Jangan putus asa berdoa
Oleh Mohd. Yaakub Mohd. Yunus

SABAN  hari umat Islam di seluruh pelosok dunia memanjatkan doa kepada
Allah  SWT  dengan  harapan segala permohonan diperkenankan-Nya. Namun
tidak  semua doa daripada seseorang insan itu termakbul. Lantaran itu,
sesetengah  pihak  tertanya-tanya  kenapa  doanya  itu  tidak berhasil
sedangkan  Allah telah berfirman: Berdoalah kamu kepada-Ku nescaya Aku
perkenankan doa permohonan kamu. (Ghaafir: 60)

Disebabkan  perasaan  kecewa kerana tanggapan bahawa permohonannya itu
seakan-akan   tidak  dimakbulkan,  maka  timbul  perasaan  putus  asa.
Sehingga ada yang meninggalkan amalan berdoa yang sebenarnya merupakan
salah satu ibadah yang dimuliakan Allah. Nabi SAW bersabda:  Tidak ada
sesuatu  yang  lebih  mulia  di  sisi  Allah  dibanding doa . (riwayat
Tirmidzi)

Hakikatnya,  Allah  SWT  adalah  Tuhan yang Maha Adil dan Dia sentiasa
mengotakan  janji-janji-Nya.  Namun  hamba-hamba-Nya  adakalanya gagal
untuk   memahami  hikmah  di  sebalik  segala  keputusan  Allah.  Kita
merasakan  apa  yang  dipinta  daripada-Nya itu merupakan yang terbaik
untuk  diri  kita  sedangkan Allah lebih mengetahui segala-galanya dan
setiap   keputusan-Nya  itu  memiliki  hikmah  yang  adakalanya  tidak
disedari oleh seseorang insan.

Ada  ketikanya  apabila  Allah tidak memperkenankan sesuatu permintaan
hamba-Nya  disebabkan kerana Allah ingin memberikan sesuatu yang lebih
baik dari apa yang dipinta.

Nabi SAW bersabda:  Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan
sebuah  doa  yang  tidak  berisi  dosa dan permintaan untuk memutuskan
silaturahim  melainkan  Allah  akan  mengurniakan kepadanya salah satu
dari  tiga  perkara:  Allah  akan segera memakbulkan doanya atau Allah
akan  menyimpan  doanya  sebagai  pahala  di  akhirat  atau Allah akan
menghindarkan dirinya dari keburukan semisalnya. Mereka berkata: Kalau
begitu kami harus memperbanyakan berdoa. Nabi bersabda: Apa yang Allah
kurniakan kepada kalian lebih banyak dari yang kalian minta . (riwayat
Imam Ahmad)

Begitulah  resam seorang insan yang selalu lupa tentang apa yang telah
dikurniakan    Allah   yang   hakikatnya   lebih   banyak   berbanding
permintaannya  yang  dianggapnya tidak dimakbulkan itu. Malah menerusi
hadis di atas dapat kita fahami bahawa ada waktunya Allah menggantikan
apa  yang  dipinta  oleh hamba-hamba-Nya itu dengan menghindarkan diri
mereka dari ditimpa kemalangan ataupun apa-apa jua bentuk musibah.

Ada   ketikanya   Allah   menangguhkan  untuk  memperkenankan  sesuatu
permintaan  dan  dikurniakan  sebagai  ganti berupa ganjaran pahala di
akhirat yang tentu sekali akan lebih memberi manfaat yang besar kepada
hamba-hamba-Nya.

Insan  tetap  insan  yang  sebagaimana  telah  kita semua sedia maklum
terbelenggu  dengan pelbagai kelemahan. Kenapa tatkala merasakan Allah
seperti  tidak  memperkenankan  doa-doanya,  seseorang insan itu tidak
terlebih dahulu melihat kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.

Bagaimana  mungkin  Allah  ingin  menjawab permintaannya itu sekiranya
seseorang  itu  sentiasa  bergelumang  dengan  perbuatan maksiat serta
meninggalkan  segala kewajipan yang telah diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.  Sabda  Rasulullah  SAW:   Demi Allah yang jiwaku berada di
tangan-Nya,  kamu  harus  mengerjakan  segala  yang  baik (makruf) dan
meninggalkan  segala  yang keji (mungkar), atau jika tidak Allah pasti
akan  menurunkan  seksa ke atas kalian, nanti bila kalian berdoa tidak
akan dimakbulkan . (riwayat Tirmidzi)

Tidak dapat dinafikan kelalaian seseorang dalam menurut perintah Allah
dan  juga  tewasnya  seseorang  dengan  godaan  hawa  nafsu  merupakan
penyebab   utama   terhalangnya   kurniaan   kebaikan  (seperti  mudah
termakbulnya doa) daripada Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Firman-Nya:
Sesungguhnya  Allah  tidak  mengubah  apa  yang  ada pada sesuatu kaum
sehingga  mereka  mengubah  apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila  Allah  menghendaki  untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala
bencana  (disebabkan  kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun
yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkan-Nya itu, dan tidak
ada  sesiapapun  yang  dapat  menolong  dan  melindungi  mereka selain
daripada-Nya. (al-Ra du: 11)

Mana  mungkin  Allah  SWT  akan memperkenankan sesuatu permohonan jika
hamba-hamba-Nya  tidak  mempedulikan perkara halal dan haram dari segi
sumber   rezeki,  pemakanan  dan  pakaian-pakaiannya  dalam  kehidupan
seharian.  Firman  Allah: Wahai Rasul-rasul, makanlah dari benda-benda
yang baik lagi halal dan kerjakanlah amal-amal soleh; sesungguhnya Aku
Maha  Mengetahui  akan  apa yang kamu kerjakan. (al-Mukminun: 51). Dan
Dia   berfirman:   Wahai   orang-orang  yang  beriman!  Makanlah  dari
benda-benda  yang  baik  (yang  halal)  yang telah Kami berikan kepada
kamu,  dan  bersyukurlah kepada Allah, jika betul kamu hanya beribadat
kepadanya. (al-Baqarah:172).

Kemudian  Baginda  menyebutkan  tentang  seseorang  yang  sedang dalam
perjalanan  panjang,  rambutnya  kusut  dan berdebu. Dia berdoa sambil
menadahkan  tangannya  ke  langit,  dia  berucap:  Ya Rabbi, Ya Rabbi,
sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia
dikenyangkan  dengan makanan yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya
dimakbulkan. (riwayat Imam Muslim)

Sikap   terburu-buru   sesetengah  insan  dalam  meminta  doanya  agar
dimakbulkan  segera  sehinggakan  wujud  perasaan  putus  asa  apabila
permintaan  tersebut  tidak  tercapai  merupakan  antara  faktor  yang
menyebabkan terhalangnya doa itu diterima oleh Allah SWT.

Rasulullah  SAW bersabda: Akan dimakbulkan doa salah seorang di antara
kamu  selagi  dia  tidak  terburu-buru  lalu dia mengatakan: Aku sudah
berdoa namun tidak dimakbulkan bagiku. (riwayat Imam al-Bukhari)

Sewajarnya  setiap  insan  tidak  putus harapan dalam berdoa dan tetap
memperbanyakkan   amalan  berdoa.  Keyakinan  bahawa  Allah  SWT  akan
memperkenankan  doa  hamba-hamba-Nya  juga merupakan faktor yang dapat
mempermudahkan termakbulnya doa.

Sekiranya   doa  itu  diyakini  sebagai  ibadah  maka  hendaklah  kita
menghadapkan  doa  itu  ikhlas  hanya  kepada Allah SWT tanpa sebarang
perantaraan  yang  bertentangan  dengan syarak dan tatacara berdoa itu
juga  hendaklah  bersesuaian  dengan sunah Rasulullah agar ia diterima
oleh  Allah SWT. Doa itu hendaklah dibaca dengan perasaan penuh rendah
diri  di  hadapan  Allah  dan  dengan suara yang perlahan. Firman-Nya:
Berdoalah  kepada  Tuhan  kamu dengan merendah diri dan (dengan suara)
perlahan-lahan.  Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang
melampaui batas. (al-A raaf: 55)

Justeru,  hendaklah setiap insan melazimkan diri mereka dengan berdoa.
Pada  masa  yang  sama  hendaklah setiap insan itu juga berusaha untuk
memperbaiki  kekurangan  diri  dalam menurut segala perintah Allah SWT
dan  meninggalkan  larangan-Nya  agar ia dapat memudahkan termakbulnya
doa.

sumber
http://www.utusan.com.my/utusan/info.aspy=2008&dt=0630&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke