Bung Akmal, izin share ya ? SB. Sent from my iPad
> On 12 Mar 2015, at 10.11, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> wrote: > > http://news.detik.com/read/2015/03/12/081926/2856405/10/jembatan-kawat-di-kampung-jk-warga-lama-rusak-tak-digubris-pemerintah > > Pada 12 Maret 2015 08.24, Muchwardi Muchtar <muchwa...@rantaunet.org> menulis: >> Opini KoranTempo, Kamis, 12 Maret 2015 >> Memahami JK >> >> Putu Setia, >> Tak terlalu sulit memahami Jusuf Kalla (JK) selama ini. Dia orang yang >> terbuka, omongannya jelas dan lancar. Bahasa tubuhnya pun apa adanya, tidak >> mematut-matutkan diri agar kelihatan lebih anggun. Dia seperti acuh dengan >> pencitraan diri, baik lewat tutur kata maupun lewat gerak tangan. Lebih >> cepat lebih baik adalah moto yang memang pas buat tokoh ini. >> >> Barangkali hanya suratan garis tangan yang membuat JK tak berada di posisi >> orang nomor satu di negeri ini. Ia hanya mampu-sampai hari ini-sampai ke >> posisi orang nomor dua di republik. Tapi uniknya, ia orang nomor dua dalam >> dua periode yang berbeda. Ia tercatat sebagai wakil presiden yang >> menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden penggantinya untuk kemudian >> menerima kembali jabatan wakil presiden itu. Kalau JK mau "sedikit nyinyir" >> sudah pasti pengusaha jamu Jaya Suprana dengan senang hati memberikan Piagam >> MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). >> >> Tapi kini, tiba-tiba JK sulit dipahami kalau kita melihatnya dari sisi orang >> nomor dua, bukan sebagai pribadi yang bebas merdeka. Saat Presiden Joko >> Widodo meminta dengan sangat agar kepolisian menghentikan upaya >> kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), JK tampil dengan >> mengatakan bahwa kriminalisasi itu sama sekali tidak ada. Saat kepolisian >> membangkang dan terus melanjutkan "gerakan kriminalisasi" dan sejumlah tokoh >> meminta Jokowi lebih tegas lagi, JK malah mengatakan bahwa apa yang >> dilakukan kepolisian itu ada dalam koridor hukum. Bahkan JK menyebutkan >> Denny Indrayana, Bambang Widjojanto, dan Yunus Husein tak sportif, karena >> melapor ke Istana terkait dengan kasus yang menimpa mereka. JK meminta >> mereka mau menjalani proses pemeriksaan di kepolisian. >> >> Kita dengan mudah bisa memahami JK jika dia hanya menjabat Ketua Palang >> Merah Indonesia, atau sebut saja JK masih menjabat Ketua Umum Partai >> Golkar-entah Golkar versi mana. Tapi kita sulit memahami JK, jika kita >> melihatnya sebagai orang nomor dua yang harus membantu orang nomor satu di >> republik ini. Presiden Jokowi, orang nomor satu itu, ketika didesak agar >> lebih tegas menegur kepolisian karena masih membandel dalam kriminalisasi, >> sempat berwajah tegang sambil menyebutkan, tak akan mengulangi permintaan >> itu. "Tidak akan diulang-ulang, sudah cukup," kata Jokowi. Ini sesungguhnya >> adalah "cetusan kemarahan" dalam budaya wong Solo. Orang-orang tua dalam >> budaya Jawa jika menasihati anaknya yang sudah menginjak dewasa, cukup >> sekali. "Orang sudah dewasa kalau kita nasihati berkali-kali, dianggap >> cerewet dan malah tak digubris," begitulah alasannya. >> >> Artinya, Jokowi memang sudah serius meminta agar kepolisian, yang dalam >> struktur pemerintahan berada di bawah presiden, menghentikan kriminalisasi >> itu. Artinya lagi, Presiden Jokowi percaya kriminalisasi itu ada, >> sebagaimana yang diyakini banyak orang. Belakangan, kriminalisasi itu bukan >> saja terbatas pada KPK, malah merembet ke para "sahabat KPK". >> >> JK seharusnya membantu Jokowi agar persoalan ini tak berlarut-larut, bukan >> terjebak pada argumentasi normatif kepolisian. Yang perlu dipahami lagi >> tentu saja sejarah berdirinya KPK yang lahir karena institusi kejaksaan dan >> kepolisian dianggap tak mampu memberantas korupsi. Jadi, KPK yang lebih kuat >> daripada kedua institusi itu adalah keharusan, bukan yang kuat ini malah >> dibiarkan diobok-obok oleh yang lebih lemah. >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain >> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim >> email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. >> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti > subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim > email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.