Saya teruskan posting dari milis "theAtjehofficer",tentang modus operandi 
Gafatar dalam merekrut anggota barunya.
Wassalam,Jacky 
Mardono.__________________________________________________________________________________________________________
 Info Dari Group sebelah

INFO.......                                                         Hati2 bagi 
siapapun yang mempunyai anak-sedang kuliah dan kost di Jogja 

Bisa2 anak anda menjadi target perekrutan anggota aliran Gafatar . 

Anak perempuan saya hampir menjadi korban organisasi sesat ini 

Kata anak saya , modusnya diajak sesama teman utk pengajian 
- tetapi ajakan ini seperti ada unsur setengah paksaan . 

berkali kali anak saya menjawab tidak mau , krn sibuk dg tugas2 kuliah . 
tetapi berkali kali pula 'ajakan' itu terus dilakukan tanpa henti . 

karena merasa 'risih' , sekali tempo anak saya menuruti ajakan pengajian itu 
.Apa yang terjadi ? 
- banyak sekali keanehan2 yg terjadi dalam 'pengajian' itu . 

Anak saya bilang , peristiwa dalam 'pengajian' itu lbh tepat kalau dikatakan 
sbg-indoktrinasi dan pemahaman2 dasar aliran itu . 
- dan yang membuat anak saya msh dapat berfikir normal , adalah menolak saat 
disuruh minum 'cairan' dalam jamuan 'pengajian' itu , 

Mungkin 'minuman' itu yg membuat sebagian calon anggota yg direkrut 'gagal 
pulang' , dan berhasil 'dicuci otaknya' , shg dengan 'sukarela' menjadi anggota 
sekte Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara). 

Dan selanjutnya dgn kesadaran sendiri rela berpisah dari keluarganya dirumah . 

Inilah yg kemudian dikatakan sbg 'orang hilang' . 
- padahal , hilangnya itu - krn kesadaran sendiri , yg memang sdh tidak mau 
berhubungan dg keluarganya . 

Sungguh mengerikan .. ' 

Masih beruntung anak saya menolak minuman itu , dg alasan sdg berpuasa .  
dan dengan keberanian yg dipaksakan , anak saya pura2 ijin kencing ke belakang 
, lalu melarikan diri dan kabur .. ' 

Alhamdulillah anak saya selamat .. ' 

Semoga pengalaman ini akan membuat pemirsa lbh waspada dg putra putrinya yg sdg 
menuntut ilmu di Jogja 
.Wassalam__________________________________________________________________________________________

 From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
Sent: Tuesday, 12 January 2016, 15:07
 Subject: Waspada Tergadap "Gafatar" !
   
Saya teruskan posting dari ananda Dadik dari milis "theAtjehofficer",
yang intinya agar kita mewaspadai adanya "aliran sesat",yang menamakan dirinya 
Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).Sasaran Gafatar adalah mereka-mereka,yang 
pemahamannya terhadap agama, sangat lemah.Untuk menghadapi Gafatar,perlu kerja 
sama yang erat antara aparat keamanan,dengan tokoh2 masyarakat.
Kutipan pandangan Kapolda DIY :​Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto 
mengatakan bahwa ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) telah dilarang. 
Sedangkan soal doktrinnya, polisi masih terus mendalami.
Demikian untuk menjadikan maklum.
Wassalam,Jacky Mardono (82)      From: "DA 171 CK DB 90 dadikjs.d...@gmail.com 
[theAtjehofficer]" <theatjehoffi...@yahoogroups.com>
 To: "rb_po...@googlegroups.com" <rb_po...@googlegroups.com>; Aceh Milist 
<theatjehoffi...@yahoogroups.com> 
 Sent: Tuesday, 12 January 2016, 11:45
 Subject: [atjeh.officer] Ini Fakta-fakta di Balik Aksi Terselubung Gafatar
  
    Jakarta - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menjadi sorotan menyusul 
hilangnya beberapa orang secara mendadak. Aktivitas organisasi ini akhirnya 
terungkap.

Sekilas tentang Gafatar, berdasarkan website Gafatar, organisasi ini disebut 
dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Ketum Gafatar 
dijabat oleh Mahful Tumanurung. Organisasi ini memiliki jumlah kepengurusan 
berkembang hingga 34 DPD.

Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, 
Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan 
kerap bertindak amoral. Program kerja Gafatar di antaranya ketahanan dan 
kemandirian pangan. Gafatar bukan organisasi keagamaan.

Sepak terjang Gafatar terungkap menyusul ditemukannya dr Rica dan bayinya 
Zafran Alif Wicaksono yang menghilang selama 2 minggu. Kapolda DIY Brigjen 
Erwin Triwanto menduga kepergian berkaitan dengan organisasi Gafatar.

Fakta-fakta tentang Gafatar semakin terungkap. Majelis Ulama Indonesia (MUI) 
menyebut organisasi itu terindikasi pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu 
dipimpin AhmadMusadeq. Gerakan ini menyasar orang-orang berpendidikan tinggi.

Gafatar ternyata pernah mendaftarkan diri sebagai Ormas, namun ditolak 
Kemendagri dengan pertimbangan diidentifikasikan terkait dengan gerakan NII. 

Fakta lainnya, Gafatar diduga merupakan gerakan sosial terselubung dan aliran 
semacam ini tidak menutup kemungkinan akan mengarah ke pada tindakan yang 
bersifat extrimis. 

Dengan berkembangnya fakta-fakta itu, hingga kini belum ada keterangan resmi 
dari Gafatar terkait isu-isu yang beredar. 

Berikut fakta-fakta itu:
​Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memperhatikan pola gerakan Gafatar menyebut 
bahwa organisasi itu terindikasi pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu 
dipimpin Ahmad Musadeq.
"Gafatar ini metamorfosis dari beberapa aliran. Ini yang sedang kita kaji. 
Salah satunya di beberapa daerah dia terindikasi sebagai pecahan Al Qiyadah Al 
Islamiyah," kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil 
Nafis saat berbincang, Selasa (12/1/2016).

Menurut Cholil, pola gerakan Gafatar di tiap daerah berbeda-beda. Namun, yang 
paling kentara memang gerakan ini mirip dengan gerakan yang pernah dibawa Ahmad 
Musadeq. "Ada sebagian di Aceh itu memang jelas pecahannya Al Qiyadah Al 
Islamiah Ahmad Musadeq. Ada juga pecahan Dien Abraham," jelas Cholil.

Untuk itu, MUI saat ini sedang melakukan pengkajian mendalam terkait organisasi 
ini. Apalagi belakangan marak adanya laporan orang hilang secara misterius dan 
diduga kuat bergabung dengan Gafatar.

"Ini kami sedang mendalami dan meneliti secara komprehensif. Nanti setelah ada 
kesimpulan dari hasil penelitian, akan kami sampaikan dengan terbuka soal 
Gafatar ini," tegas Cholil.

Sebagaimana diketahui, paham Al Qiyadah Al Islamiah pernah ramai 
diperbincangkan beberapa tahun yang lalu saat muncul orang bernama Ahmad 
Musadeq yang mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad. Musadeq saat itu 
merekrut banyak orang dan mengajarkan ajaran yang dianggap menyimpang, termasuk 
dalam tata cara beribadah. Al Qiyadah Al Islamiah dinyatakan organisasi 
terlarang dan akhirnya dibubarkan.
Pola perekrutan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah terbaca Majelis Ulama 
Indonesia (MUI). Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil 
Nafis mengatakan bahwa Gafatar menyasar orang-orang berpendidikan tinggi yang 
tertarik dengan agama tapi tidak mempunyai dasar pengetahuan yang mencukupi.

"Gerakan-gerakan semacam ini kan sasarannya para kaum-kaum eksekutif yang 
tertarik belajar agama, tapi mereka tidak mempunyai dasar pengetahuan yang 
cukup," kata Cholil, Selasa (12/1/2016).

Gafatar akan sangat berkembang di daerah-daerah dengan jumlah kaum muda 
terpelajar yang tinggi namun dengan pengetahuan agama rendah. Para kaum muda 
terpelajar namun tidak memiliki dasar pengetahuan kuat ini lah yang akan 
menjadi sasaran empuk gerakan-gerakan semacam Gafatar.

"Kenapa si orang tertarik? Karena ada semangat belajar agama tapi dasar ilmu 
mereka tidak memadai," jelas Cholil.

"Belajar agama itu kan berjenjang, kualitas gurunya juga harus dilihat. Tapi 
ini memahami agamanya secara imajinasi sesuai kualitas pemikiran mereka," 
tegasnya.

Cholil mengakui Gafatar sudah tersebar di beberapa daerah. Namun, pola gerakan 
di setiap daerah berbeda-beda.

"Ini sudah antar daerah, tidak cuma di Kalimantan, di tempat lain juga ada," 
tegasnya.
Gafatar pernah mendaftarkan diri ke Kemendagri sebagai organisasi 
kemasyarakatan. Namun, pihak Kemendagri menolak dengan alasan Gafatar terkait 
dengan Negara Islam Indonesia (NII).

"Memang Gafatar pernah mendaftar melalu surat no: 01/ Setjend/dpp/x/2011 
tanggal 2 November 2011 tapi ditolak karena pertimbangan diidentifikasikan 
terkait dengan gerakan NII," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum 
Kemendagri, Mayjen (purn) Soedarmo saat dikonfirmasi detikcom, Selasa 
(12/1/2016).

Soedarmo menjelaskan, berdasarkan saran dari berbagai kementerian dan lembaga, 
termasuk BIN, memang ada rekomendasi untuk menolak Gafatar dijadikan sebagai 
organisasi resmi  yang terdaftar. Oleh karena itu, hingga saat ini Gafatar 
merupakan organisasi ilegal.

"Dari laporan teman-teman di Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) daerah, 
ormas tersebut sudah pada dibubarin makanya beberapa kali ganti nama," jelasnya.

Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta 
Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya 
Indonesia. Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial 
ketahanan dan kemandirian pangan, seperti donor darah serta sumbangan anak 
yatim. Mereka pun memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan 
kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Namun baik website serta 
akun sosial media mereka terakhir kali aktif satu tahun yang lalu.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia menyebut bahwa gerakan Gafatar 
terindikasi sebagai pecahan Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Musadeq.

Gafatar tengah menjadi perbincangan menyusul dugaan keterkaitan dengan 
hilangnya beberapa orang secara misterius. Namun dari informasi yang diterima, 
organisasi sosial itu kini telah berganti nama lain menjadi 'Negara Karunia 
Semesta Alam' atau NKSA.

"Gafatar sekarang sudah ganti nama malah, jadi Negara Karunia Semesta Alam 
(NKSA)," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Mayjen (purn) 
Soedarmo, saat dihubungi detikcom, Selasa (12/1/2016).

Mantan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik BIN itu mengatakan perubahan nama 
tersebut mungkin untuk menghindari perhatian publik. "Ya mungkin ganti nama 
karena sudah jadi bahan pemberitaan, baru ganti nama juga," sambung Soedarmo.
Pengamat intelijen, Wawan Heri Purwanto, berpendapat Gafatar merupakan sebuah 
gerakan terselubung.

"Gerakan ini bukan hal yang baru terjadi, ini merupakan gerakan yang sudah ada 
sejak lama pecahan dari kelompok Ahmad Musadek, hanya istilahnya saja yang 
baru," kata Wawan saat dihubungi detikcom, Senin (11/1/2015).

Menurut Wawan, aliran organisasi semacam ini seperti gerakan-gerakan bayangan 
atau terselubung dengan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan untuk menutupi 
aktivitas sebenarnya.

"Kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah, santunan anak yatim, awalnya 
memang seperti kegiatan organisasi sosial. Tapi lama kelamaan jika mengikutinya 
akan terlihat agak sedikit menyimpanng seperti solat yang tidak wajib, dan 
paham lain banyak yang mulai bergeser," papar Wawan.

Wawan menambahkan, aliran semacam ini tidak menutup kemungkinan akan mengarah 
ke pada tindakan yang bersifat extrimis. "Gerakannya memang enggak langsung ke 
sana tapi seperti menggunakan penggiringan, dikarenakan adanya gerakan sosial 
untuk menghilangkan gerakan yang terselubung," tambah Wawan.

Selain itu, Wawan berpendapat salah satu pintu masuk aliran ini dengan cara 
mendekati orang-orang yang sedang bermasalah atau galau.

"Pola-pola perekrutannya dengan cara mendekati orang-orang yang sedang galau 
atau sedang bermasalah," kata Wawan.

Wawan tak menampik banyak kalangan terpelajar yang mungkin ikut direkrut untuk 
masuk Gafatar. Hal itu dimanfaatkan mereka sebagai cara untuk mengumpulkan 
donasi. "Ya banyak yang terpelajar, karena memeng mereka itu sudah discouting 
dulu. Mungkin disitu ada upaya mengumpulkan uang juga, golongan terpelajar kan 
juga memiliki uang, jadi ini salah satu cara untuk mendapatkan donasi," papar 
Wawan.

​Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto mengatakan bahwa ormas Gafatar (Gerakan 
Fajar Nusantara) telah dilarang. Sedangkan soal doktrinnya, polisi masih terus 
mendalami.
"Sudah dilarang MUI, sudah jelas. Tapi doktrinnya apa belum jelas," ujar Erwin 
dalam jumpa pers di Polda DIY, Ring Road Utara, Sleman, Senin (11/1/2016).

Erwin belum bisa menjelaskan doktrin apa yang disampaikan para perekrut. Sebab 
para perekrut yakni Eko dan Veni masih bungkam. Jika ditanya, keduanya malah 
menyampaikan hal-hal di luar kasus ini.

"Kita koordinasi dengan Kesbanglinmas. Organisasi sudah dibubarkan MUI," 
urainya.

Sedangkan saat ditanya wartawan soal perkembangan organisasi ini di DIY, 
Kapolda belum bisa menjelaskan dengan detail.

"Kita belum sampai pada siapa yang jadi pemimpinnya, pejabatnya siapa. Saya 
tidak akan banyak cerita di sini," kata Erwin.


http://news.detik.com/berita/3116141/ini-fakta-fakta-di-balik-aksi-terselubung-gafatar/


┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia 
ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, 
tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana 
diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa 
digunakannya” [HR at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la 
(no. 7434), dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam “as-Shahiihah” 
(no. 946) karena banyak jalurnya yang saling menguatkan.]

R. Dadik. J.S.Set RBP Lantai III Polda Aceh  __._,_.___     Posted by: DA 171 
CK DB 90 <dadikjs.d...@gmail.com>     
|  Reply via web post  | • |   Reply to sender   | • |   Reply to group   | • | 
 Start a New Topic  | • |  Messages in this topic (1)  |

  Visit Your Group    
    • Privacy • Unsubscribe • Terms of Use 
     .  
 __,_._,___#yiv0436844240 -- #yiv0436844240ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-mkp #yiv0436844240hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mkp #yiv0436844240ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mkp .yiv0436844240ad 
{padding:0 0;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mkp .yiv0436844240ad p 
{margin:0;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mkp .yiv0436844240ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-sponsor 
#yiv0436844240ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-sponsor #yiv0436844240ygrp-lc #yiv0436844240hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-sponsor #yiv0436844240ygrp-lc .yiv0436844240ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv0436844240 #yiv0436844240actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv0436844240
 #yiv0436844240activity span {font-weight:700;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv0436844240 #yiv0436844240activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv0436844240 #yiv0436844240activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv0436844240 #yiv0436844240activity span 
.yiv0436844240underline {text-decoration:underline;}#yiv0436844240 
.yiv0436844240attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv0436844240 .yiv0436844240attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv0436844240 .yiv0436844240attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv0436844240 .yiv0436844240attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv0436844240 .yiv0436844240attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv0436844240 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv0436844240 .yiv0436844240bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv0436844240 
.yiv0436844240bold a {text-decoration:none;}#yiv0436844240 dd.yiv0436844240last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0436844240 dd.yiv0436844240last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0436844240 
dd.yiv0436844240last p span.yiv0436844240yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv0436844240 div.yiv0436844240attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv0436844240 div.yiv0436844240attach-table 
{width:400px;}#yiv0436844240 div.yiv0436844240file-title a, #yiv0436844240 
div.yiv0436844240file-title a:active, #yiv0436844240 
div.yiv0436844240file-title a:hover, #yiv0436844240 div.yiv0436844240file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv0436844240 div.yiv0436844240photo-title a, 
#yiv0436844240 div.yiv0436844240photo-title a:active, #yiv0436844240 
div.yiv0436844240photo-title a:hover, #yiv0436844240 
div.yiv0436844240photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0436844240 
div#yiv0436844240ygrp-mlmsg #yiv0436844240ygrp-msg p a 
span.yiv0436844240yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv0436844240 
.yiv0436844240green {color:#628c2a;}#yiv0436844240 .yiv0436844240MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv0436844240 o {font-size:0;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240photos div {float:left;width:72px;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv0436844240
 #yiv0436844240reco-category {font-size:77%;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240reco-desc {font-size:77%;}#yiv0436844240 .yiv0436844240replbq 
{margin:4px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-mlmsg select, #yiv0436844240 input, #yiv0436844240 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-mlmsg pre, #yiv0436844240 code {font:115% 
monospace;}#yiv0436844240  #yiv0436844240ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-mlmsg #yiv0436844240logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-msg 
p#yiv0436844240attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-reco #yiv0436844240reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-sponsor 
#yiv0436844240ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-sponsor #yiv0436844240ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-sponsor #yiv0436844240ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv0436844240 #yiv0436844240ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv0436844240 
#yiv0436844240ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv0436844240 

   

   

  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke