Sanak Suryadi,
Mungkin sanak dapat mencari konfirmasi, apokoh di tahun 1808 itu alah ado 
kontak senjata dengan Ulando? Mungkin paralu dikaji bana keberadaan Ulando pado 
maso-maso itu, terutamo pasca La Meme hinggo menjelang masuaknyo kembali tahun 
1820, Karono di Ulando sendiri maso itu baru lapeh bana dari Perancis, dan ado 
maso peralihan penguasaan Inggris (1805-1810). Apolai disabuikkan alah ado pulo 
controleur di Bukiktinggi (gunuang)?
Untuak marsose sendiri, satahu ambo baru dibantuak partamo kali di penghujung 
abad 19, ukatu Perang Aceh.
Nan di ambo sendiri mungkin tertarik dengan dijadikannyo Kamang sebagai front 
pertempuran maso itu. Mungkin ado sanak nan buliah manunjuakkan dimaa tapeknyo 
Nagari Kamang itu via Goodle Earth atau Wikimapia.
Sakitu sanak.
 
Wassalam,
-datuk endang


--- On Thu, 6/12/08, Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Bls: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Thursday, June 12, 2008, 6:44 AM





Takana carito basambuang di Haluan saisuak: HURU-HARA DI NGALAU KAMANG.. 



----- Pesan Asli ----
Dari: Nofend St. Mudo Marola <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Kamis, 12 Juni, 2008 13:07:33
Topik: [EMAIL PROTECTED] Seabad Perang Kamang


Rabu, 11 Juni 2008 
    
Catatan Khairul Jasmi di Singgalang OnLine

Sudahlah garak takdir Tuhan 
Kepado Beliau Haji Abdul Manan 
Kepalo Parang urang namokan
Ajalpun sampai sudahlah bayan
(dikutip dari Nazam Perang Kamang; H.Achmad Marzuki)

Kamang, dinihari 15 Juni 1908: Langit temaram, sinar rembulan berkabut.
Ribuan orang berpakaian putih sedang menggelegak darahnya. Seorang haji
bernama Haji Abdul Manan, menjadi pemimpin di antara mereka. Sayup-sayup
terdengar orang ratib, sayup pula bunyi kentongan dan tabuh terdengar.
Negeri akan perang. Anak-anak menyuruk di kamar mandehnya. Istri melepas
suami di pintu kamar, takut melepaskan genggaman. Junjungan badan diri akan
mengadu nasib membela negeri yang merasai

dihina penjajah. Malam itu hingga subuh, ratusan nagari lain di Minangkabau
sedang tidur. Tapi Kamang, negeri bertuah itu, bangun dengan darah
menggelegak. Kelawang tajam buatan Sungai Puar dipesang satu-satu. "Kalau
tak dia, saya yang mati!"

Inilah perang syahid, langkah pertama dengan Bismillah, diikuti ucapan
Allahuakbar! Dimana di Minangkabau ini rakyat mau berperang melawan Belanda?
Tak banyak benar. Ada di Pasaman dengan Tuanku Imam Bonjol dan tuanku-tuanku
lainnya yang terkenal itu.. Mandeh Sitti Manggopoh di Manggopoh, seorang
perempuan, tapi bagaknya Allahurobbi, tak tertandingi oleh wanita
Minangkabau manapun hingga detik ini! Lalu di Kamang. Dan Kamang menyerahkan
putra-putra terbaiknya malam hingga subuh itu. Sebanyak 250 orang tewas
bersimbah darah. "Dirikan di sini tugu tetesan Perang Kamang!", tukas
Jenderal AH Nasution saat berkunjung ke Kamang beberapa tahun silam.

Tiap nagari punya episode yang bisa dibanggakannya. Tapi episode Kamang
menjadi kebangaan Ranah Minang. Orang-orang Kamang dan sekitarnya, terutama
di Agam Tuo menantang dengan keras penindasan melalui pajak yang diterapkan
penjajah Belanda.

Pajak
Di Bukittinggi pada 1 Maret 1908 diumumkanlah pemberlakuan pajak untuk
rakyat. Pajak pula yang mau dipungutnya oleh Belanda-belanda itu, padahal
hidup sedang marasai. Tak suka rakyat. Ini, himpit berhimpit, sudahlah awak
dijajahnya, dikutipnya pula.

Controlir Westenenk, kemudian mengeluarkan perintah untuk mendata ulang
kekayaan penduduk tertanggal 21 Maret 1908. Perangai meingkek-ingek Belanda
ini disambut protes dan tantangan hebat dari seluruh rakyat Minangkabau.
Rakyat bergejolak. Di mana-mana suasana panas. Padahal sebelumnya telah
diterapkan kultur stelsel, paksaan menanam kopi. Kalau tak salah, 14 Juni
1908 adalah Hari Jumat. Rapat-rapat dan pembicaraan sudah berlangsung sejak
awal 1908, makin memanas pada bulan-bulan sesudahnya. Hari-hari menjelang 15
Juni, adalah hari yang gelisah.

Lalu kenapa Kamang?
Mengutip catatan Ketua Bamus Nagari Kamang Ilia dan Sekretaris Panitia
Peringatan Seabad Perang Kamang 1908, Muhammad Razi,SE., jelas bahwa Kamang
adalah nagari yang maju. Nagari ini terletak bujuran Bukit Barisan. Nagari
dengan Kelarasan Koto Piliang ini, dicerminkan sebagai sebuah nagari dengan
yang mobilitasnya cukup tinggi.

Perang Kamang itu melibatkan semua tokoh tali tigo sapilin, Angku Lareh A
Wahid Kari Mudo dan M Saleh Dt Rajo Penghulu, H Abdul Manan. Di Kamang
memang ada satu lareh yang berkedudukan di Jalan Basimpang Jorong Pintu
Koto. Masih menurut Muhammad Razi, nama Kamang mulai dicatat menyusul
pemurnian agama di Minangkabau. Gerakan ini, katanya, dipimpin Tuaku Nan Tuo
dari Cangkiang, IV Angkek yang kemudian menjadi gerakan Pidari setelah
Tuanku Nan Renceh mendapat kawan sepaham yakni Haji Miskin dan Haji Piobang.
Kamang, dicatat juga sebagai benteng yang kuat. Bahkan di sana aga goa
Perang Pidari yang bebatuannya tempo hari banyak diambil orang.

Pada 25 Oktober 1833 lahirlah ayang yang dikenal sebagai Plakat Panjang,
sebuah plakat yang menjerat Minangkabau kemudian hari. Masih sesuai catatan
Muhamamd Razi, pungutan pajak yang hendak diterapkan itu nyaris diamini oleh
laras-laras lainnya. Tapi Laras Kamang, Garang Dt Palindih menantangnya.
Dalam rapat para laras dengan  Westenek 11 Maret 1908 di Bukittinggi,
sikapnya itu terlihat jelas.

Buntu, Belanda ingin memaksakan kehendaknya. Maka  Datuk Garang kita ini
bangkit keperpihakannya kepada rakyat. Ia bersama A.Wahid Kari Mudo,
H.Jamik. M Saleh Dt Rajo Penghulu serta tokoh masyarakat lainnya
mempersiapkan diri guna menghadapi kemungkinan terburuk. D Kamang Mudiak
Haji Abdul Manan, ulama hebat itu, telah mengambil sikap serupa pula. Tak
mau dia rakyat dibebani lagi. Abdul Manan punya banyak pengikut yang setia.
Catatan sejarah lainnya menunjukkan, rumah Haji Abdul Manan dikepung oleh
Belanda. 

Pasukan Belanda dalam laporannya: Kemudian kami terus ke Kampung Tangah dan
di sana kami mengelilingi rumah kedua Haji Abdul Manan. Kedengaran ribut
ribut dalam rumah, lalu istri haji itu menjerit keras keras secara
mencurigakan. Begitu keras supaya didengar seluruh kampung. Semua kata kata
saya tidak berhasil "biar tuan kumandur, saya tidak akan buka pintu."

Ulama ini akhirnya tertembak, sebagaimana laporan tulisan tangan pimpinan
pasukan Belanda pada atasannya. Dalam buku Rusli Aram tertulis: Pihak kita 9
mati, 13 luka luka. Di pihak rakyat 90 mati. Tentara sangat letih karena
aksi selama 12 jam, 4 brigade marsuse dikirim dari Padang Panjang ke
Bukittinggi. 

Perang basosoh
Perang basosoh dilukiskan oleh Belanda sebagai sebuah perang yang hebat.
Orang-orang Kamang dilukiskan hadi siap mati dengan senjata tajam dan jimat.
tapi yang dilawan adalah Belanda dengan senjata mutakhir. Tentu saja tak
berimbang. Tapi semagat membela tanah air orang Kamang ketika itu, tak
tertandingi, sekalipun oleh orang Kamang zaman sekarang.

Serangan terhadap Kamang dilakukan melalui tiga jurusan yaitu via Pauh
Kamang Mudiak, lewat Pulai Magek dan igo Lurah Magek. Pertempiran
berlangsung 10 ronde, ronde kesepuluh hanya satu orang yang gagah berani
maju. Pertempuran paling sengit terjadi pada ronde kedelapan. Banyak pemuda
berpakaian putih membentuk kelompok-kelompok maju menghadang, di belakangnya
ratusan pemuda lain melingkar dan berputar berkeliling. Catatan Rusli Amran
menyebutkan, pertempuran berakhir sekitar pukul 04.15 pagi, tatkala ayam
kinantan hendak berkokok. Pertempiran paling sengit itu sekitar pukul 3.30
WIB. Kamang Tangah, pukukl 02.00 pagi. Pimpinan tentara Belanda L.C.
Westenenk menderap sepatu lars nya di Kampung Tangah. Sayup terdengar bunyi
ratib. "Laillah Hailallah...."

Menurut catatan Buchari Nurdin, akhirnya sekitar pukul 02.30 dinihari, tanah
Kamang berubah menjadi front pertempuran hebat, antara pasukan Belanda
dengan pasukan rakyat. Rakyat dipimpin antara lain oleh H Abdul Manan, yang
sebelumnya, telah bersiap-siap menghadang kedatangan pasukan Belanda.
Sejumlah tokoh pejuang lainnya, yang juga telah siap dengan pasukan mereka
masing-masing.. Seperti Dt Rajo Penghulu bersama istrinya, Siti Aisiyah, Haji
Jabang, Pado Intan, Tuanku Parit, Tuanku Pincuran, Dt Marajo Tapi, Dt Marajo
Kalung, Dt Perpatih Pauh, Sutan Bandaro Kaliru. Begitu juga pasukan rakyat
yang berada di Kamang Ilia. Dengan dipimpin Kari Mudo, Dt Perpatiah

Magek, Dt Majo Indo di Koto Tangah, Dt Simajo Nan Gamuk berusaha bahu
membahu melawan pasukan Belanda. Pertempuran sengit berakhir sudah.. Pasukan
Westenenk mundur menuju Pauh sembari membawa tawanan Dt Perpatih. Subuh yang
berembun, bersimbah darah. Darah anak nagari Kamang, belum berhenti menetes,
tatkala fajar menyingsing, tatkala beduk subuh ditabuh, tatkala azan
dikumandangkan subuh itu.

Pertempuran itu sendiri, menyebabkan berjatuhannya korban di kedua belah
pihak, baik di pihak rakyat maupun pasukan Belanda. Angka korban
simpangsiur. Koran-koran yang terbit di Padang menyebut angka 250 orang
rakyat Kamang tewas, belanda sendiri menyebut sekitar 90 orang atau lebih.
Mereka yang kemudian ditangkap misalnya pada 19 Juni Lareh Garang Dt
Palindih dan kemenakannya Dt Siri Marajo, Penghulu Kepal Tanhag dan A. Wahud
Kari Mudo, ditahan di Bukittinggi. ada 21 Juni, Kari dipindah ke Padang,
disusul mamaknya dan meringkuk di penjara selama 10 bulan. Bahkan
dipindahkan pula ke Batavia. Tahun 1910, Dt Siri wafat di penjara. Tak lama
kemudian Dt Garang dibebaskan. Ia pulang ke Kamang.

Pejuang itu pula, ia kemudian meminta jasa Inyiak Djambek. Ulama kharismatik
ini mengadakan pengajian-pengajian di Kamang guna menolong rakyat yang terus
ketakutan. "Perang Kamang bukanlah peristiwa satu malam saja," tulis Muhamad
Razi. Satu malam saja orang Kamang bergerak, sampai kini sejarahnya terus
dibaca orang, apalagi kalau bermalam-malam lamanya, berbulan-bulan. Untuk
Tanah Air tercinta, tak perlu semalam atau berbulan-bulan, sehari saja
cukup. Sejarah penting seringkali muncul dari daerah. *




      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke