Wa' Alaikum salam wa rahmatul Lah hi wa barokatuh,

 

Sdr. Ahmad Ridha yang saya hormati dan dunsanak yang saya muliakan,

 

Ahmadiah/Qadianism sudah saya ketahui semenjak di Malaysia lagi. Sebelum itu saya didedahkan dengan faham Bahaism/Babism. Saya pernah menghadiri kuliah Bahaism. Di situ saya melihat ada rujukan kepada Islam. Tetapi, mereka tidak pernah menyatakan diri mereka Islam. Selalunya, para pengikutnya menyatakan agama  adalah hasil pungutan/campuran terbaik dari ajaran ajaran agama Kristen, Islam, Hindu dan Zoroastarism kalau tidak salah saya.

 

Begitu juga agama Sikhism ajaran Guru Nanak. Dalam kitab kitab suci mereka, yakni termasuk tulisan Guru Nanak menyatakan ajaran Guru Mereka adalah campuran terbaik dari ajaran Islam, Hinduism, dan Buddhism. Kalau tidak salah saya, inti persoalan fifsafah Guru Nanak ialah bagaimana mencari jalan keluar fahaman Islam tentang ketidakabadian alam dengan hukum Karma Hiduism. Guru Nanak lebeh berpehak kepada teori sengsaranya ajaran Siddhata Gautama Buddha. Guru tidak berpuas hati degan penjelasan Hinduism dan sintisis terakhir yang ambil oleh Guru Nanak ialah menyesuaikan ajaran Buddhism dengan Islam. Guru Nanak yang saya difahamkan pernah menjadi Muslim, malah pernah ke Mekkah menunai fardhu hajji. Saya kurang mengerti samaada mendapat tentang hebat dari masyarakat Muslim India atau secara sukarela Guru Nanak tidak menyatakan ajaran beliau adalah tafsirsn terhadap Islam. Dari awal lagi sefaham saya Sikhism tidak bernuansakan Islam.

 

Semenjak di Malaysia lagi saya telah membaca dan mengkaji Qadianism kerna pengikut MGA terus menerus memberitahu kepada kami bahwa mereka adalah Muslim tetapi banyak sekali wujudnya pertentangan dalam ajaran MGA dengan Islam aliran utama/perdana. Tulisan Abul A'la Maududi, Abul Hassan Ali Husni Nadwi dan pemikiran Allam Iqbal begitu popular di jadikan bahan rujukan kami.  Pemeluk dan advocate Qadianism begitu berani, biadap dan angkuh dalam penghujjah mereka. Dari awal awal lagi kami di cap sebagai kaffir kerna tidak menobatkan MGA sebagai Nabi Terakhir.

 

Kami mengambil sikap Allama Iqbal yaitu Qadianis adalah pengkianat terhadap Islam. Dengan sikap ini dan yakin dengan hujjah Syed Maududi, Abul Hassan Ali Nadwi dan pengkaji yang lainnya bahwa Qadianism adalah agama baru, kami berdailog dengan pengikut Qadianis. Sepengetahuan kami ummat Islam di Malaysia tidak begitu cenderung melakukan tindakan keras maupun ganas terhadap mereka. Yang jelas nya pengaruh mereka di Semenanjung semakin menurun dan sambutan dari ummat Islam begitu dingin.

 

Begitu juga sikap ummat Islam di Singapura. Saya tidak begitu jelas sejauh mana sambutan ummat Islam di Pattani atau Bangkok maupun di Mindanao atau Manila . Hanya apa yang dapat saya sampaikan ialah belum ada kedengaran berita yang membimbangkan dari dua tempat ini dan sampai sa'at ini kita belum ketemuQadianis dari dua tempat yang sedang di selubungi derita penganiayaan dari Bangkok maupun Manila .

 

Kerana itu anggota Qadianis di Nusantara mengambil sikap menumpu perhatian dan mengalih strategi perjuangan mereka ke Indonesia . Suasana Indonesia itu penuh dengan tamsil/peribahasa Melayu sengaja mengambil kesempatan di ayer keroh. Tamsilan saya ini bukan bermakna saya menghina rakyat Muslim Indonesia. Jauh dari itu. Ramai musuh musuh Islam sudah pasti bersikap sengaja mengambil kesemapatn di ayer keroh.

 

Satu dimensi yang sering di lupai oleh kita ialah isu Qadianism ini juga mengangkut dimensi national and strategic and security threat to the very existence of Indonesian Islam as well as worldwide. Kepada yang telah mengkaji secara seimbang historical perspective of the phenomenon of Qadianism saperti Allama Iqbal jedlas menunjukan strategic and security threat to Islam. Hukum bunuh kepada mereka yang murtad di zaman Rasul Llah juga mempunyai dimensi strategic and security threat terhadap kewujudan dan kelansungan ummat Islam. Kalau tidak salah saya hanya sepuluh dari 19 kes pemurtadan di zaman rasul Llah berdimensikan hukuman bunuh. Selebehnya, Rasul Llah berpuas hati bahwa permurtadan berlaku di paras peribadi. Ummat Islam ketika itu yakin bahwa ni'at para murtadin ini adalah datang dari ni'at peribadi yang ingin keluar dari Isla. Para pemimpin yakin pemurtadan ini tidak melibatkan isu strategic atau security threat terhadap ummat Islam.

 

Apabila Asshahid Prof. Dr . Ismail R. Al Faruqi di minta oleh sekelompok intellectual Christian agar ada usaha di kalangan perwakilan ummat Islam  memansuh/ membatal Fatwa hukuman bunuh murtadin, permintaan ini berlaku semasa satu Interfaith Dailogue, beliau dengan tenang menjawab sekira para intellectual ini mampu meminta di mansuhkan serangan yang bertubi atau menghapuskan konspirasi yang telah jelas berbentuk strategic or security threat ke atas Negara dan ummat Islam worldwide, maka beliau berani mencabut fatwa ini. Sekiranya para intellectual ini gagal beliau memberi commitment maka beliau tidak boleh berbuat apa apa dan fatwa itu berterusan walaupun para ulama' dan sarjana Islam telah sepakat bahwa hukuman bunuh keatas para murtadin itu sendiri bukan keputasan resmi Islam. Saya bersetuju dengan sikap Asshahid.

 

Kita semua bersetuju dengan pandangan Dr. Syamsuddin Arif yang menulis "Second, it has been argued that like all other Indonesia citizens, the Ahmadiyah followers have the right to freedom of thought, conscience and religion so that to ban Ahmadiyah is to violate human rights and to act against the Constitution.

There is a logical twist here. To be sure, Article 29 of the very same Universal Declaration of Human Rights unequivocally states that in the exercise of his rights and freedoms, everyone shall be subject to such limitations as are determined by law solely for the purpose of securing due recognition and respect for the rights and freedoms of others and of meeting the just requirements of morality, public order and the general welfare in a democratic society.

This means that abuse of freedom is not allowed which would disrupt order or bring damage to religion. Now what MGA and his Ahmadiyah did is like "building a new house inside someone's house" --that is to say, founding a religion within religion. "

 

Di sini saya merujuk Artikel 29 bahagian 2 dari Universal Declaration of Human Rights yang di bicarakan oleh DXr. Syamsuddin Arif. "Article 29

  1. Everyone has duties to the community in which alone the free and full development of his personality is possible.
  2. In the exercise of his rights and freedoms, everyone shall be subject only to such limitations as are determined by law solely for the purpose of securing due recognition and respect for the rights and freedoms of others and of meeting the just requirements of morality, public order and the general welfare in a democratic society.
  3. These rights and freedoms may in no case be exercised contrary to the purposes and principles of the United Nations.

Adnan Buyung Nasution dalam menghujjahkan HAMnya Jamaah Ahmadiah Indonesia telah tidak mengutip dan membahas Artikel 29 bahagian 2 ini. Saya sesungguhnya sedeh dengan kegagalan ABN mengkaitkan HAMnya rakyat Islam Indonesia yang kebetulan telah menjadi jumlah terbesar rakyat Indonesia . Dalam pandangan kita disingenuous nya Pak ABN ini sesungguhnya malang kerna beliau ini berkapasitas sebagai anggota Dewan Penasihat kePresidenan Indonesia .

 

Akhirul kalam, marilah kita semua bersama terus mendidik rakyat Indonesia  bahwa Ahmadiah/Qadianism adal agama baru, terkeluar dari Islam, dan pengikutnya Ahmadis/Qadianis adalah bukan Islam. Kita mengajak rakyat Islam terus menghormati pemeluk agama Ahmadiah dan berganding bahu membina Indonesia . Mari kta berlapang dada dan maju kedepan. Banyak lagi perkara yang penting di selesaikan.    

  



--- On Sun, 5/18/08, Ahmad Ridha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ahmad Ridha <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: A Way Out For Ahamadis/Qadianis by Dr. Syamsuddin Arif
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Sunday, May 18, 2008, 6:08 AM





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Hindari penggunaan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke