Tantang tanam-mananam kapalo jawi ko, lieklah karya berikut:
Pemberton, John. 2003. “The spectre of coincidence”, in: James T. Siegel & 
Audrey R. Kahin (eds.), Southeast Asia over three generations; Essays presented 
to Benedict R. O’G. Anderson, pp.75-90. Ithaca, New York: Southeast Asia 
Program, Cornell University.

Salam,
Suryadi

----- Pesan Asli ----
Dari: jamaludin mohyiddin <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sabtu, 14 Juni, 2008 07:55:29
Topik: [EMAIL PROTECTED] Menanam kepala Sapi Mencari Keselamatan


Assalammu Alaikum warahmatulLahhi wabarokatuh,
Dunsanak yang saya muliakan

Iseng iseng saya menjengoh ke internet. Singgah sabentar di website eramuslim. 
Terbaca lampiran di bawah. Saya mengerti ini isu lama. Sudah di bahaskan 
panjang lebar dan akan terus di bahaskan selagi ada isu tradisional dan moden. 
Terutama, apabila saya teringat peristiwa memanam kepala kerbau semasa 
menegakkan istana pagar ruyung yang terbakar tempuh hari. Ustaz berpendapat ini 
semua berdasarkan tahayyul semata.  

Cerita dibawah mengambarkan tahayyul purba/tradisional. Bagaimana dengan 
tahayyul baru/moden? Bisa ada tahayyul kontemporar? di zaman serba serbi yang 
kononnya serba baru. Tahayyul menyentuh aspek fikrah. Dari mana istilah 
tahayyul ini datang? Saya  menduga dari bahasa Arab.  Mungkin ada yang dapat 
membantu berbicara tentang asal usul kata tahayyul ini.

Terima kasih daun keladi.Kalau boleh di tambah lagi

Menanam kepala Sapi Mencari Keselamatan

Kamis, 12 Jun 08 07:12 WIB


Assallamualaikum Wr Wb.

Dengan ini kami ingin bertanya apakah jika kita menguburkan kepala sapi yang 
telah di sembelih dengan niat untuk mencari keselamatan atas tempat yang kita 
tinggalkan ada unsur syiriknya atau tidak?

Atas jawaban dari Ustadz saya ucapkan terima kasih.
Wassallam, 
Deny M
Hamba Allah

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 


Menguburkan kepala sapi dengan niat agar mendapatkan keselamatan adalah salah 
satu praktek kepercayaan yang didasarkan atas tahayyul.

Kenapa dikatakan tahayyul?

Karena orang yang menanamkan percaya kepada hal-hal yang tidak ada dasarnya.. 
Mereka percaya pada kekuatan ghaib tertentu, dan juga percaya pada tata laksana 
untuk meminta keselamatan itu yang juga tidak jelas asal usulnya.

Dalam kepercayaan mereka, kalau tidak ditanam kepala sapi, nanti akan terjadi 
sesuatu yang tidak diharapkan. Inilah letak tahayulnya.

Mungkin orang-orang yang masih saja mempraktekkan hal itu berargumen, bahwa 
kita kan hanya menjalankan apa yang dipercaya orang. Mau percaya mau tidak 
percaya, silahkan saja. Yang penting, ritualnya sudah dijalankan.

Koreksi Secara Islam

Bagaimana kita mengoreksi cara berpikir seperti ini?

Pertama, tidak salah kalau kita harus meminta keselamatan agar gedung atau 
bangunan yang sedang dibangun itu mendapatkan perlindungan. Sebagai makhluk 
yang lemah, dalam pandangan kita memang banyak hal-hal yang tidak masuk logika 
akal manusia biasa yang bisa terjadi.

Maka tidak salah kalau kita berdoa dan meminta keselamatan atas kerja dan 
proyek yang kita lakukan. Karena pasti ada faktor x yang penting dan luput dari 
urusan perhitungan manusiawi.

Kedua, rasanya kita sepakat bahwa yang namanya minta keselamatan itu bukan 
kepada jin Tomang atau setan gundul atau genderuwo, atau apalah yang sejenisnya.

Sebagai muslim, kita hanya boleh meminta keselamatan dari Allah SWT, sebagai 
Tuhan yang Maha Pencipta dan Maha Memelihara.

Dan bila kita sepakat bahwa meminta keselamatan hanya boleh kepada Allah WT, 
maka haram hukumnya kalau kita minta keselamata kepada makhluknya, baik makhluk 
halus atau pun makhluk kasar.

Sayangnya, justru pada poin kedua inilah kita sebagai umat Islam sering diuji. 
Betapa banyak orang yang mengaku Islam, tapi sistem logika tauhidnya agak 
melenceng dari garis utama. Sebab masih saja ada orang yang mengaku sebagai 
muslim, namun dia malah menyembah makhluk-makhluk-Nya.

Masih banyak kalangan yang mengaku bertuhan kepada Allah, tetapi pada saat yang 
sama, dia juga menyembah tuhan-tuhan yang lain. Sementara dia shalat 5 waktu 
mengerjakan perintah Allah, di saat yang sama dia juga melakukan ritual yang 
diajarkan oleh tuhan lainnya.

Dan sikap ini adalah ambigu serta membuat Allah SWT marah besar. Sikap inilah 
yang kemudian dikatakan sebagai mempersekutukan Allah. Atau dalam kata lain 
disebut dengan menduakan Allah. Dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah: 
Syirik.
Sebagai muslim, kita diharamkan menduakan Allah dalam segala ajaran-Nya.

Ritual Meminta Kepada Allah

Nah, kalau dua hal ini sudah kita sepakati, tinggal masalah yang nomor tiga, 
yaitu bagaimana cara ritual kita meminta keselamatan dari Allah SWT?

Allah SWT telah menurunkan Al-Quran dan Sunnah kepada kita sejak 14 abad 
lampau. Di dalamnya telah dirinci teknik bagaimana kita meminta perlindungan 
dan berdoa serta bagaimana cara meminta.

Dan setelah kita telurusi ayat demi ayat, hadits demi hadits, nyatalah bahwa 
perbuatan menanam kepala sapi atau kerbau tidak termasuk cara yang dibenarkan 
untuk meminta keselamatan.

Jadi kalau penanaman kepala kerbau ini dipaksa-paksa mau dilakukan dan dianggap 
bagian dari agama Islam, pada hakikatnya hal ini adalah sebuah pelecehan dan 
penodaan terhadap Islam.

Islam tidak mengajarkan hal-hal yang seperti ini.Bahkan Islam telah 
mengharamkan praktek ibadah ritaul yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Hukum Menyembelih Untuk Selain Allah

Islam telah mengharamkan kita menyembelih hewan yang niatnya bukan karena Allah 
perintahkan. Kalau sekedar untuk dimakan tanpa niat apa-apa, hukum penyebelihan 
hewan itu pasti halal.

Kalau penyembelihan itu diniatkan sebagai ritual kelahiran bayi, maka itu bukan 
hanya halal tetapi malah disunnahkan. Kita menyebutkan aqiqah.

Kalau penyembelihan itu diniatkan sebagai ritual i bulan haji, juga halal dan 
mendapat pahala. Istilah yang bakunya adalah penyembelihan udhiyah. Tetapi 
bangsa kita terlanjur menyebutnya sebagai hewan korban.

Tetapi kalau menyembelih hewan yang tujuannya minta keselamatan, lalu ada 
ritual menanamkan kepada hewan itu di dalam tanah, jelasnya hal ini tidak 
dibenarkan. Dan bahkan daging hewan itu pun menjadi haram untuk dimakan. Karena 
hewan itu disembelih bukan karena Allah, tidak seusai dengan peraturan Allah 
dan melanggar ketentuan Allah.
Dalam hukum Islam, daging hewan itu termasuk bangkai yang haram dimakan oleh 
seorang muslim, sebagaimana firman Allah SWT:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan 
apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah (QS. An-Nahl: 115)
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Ahmad Sarwat, Lc 



      Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22&cs=bz&fr=fp-top
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke