Sanak IJP, Memang paralu bana di renung kan, reformasi nan alah bajalan ko asia no untuak sia???. Masih tarang dalam ingatan di akhir 97, salamo 98 dan 99 nan namo no pengamat, analis ampia tiok ari di TV dalam acara talk show ba adu santiang mangaluakan ide2 mereka tantang desentralisasi kekuasaan, otonomi daerah, privatisasi BUMN, globalisasi dan macam2 nan lain. Antah dek di bawah tekanan atau memang ado kepentingan (ado selentingan pengamat jo analis ko ado nan membiayai mereka mangecek untuak kepentingan tertentu) maka di jalan kan lah nan namono desentralisai, otonomi daerah, privatisasi BUMN jo globalisasi cako. > Desentralisai kekuasaan nan tajadi mampakuaik kedudukan DPR dan DPRD (partai) > terutamo di bidang anggaran, tajadilah pembagian kapling fraksi partai dalam > anggaran ko. Mungkin sanak2 awak nan ikuik tender di pemerintahan bisa > bacarito baa caro untuak dapek proyek kini ko, baa pembagian no dll. > Tajadilah korupsi berjamaah kecek urang kini. DPR jo DPRD mambuek aturan > untuak gaji, insentif nan menguntung kan kelompok mereka sendiri. Nan > eksekutif kini tingga manjalan kan sen aaa nan lah di amanatkan undang2 > product DPR cako. Apo sen product undang2 nan di buek labiah dulu kepentingan mereka nan di daulukan. Untuak masyarakat ....beko sen lah indak ka mangarati bagai mereka urusan iko ko. > Otonomi daerah jo pemilihan langsung kepala daerah na mamakan biaya indak > tangguang gadang no dan mambukak pulo peluang untuak jadi rajo2 ketek jo > tameng mereka adalah pilihan masyarakat. Hirarki pemerintah indak jalan lai. > Bupati jo Walikota jan kan ka Gubernur, ka mentri jo presiden sen lah indak > manuruk lai jo alasan partai no babedo. Pemerintah pusat jan kan ka di aragoi > urang lua nagari, ka Pemda sen lah ndak ado wibawa no lai. > Privatisasi BUMN, bara banyak usao strategis, Bank nan bajua murah ka urang > asiang. Di sektor Perbankan telekomunikasi telkom dan Indosat lah jadi punyo > urang Singapur jo Malaysia. Negara rugi tapi banyak nan maambiak keuntungan > dari transaksi ko. Paliang lucu kapatang ko suply BBM ka PLN nan biaso Pertamina balapeh kan pulo ka asing, Shelll nan dapek. > Nan paliang parah adolah Globalisasi jo Open market ko, tanpa mamikiakan > kesiapan masyarakat dan kesiapan pemerintah sendiri untuak mangontrol, sado > no babukakkan untuak urang lua. Pasa rakyat abih dilindeh CareFuor na dalam > operasi no jo caro menekan supplier barang2 sesuai kemauan mereka, lowongan > karajo sekian puluah persen di isi dek urang asiang. Sagalo macam barang > bebas masuak dari lua, produksi dalam nagari ciek2 lah mangguluang lapiak dek > indak talok bersaing. Awak bangga produsen kelapa sawit tapi nan punyo > ternyata urang Malaysia pulo. Negara2 maju sen indak nan bantuak wak ko bebas > no. Mereka ado proteksi no masiang2.
Bak kecek urang, zaman orde baru dulu kebocoran anggaran ko 30%, kini apo nan tajadi 30% nan bisa di manfaat kan nan 70% persen lai lah ilang antah kama. Lah tabaliak bana dunia dek reformasi ko, mako no kini banyak nan mangecek walau zaman orde baru ado korupsi tapi pembangunan lai jalan dan berkesinambungan jo ado no rencana jangka panjang. Jadi mungkin iko nan jadi pamikiran Pak Syamsul Arifin ko nan sabana no nan disampaikan ka sanak ambo IJP dek ampia indak ado hasil reformasi ko untuak masyarakat sacaro umum. He, he.... iko manuruik ambo nan macaliak no sacaro amatiran sen. Wasalam Tan Ameh (49+) ----- Original Message ----- From: Indra Jaya Piliang To: RantauNet@googlegroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 13, 2008 7:08 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Bunga Berbunga 'Kaum Reformis' Kolom ini saya tulis di Bandara Polonia, Sabtu kemaren, sembari menunggu pesawat berangkat. Minggunya, saya berjumpa dengan Pak Syamsul Arifin, Gubernur Terpilih Sumatera Utara di Hotel Gren Melia, Jakarta. Ada banyak petuah dari Pak Syamsul. Bahwa reformasi harus dihentikan. Bahwa otonomi daerah membuat keburukan. Jauh lebih baik di zaman dulu. "Piliang harus menulisnya. Awak tak bisa menulis, mengkonsep," katanya. Syamsul menurutku adalah Pribadi yang luar biasa. Kalau orang lain mungkin menilainya "bodoh, tidak berpendidikan, etc", maka menurut saya dia justru sangat berpendidikan, terlatih dengan pemikiran awamnya. Dia lebih banyak menyampaikan tentang keuntungan menanam pohon Mahoni. "Usia awak sudah 56 tahun. Kalau mengikuti usia Nabi, awak akan mati tujuh tahun lagi. Perut sudah dibedah. 48 jam koma," katanya, sambil membuka bajunya, lalu memperlihatkan bekas operasi, yakni perut yang dibelah, membujur dan melintang, horizontal dan vertikal. Saya ingat tulisan ini, ketika ia menyebut reformasi harus dihentikan. Apakah benar demikian? Ijp ============================= Koran Tempo, Selasa, 13 Mei 2008 Laporan Khusus Bunga Berbunga 'Kaum Reformis' Indra Jaya Piliang ยท Analis Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Jakarta Bulan Mei adalah bulan renungan, perayaan, kepedihan, perjuangan, atau entah apa lagi. Bulan yang menandai perubahan politik, tapi sekaligus juga memberi kesempatan bagi pelaku-pelaku lama dan baru. Bulan yang terpaksa ditulis dengan stabilo merah karena kemegahannya, tapi juga ironi yang dilahirkannya. 21 Mei 1998 dicatat sebagai tanggal lengser keprabon, ketika Presiden Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI di depan Mahkamah Agung pada hari Minggu. Bagi para ahli tata negara dan sejarawan, masih merupakan misteri keabsahan pengunduran diri itu serta kelanjutan pemerintahan berikutnya. yang paling penting adalah bagaimana nasib kaum reformis sendiri. Sebagian kini telah menikmati kenikmatan hidup. Tinggal di rumah mewah, dengan mobil mewah dan pakaian mewah. Padahal, sebelum zaman ini datang, bagi mereka hidup adalah ketidakpastian, kegelisahan, dan keputusasaan. Tidak kurang juga ada yang disebut "kaum reformis", yakni mereka yang sebetulnya tiba-tiba dihadapkan pada begitu banyak kesempatan untuk mengatasnamakan rakyat demi kepentingan apa dan entah siapa. Jumlahnya banyak. Mereka mengisi seluruh lapisan elite baru, dengan menghapus jejak-jejak masa lalu, atau menyampaikan dengan cara berbeda, seolah mereka adalah pelaku aktif dalam perubahan dan aktor yang menjemput perubahan itu. Ketika sebagian masyarakat pada lapisan terbawah kesulitan untuk menempatkan posisi dalam perubahan zaman ini, "kaum reformis" ini segera memonopoli seluruh area. Mereka bisa tiba-tiba datang dengan proposal kegiatan, aksi-aksi demonstrasi, pelaku-pelaku ekonomi baru, sampai pegiat di beragam bidang kehidupan. *** Ada lagi yang betul-betul pelaku baru yang mengisi sistem yang sedang dan terus-menerus berubah ini. Di bidang politik, kita makin kerap menemukan kedigdayaan lembaga-lembaga survei. Catat saja Lembaga Survei Indonesia, Lembaga Survei Nasional, Puskapol UI, PT Indo Barometer, atau juga lembaga survei yang merangkap sebagai konsultan, seperti Lingkaran Survei Indonesia. Pengaruh hasil survei selalu saja menyita perhatian para elite politik. Masyarakat pun sudah mulai menerima survei sebagai alat uji yang sahih, sehingga dengan fasih bisa menghafal angka-angkanya. Belakangan muncul Fox Indonesia, sebuah lembaga konsultan politik. Nama Fox Indonesia muncul dalam iklan yang menghadirkan Soetrisno Bachir, baik di media cetak maupun di iklan luar ruang. Iklan ini terlihat ditata lebih profesional bersandar kepada ketokohan Chairil Anwar, penyair yang mati muda namun bernapas panjang dengan syair-syairnya. Dalam konteks pilkada, lebih banyak lagi yang bergerak dengan iklan-iklan politik ini, baik yang dikelola secara profesional atau amatir. Bagi yang tidak ingin dicap sebagai kelompok parsial, masih tersedia ruang lain. Ruang lama dengan sebutan keren, civil society. Bisa dikatakan keberhasilan Pemilu 1999, satu tahun setelah Soeharto lengser, diinisiasi oleh kelompok masyarakat sipil ini. Dana yang dikelola juga tidak sedikit yang mengalir bagai banjir dari lembaga-lembaga donor. Eksperimen institusionalisasi demokrasi yang paling baru pun diuji dalam pasar demokrasi Indonesia. Model pemilihan langsung, pengawasan lembaga-lembaga negara, komisi-komisi negara, sistem pra-bikameral, calon perseorangan, sampai hal-hal lain menyangkut pendanaan demokrasi. Bagi aktivis yang berani menegaskan ideologi dan pilihan politiknya, juga membludak kapal-kapal baru menuju tanah harapan, yakni partai-partai politik. Kelompok tua yang gagap tetapi memiliki uang semakin membutuhkan anak-anak muda potensial untuk melapisi dan mengisi jabatan politik yang tersedia. Bagi yang memiliki idealisme, tersedia juga kelompok yang dikenal sebagai oposisi sejak dulu, satu dan dua dekade oposisi dan kritisisme. *** Sungguh, inilah era "bunga-berbunga" bagi kaum reformis dan "kaum reformis". Kegiatan politik tidak pernah berhenti. Kalender-kalender pilkada terus-menerus muncul. Pascapilkada, penataan pemerintahan membutuhkan para penulis pidato, penulis buku, event organizer pelatihan para pejabat publik, sampai kelompok yang bergerak melakukan negative campaign. Reformasi ternyata berkah, walau dengan skeptis dan sinis dituduh sebagai tahun-tahun yang hilang. Perbaikan alas kedudukan ekonomi rakyat belum juga berhasil. Kedaulatan rakyat tersobek-sobek ke dalam bentuk pilihan, sehingga jarang hadir sebagai kekuatan masif yang diperhitungkan. Sekarang, ada yang mulai berpikir mengubah kembali zaman ini. Ide-ide stabilisasi pemerintahan rezim Soeharto diperkenalkan sebagai tatanan terbaik guna kemajuan bangsa dan negara. Rakyat yang terbiasa mendapatkan jatah makanan, baik susu, minyak goreng, minyak tanah, sampai gula pasir dijadikan sebagai bahan perniagaan wacana yang serius. Pemerintah, entah pemerintahan yang mana (pusat, daerah, eksekutif, legislatif?) juga dijadikan sebagai sasaran kritik. Karena yang tertinggi adalah presiden, maka semua soal adalah soal SBY dan apa pun SBY adalah persoalan itu sendiri. Akankah kita menunggu lagi, zaman berubah, menjadi tidak bergerak, ketika rakyat yang ada pada posisi terjepit sudah pandai menggunakan pena dan lidah? Bagaimana nasib para aktivis pada zaman baru itu? Sebagai negara yang belum juga terlihat menuju pada arah yang stabil, bukan berarti zaman itu akan datang. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Hindari penggunaan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---