Mendengar hal ini Lastri menjadi senang dan bahagia sekali, tidak pernah dia membayangkan bahwa Kahar akan memilih anaknya menjadi murid. Tadi saja dia sudah kuatir anaknya akan menjadi murid dari yang lain walau dia senang juga anaknya didik oleh orang hebat tapi kalau boleh jujur dia lebih memilih Kahar untuk menjadi gurunya. Segera dia menyetujui hal ini, dalam hati dia bahagia sekali, merasa jodohnya dengan Kahar diberikan kesempatan kedua oleh Yang Maha Kuasa. Seperti orang mabuk dia tersenyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana mereka menjadi suami isteri nantinya. Dia tidak sadar bahwa ada yang memperhatikan dirinya yang sedang bahagia itu, mata jeli nan indah sudah memandang wajah temannya sejak mendengar Kahar menjadi guru anaknya jadi dia tahu perubahan yang terjadi di mata dan wajah temannya itu. Hatinya berdesir melihat semua ini, walaupun dia merasa Kahar hanya memperhatikan dirinya tapi dia tidak pernah tahu bagaimana kelanjutannya nanti seperti dulu siapa sangka akhirnya mereka berpisah juga.
Lastri seorang wanita yang ceria, periang dan mudah bergaul dengan siapa saja seperti Rohaya, wanita yang pernah sangat dekat dengan Kahar dulu, sedangkan dia seorang gadis pemalu dan pendiam, tidak pandai mengambil hati seorang laki-lakipun. Akankah tali asmara mereka yang terjalin dulu akan bisa menyambung kembali, atau malah semakin menjauhkan mereka? Siti tidak mau memikirkan lebih lanjut, dia hanya berpikir kalau memang nanti Kahar lebih bahagia bersama Lastri, dia akan merelakannya, karena bagi dia mencintai itu artinya tidak harus saling memiliki, yang terpenting ingin melihat orang yang dicintai bahagia selalu. Hal ini pernah dilakukannya dulu ketika Kahar lebih memilih Rohaya daripada dirinya, walaupun dia sangat terluka, tapi tidak pernah di wajahnya tampil kesedihan, selalu tersenyum melihat Kahar dan Rohaya saling bermesraan di depan matanya seolah-olah hal itu tidak melukai hatinya. Kahar sempat melihat perubahan di mata Siti, dia melihat sekilas ada sinar kesedihan yang memancar dari mata yang indah itu, tapi belum sempat dia memastikannya sinar itu sudah lenyap berganti dengan sinar yang lembut dan penuh kasih karena Siti melihat Aswin datang mendekatinya. Ingin sekali Kahar juga menerima tatapan seperti itu, selama beberapa hari ini sinar mata Siti memang lembut menatapnya tapi hanya sebatas itu saja tidak seperti tatapan dia kepada Aswin, sinar matanya memancar dengan penuh kasih yang mendalam bahkan cendrung seperti memuja bocah nakal itu. Dia bertekat dalam hati dalam beberapa hari ini dia akan melakukan pendekatan kembali pada Siti, apapun resiko akan ditempuh seumpama harus berlutut memohon maaf dari Siti akan dilakukannya, dia sudah tidak mau melakukan kesalahan seperti dulu yang berakhir dengan kepahitan, dia kehilangan wanita yang paling dicintainya. Kini sekian tahun telah berlalu, dia tidak akan mengulang lagi kesalahan dan kebodohan yang sama, bagaimanapun caranya, dia akan berusaha menjadikan Siti miliknya dan tidak akan dia lepaskan lagi. Sementara Kahar sibuk dengan gejolak hatinya, Bumi kembali melanjutkan pembicaraannya,"Dan Karim, aku telah memutuskan untuk menjadikan dia murid utamaku bersama puteraku." Orang tua Karim kelihatan gembira tapi kalau menuruti hati, mereka lebih ingin Karim menjadi murid Basri karena bisa diajarkan ilmu dagang juga, siapa tahu nanti Karim bisa melanjutkan usaha mereka lebih baik lagi. "Dan terakhir untuk Saiful telah dipilih oleh Basri menjadi muridnya. Bagaimana dengan kalian, bapak dan ibu Saiful?" Tanya Bumi sambil menatap kedua orang itu. "Kami terserah anaknya saja, jika dia mau kami tidak bisa melarangnya," kata ibu Saiful dengan acuh tak acuh, karena dia sudah tidak tahan lama-lama dipandangi dengan tatapan yang dingin dari semua tamu wali nagari. "Saya lihat semuanya sudah memahami maksud hati teman-temanku ini, dan aku senang kalian bisa menerima mereka akan menjadi guru anak-anak kalian. Tapi ada sedikit hal yang perlu didiskusikan dengan kalian terutama dengan orang tua Saiful dan Mamak Burhan. Seperti yang kalian ketahui Masnan dan Basri punya kesibukan dan keluarga yang tidak berada di sini. Mereka merencanakan akan pulang dalam waktu dekat ini, ini artinya mereka juga akan mengajak murid-murid mereka ke tempat tinggal mereka. Sedangkan Kahar karena dia seorang bujangan dan suka berkelana untuk sementara waktu akan tinggal di rumahku sampai dia mulai ingin berkelana lagi." Begitu mendengar hal ini langsung Mamak Burhan menyatakan ketidaksetujuannya, karena dia merasa bertanggung jawab kepada kemenakannya ini, kalau Burhan jauh dari sisinya dia tidak bisa lagi memantau perkembangan Burhan. Lastri senang mendengar Kahar akan menetap di sini, dia melihat kesempatan dia terbuka lebar untuk mendekati Kahar, sedangkan Kahar yang mendengar perkataan Bumi, kaget sekaligus senang karena secara tidak langsung Bumi mau mengatakan bahwa Kahar boleh tinggal di rumahnya sementara waktu, dia tidak akan membuang kesempatan emas ini secara percuma, jadi dia tidak komentar apa-apa mengenai hal ini. Yang paling terkejut sebenarnya adalah Siti, hatinya berdetak cepat membayangkan dia akan serumah dengan orang yang dicintainya itu. Entah apa yang akan terjadi dengan hubungan ketiga orang ini, kita lihat saja perkembangannya. Bapak Saiful juga tadinya hendak protes tapi belum sempat dia buka suara, terdengar bisikan di telinganya,"Jika kau tidak setuju anakmu pergi, maka aku akan membuat kau menyesal telah pernah muncul di hadapanku. Tapi kalau kau setuju aku akan memberikan sejumlah uang emas untuk kau gunakan membeli rumah dan peralatan rumah yang lebih baik dari sekarang serta bisa kau gunakan untuk usaha." Segera dia menoleh ke arah Basri, dia menjadi bingung karena dia tidak melihat Basri buka mulut untuk bicara padanya bahkan terlihat sedang berusaha ajak bicara anaknya dan sepertinya yang lain tidak mendengarkan apa yang dibisikan ke telinganya. Dia melihat anaknya diam menatap Basri tapi dia tidak melihat sinar takut di mata anaknya seperti jika anaknya menatap dia dan isterinya. Dia tahu sebenarnya isterinya juga suka menyiksa anak mereka, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa karena takut sang isteri akan meninggalkannya. Akhirnya karena memedam semua perasaan yang melukai hatinya membuat dia suka mabuk-mabukan sesudahnya melampiaskan semua luka hatinya pada orang di sekitarnya termasuk anaknya. Kini dia merasa mendapat jalan menyingkirkan anak yang dibenci isterinya itu sekaligus dia mendapat uang banyak sehingga dia berharap isterinya menjadi lebih baik padanya dia. Dia berencana akan meminta uang sebanyak-banyaknya pada saudagar kaya itu dan pergi dari sini untuk tinggal di pusat kerajaan, dia tidak memperdulikan anaknya karena dia yakin saudagar itu akan bisa menjaga anaknya lebih baik lagi dan siapa tahu kalau anaknya besar nanti bisa jadi kaya raya serta memberi dia kelimpahan pada saat tuanya. Pikiran-pikiran egois ini bermain di benaknya, dan semakin memantapkannya untuk membiarkan anaknya ikut saudagar ini kalau perlu tidak usah kembali lagi. Bersambung.... --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---