Surat terbuka kepada Presiden Jokowi

BY Nomy Nozwir

Nomy Nozwir merupakan seorang bekas wartawan yang kini menjadi penulis
novel alternatif dengan nama Nami Cob Nobbler. Beliau berkicau di
@comradenami.

Published: 24 October 2015

Ke hadapan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau nama glamornya
Jokowi. Saya ingin memberitahu kepada anda jerebu kali ini terlalu teruk
dan ramai yang mengalami kesakitan di saluran pernafasan, pada paru-paru
dan ramai yang sakit hati.

Jerebu kali ini disebabkan kebakaran besar yang gagal dikawal di wilayah
negara anda di Sumatera dan Kalimantan.

Sering kali apabila jerebu yang sudah banyak kali berlaku di Asia Tenggara
ini, negara anda menyalahkan para cukong di negara ini dan Singapura kerana
syarikat ini yang membuka ladang dan membakar hutan di negara anda sehingga
menjadi jerebu sebegini.

Wakil presiden (timbalan presiden) anda Jusof Kalla juga berkata, selama
ini negara anda memberi oksigen, apa salahnya jerebu dalam masa singkat ini.

Singkat sungguh akal pemikiran wakil presiden anda.

Hari ini saya menulis surat ini melangkaui sempadan negara, melangkaui
nasionalisme dan melangkaui segala permasalahan politik.

Hari ini saya menulis sebagai seorang yang daripada spesis Homo Sapiens,
sebagai seorang manusia.

Kanak-kanak, sama ada dari Malaysia, Singapura atau Indonesia menderita
kerana sakit jerebu ini.

Orang tua, orang yang mengalami sakit lelah juga begitu.

Kalian kata yang melakukan pembakaran terbuka ini adalah syarikat dari
negara kami, maka hukum saja mereka.

Jika saya, warga Malaysia, melanggar peraturan di Indonesia maka saya wajib
dihukum, bukan?

Jadi, kenapa tidak dihukum saja cukong-cukong, tauke-tauke kapitalis ini?

Sebab dia cukong? Sebab dia tauke? Sebab mungkin pelaburan dia di negara
anda jauh lebih penting daripada jutaan rakyat yang menderita akibat jerebu
ini?

Kalau begitulah, baik tuan, atau perdana menteri di negara ini, yang tidak
pernah ambil tahu tentang penderitaan rakyat, bersama-sama cukong, tauke
dan pemodal kapitalis yang kalian cintai, keluar dari planet ini, kerana
bumi tidak perlukan orang seperti kalian.

Bumi ini hancur dan rosak kerana sifat tamak para pemodal ini, dan kalian
selaku ketua negara, tidak ambil peduli dan kisah tentang kami.

Setiap kali pemilu kami ditipu, setiap kali bencana kami yang sengsara. –
24 Oktober, 2015.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke