Dicopas dari postingan akun Facebook bapak Sukardiman Abubakar:

Budaya Negatif Orang Indonesia Menurut Orang Jepang

Prof Nagano, staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University.

Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-negara Asia termasuk
Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang utarakannya sewaktu
membahas tentang Indonesia:

1. Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda-tunda padahal tujuannya program tersebut sebetulnya
baik.

2. Budaya Jam Karet
Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang
asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang
menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab :
Jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu
parahkah disiplin kita?

3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.

4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para petani,
pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap
padahal beliau sudah datang dengan work wear beserta sepatu boot. Pejabat
tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa?
Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah beliau
menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan memberikan
instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina-
bobokan oleh istilah Indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong, ada
pancasila, agamanya kuat, dan lain-lain. Dan itu hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri.

Ternyata negara kita hancur-hancuran, bahkan susah untuk recovery lagi,
mana sifat gotong royong yang membuat negara seperti Korea, bisa bangkit
kembali. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action. Kita terlalu
banyak diskusi, saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang percuma
tanpa action. Karena belum apa-apa sudah ramai duluan.

Note: Sukardiman Abubakar adalah perantau Pariaman tinggal di Bandung
pensiunan PT. Dirgantara Indonesia,

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke