"Maksud saya, jika Isa masih harus
turun kembali, berarti misi Muhammad gagal. Saya tidak percaya bahwa
nabi Isa masih hidup, karena dia adalah manusia biasa yang atas dirinya
berlaku sepenuhnya hukum alam: lahir, dewasa, tua, dan mati. Tetapi,
Alquran membantah bahwa kematian nabi Isa karena disalib. Masalah ini
biarlah tidak diperdebatkan panjang-panjang, sebab saudara-saudara
Kristen kita memercayai bahwa Isa mati di kayu salib. Kita tidak perlu
memasuki teologi mereka."


Memang beberapa poin saya setuju , tapi lebih banyak tidaknya..

lihat paragraf diatas... Apakah "buya" syafii ma'arif tidak mengetahui
hadith mengenai kedatangan
Nabi Isa 'alaihi salam yg salah satu tugasnya membunuh Al-Masih Ad-Dajjal di
Lud?

Dan jika kalimat "Maksud saya, jika Isa masih harus
turun kembali, berarti misi Muhammad gagal" ...

logika apakah ini?
Saya mengharapkan sanak semua tidak termakan logika saja..
telitilah dalil2 mengenai statement2 Pak Syafii itu..

Dalil mengenai kedatangan Nabi Isa 'alaihi salam adalah dari hadith
Rasulullaah sallallaahu 'alayhi wasallam.
Sedangkan sudah sempurnanya ajaran Islam yg dibawa oleh Rasulullaah
sallallaahu 'alayhi wasallam adalah Al-Maidah ayat 3.

Saya berharap bahwa logika semacam itu dari Pak Syaffi adalah ketidaktahuan
beliau mengenai hadith tentang turunnya kembali
Nabi Isa 'alayhissalam bukan penolakannya...

Disinilah hikmahnya kita bahwa tidak selamanya akal kita itu benar...
Kebenaran yg mutlak hanyalah milik Allah
petunjuk yg haq adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sallallaahu 'alayhi
wasallam bukan akal.



2008/6/3 suheimi ksuheimi <[EMAIL PROTECTED]>:

> Bagus tulisan dan kupasannya utk bisa disebar luaskan
>
> salam
>
> K Suheimi
>
>
> *Darwin Bahar <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
>
> Oleh : Ahmad Syafii Maarif
>
> Republika, Selasa, 29 April 2008
>
> http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=332015&kat_id=19
>
> Tindakan kekerasan, brutalitas, bahkan peperangan atas nama agama bukan
> barang baru dalam sejarah peradaban (kebiadaban) manusia. Pelaku
> tindakan ini merasa paling beriman di muka bumi. Karena menganggap diri
> sebagai makhluk agung di antara manusia, mereka mengangkat dirinya
> sebagai orang yang paling dekat dengan Tuhan.
>
> Karena itu, mereka berhak memonopoli kebenaran. Seakan-akan mereka telah
> menjadi wakil Tuhan yang sah untuk mengatur dunia ini berdasarkan
> tafsiran monolitik mereka terhadap teks suci. Perkara pihak lain akan
> mati, terancam, binasa, dan babak belur akibat perbuatan anarkis mereka,
> sama sekali tidak menjadi pertimbangan. Inilah jenis manusia yang punya
> hobi "membuat kebinasaan di muka bumi", tetapi merasa telah berbuat baik.
>
> Seorang Presiden, George W. Bush, penganut Kristen puritan fundamentalis
> telah memakai agama untuk menghancurkan bangsa lain yang tak berdaya
> dengan seribu dalih. Perkembangan terakhir menunjukkan semakin banyak
> tentara Amerika yang bunuh diri karena diimpit suasana putus asa: perang
> di Afghanistan dan Irak tidak kunjung usai. Mereka memilih mati
> berkalang tanah daripada hidup becermin mayat. Itu belum lagi yang
> menjadi gila, rusak ingatan akibat perang yang dipaksakan. Bush dan para
> pendukungnya yang haus darah tidak hirau dengan semuanya ini.
>
> Sementara itu, di kalangan segelintir Muslim, termasuk di Indonesia yang
> berkoar anti-Barat, atas nama agama telah membencanai tempat-tempat
> ibadah, perkantoran, bahkan rumah-rumah mereka yang berbeda agama atau
> mereka yang dianggap sesat dengan menggunakan fatwa MUI. Para pengrusak
> ini dari sudut pandang sistem nilai tidak banyak berbeda dengan Bush
> yang secara lahiriah ditentang oleh mereka. Di sinilah ironi itu
> berlaku. Dalam retorika politik, mereka seperti bermusuhan. Tetapi,
> dalam kelakuan, mereka bersahabat. Bedanya, Bush merusak dalam skala
> besar dengan persenjataan modern, sedangkan mereka dalam skala kecil,
> seperti dengan memakai pentungan, golok, linggis, dan lain-lain.
> Sementara itu, aparat seperti tidak mampu menghalangi mereka.
>
> Dengan mengatakan demikian, anda jangan salah paham bila dikaitkan
> dengan paham Ahmadiyah yang jadi berita besar sekarang ini. Secara
> teologis, saya menolak 200 persen pendapat yang mengatakan bahwa ada
> nabi pasca-Muhammad, sekalipun katanya tidak membawa syariat. Jika
> memang begitu, mengapa harus dihadirkan nabi baru? Di sinilah saya gagal
> memahami kehadiran aliran Ahmadiyah. Mengapa tidak kembali saja kepada
> ajaran Islam semula. Adapun jika Ghulam Ahmad dipercayai sebagai
> pembaru, mungkin masalahnya tidak menjadi ruwet, sekalipun sebagian
> besar umat Islam tidak mengakuinya.
>
> Sepanjang sejarah Islam selama sekian abad, umat yang percaya kepada
> kemunculan pembaru bukan barang baru, tetapi hanya sebagian tokoh yang
> memercayainya. Dengan pernyataan ini, posisi saya tentang Ahmadiyah
> sudah sangat gamblang. Memang dalam beberapa hadis dikatakan tentang
> akan turunnya nabi Isa sebelum kiamat. Dan katanya, Ghulam Ahmadlah
> orangnya.
>
> Saya sungguh berharap agar hadis-hadis serupa ini diteliti kembali,
> sebab implikasinya sangat dahsyat. Maksud saya, jika Isa masih harus
> turun kembali, berarti misi Muhammad gagal. Saya tidak percaya bahwa
> nabi Isa masih hidup, karena dia adalah manusia biasa yang atas dirinya
> berlaku sepenuhnya hukum alam: lahir, dewasa, tua, dan mati. Tetapi,
> Alquran membantah bahwa kematian nabi Isa karena disalib. Masalah ini
> biarlah tidak diperdebatkan panjang-panjang, sebab saudara-saudara
> Kristen kita memercayai bahwa Isa mati di kayu salib. Kita tidak perlu
> memasuki teologi mereka.
>
> Kembali kepada masalah kekerasan atas nama agama. Saya akan membela
> sepenuhnya posisi Ahmadiyah jika mereka dizalimi, hak milik mereka
> dirampok, dan keluarga mereka diusir. Ini perbuatan biadab karena
> pengikut Ahmadiyah itu punya hak yang sama dengan warga negara Indonesia
> yang lain menurut konstitusi Indonesia. Jika mereka dizalimi, aparat dan
> kita semua wajib melindungi mereka. Bahkan, seorang warga negara
> Indonesia penganut ateisme, tetapi patuh kepada UUD, tidak ada hak kita
> untuk membinasakan mereka. Kita bisa bergaul dengan mereka dalam
> masalah-masalah keduniaan. Mereka juga punya hak hidup dengan ateismenya.
>
> Di sinilah pentingnya kita memahami secara jujur diktum Alquran dalam
> Albaqarah ayat 256, "Tidak ada paksaan dalam agama." Jika Tuhan tidak
> mau memaksa hambanya untuk memeluk atau tidak memeluk agama, mengapa
> kita manusia mau main paksa atas nama Tuhan? Sikap semacam inilah yang
> bikin kacau masyarakat. Oleh karena itu, Alquran jangan dibawa-bawa
> untuk menindas orang lain. Kekerasan atas nama agama adalah
> pengkhianatan yang nyata terhadap hakikat agama itu sendiri.
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke