkan tentara
nasional, narasi ini dimanfaatkan untuk menggalang dana dan pasukan
‘mujahidin’ dari berbagai penjuru negara, termasuk Indonesia. Sejak awal
perang pun, ada ribuan pasukan asing yang terlibat, di antaranya milisi
Libya dan Irak. Jadi sejak awal, perang Suriah tidak bisa lagi disebut
perang antara oposisi melawan rezim; karena yang bergabung dalam oposisi,
sebagian besar justru pasukan asing.

*Siapakah yang jadi korban terbesar, Ustadz?*

*Tak lain, kaum Ahlussunnah atau 74% rakyat Suriah*. Jumlah penganut Syiah
di Suriah hanya 16%, sisanya Kristen, Druze, Yahudi. Dengan komposisi
demografi seperti itu, sulit untuk menyebut Syiah menindas Sunni. Dengan
cara apa? Dasar negara Suriah pun, tercantum di UUD-nya adalah nasionalis
Arab-sosialis. Militer Suriah dan menteri di Kabinet Assad, sebagian besar
diisi oleh Ahlussunnah. Jihadis ISIS sekarang tidak lagi sekedar menyasar
Syiah, tapi juga Sunni, Kristen, Druze, atau sesama mujahidin tapi beda
‘aliran’. Bahwa sekarang Iran dan Hizbullah (yang kebetulan Syiah) ikut
terjun ke Perang Suriah melawan ISIS, sangat layak dianalisis dari sisi
geopolitik (jadi, tidak dianalisis dari kacamata kebencian mazhab). Yaitu,
demi menghalangi gerakan ISIS agar tidak meluas ke Beirut dan Teheran.
[image: salah satu pembantaian yang dilakukan ISIS]
<https://dinasulaeman.files.wordpress.com/2014/06/notorious-isis-3.jpg>

SALAH SATU PEMBANTAIAN YANG DILAKUKAN ISIS

*Ustadz Arifin yang saya hormati,*

Atas semua kejadian di Libya dan Suriah itu, saya menjadi sangat khawatir
dan sedih saat membaca pernyataan Antum menyerukan jihad melawan Syiah
<http://geotimes.co.id/kebijakan/hukum/14914-ini-suasana-pertemuan-setelah-insiden-pencopotan-spanduk-anti-syiah.html>.
Tak mungkin ustadz semulia Antum yang gencar menyebarkan zikir, ingin
negeri ini juga hancur lebur seperti Libya dan Suriah. Saat konflik Suriah,
banyak ustadz (tapi kebanyakan tinggal di di luar Suriah) yang menyerukan
jihad melawan Syiah. Gejala ini juga muncul di Indonesia. Akhir-akhir ini,
betapa maraknya majlis-majlis, spanduk, dan buku anti Syiah di  berbagai
penjuru negeri ini. Sangat jelas tujuan gerakan ini, yaitu ingin
mengeskalasi kebencian publik terhadap Syiah. Proyek anti-Syiah semasif
ini, pasti butuh dana sangat besar. Siapakah donaturnya? Antum pasti tahu
Ustadz, saya saja tahu siapa.

Lalu, pada 12 Februari 2015
<http://geotimes.co.id/kebijakan/hukum/14914-ini-suasana-pertemuan-setelah-insiden-pencopotan-spanduk-anti-syiah.html>,
gong pun sudah Antum bunyikan: *mari kita jihad melawan Syiah!*

Saya mohon, Ustadz, cobalah Antum melihat lagi peta geopolitiknya. Dalam
konflik di Libya dan Suriah, ada ulama-ulama yang bertanggung jawab: mereka
mengkafirkan Qaddafi, mengkafirkan Assad, lalu menyerukan jihad. Dan yang
turun ke lapangan untuk bertempur adalah muslimin yang merasa sedang
berjihad melawan sesama muslim (tapi dituduh kafir). Lalu, setelah kaum
muslimin saling gontok-gontokan, yang datang mengeruk kekayaan alam adalah
korporasi-korporasi transnasional. Tidakkah ini puncak keabsurdan?

Antum adalah ulama, Ustadz. Antum juga seorang ayah. Dan saya adalah
seorang ibu rumah tangga. Saya mohon, Antum sejenak membayangkan bila
anak-anak kita harus sengsara dan menjadi pengungsi, seperti jutaan
anak-anak Suriah (dan Libya) hari ini. Dan ini pun dalam skala kecil sudah
terjadi, Ustadz. Ada 300-an orang Syiah, warga Desa Karang Gayam, Kecamatan
Omben, Kabupaten Sampang, Madura, yang sejak 2012 hidup di pengungsian
hingga hari ini, setelah sebelumnya rumah dan ternak mereka dibakar massa.
Tidakkah kasih sayang zikir yang Antum lantunkan, melingkupi mereka, Ustadz?

Ustadz, kenanglah lagi betapa alm. Qaddafi yang Antum cintai telah
dihancurkan melalui skenario seperti ini.



Wassalamualaikum ww.

Bandung, 16/2/2015,

Dina Y. Sulaeman

https://dinasulaeman.wordpress.com/2015/02/16/surat-terbuka-untuk-ustadz-arifin-ilham/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke