Yah ...., Oh Laut, Laut! 
Negara kita Negara Laut ...
Untuak variasi Ikan Lapeh ka Lauik 
silakan caliak artikel ko agak sasuduik:

[INDONESIA-NEWS] KMP - Kapal Asing Itu Bak Raja Laut
From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue Feb 22 2000 - 15:18:20 MST 
---------------------------------------------------------------
X-URL: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0002/23/daerah/kapa20.htm 

   Rabu, 23 Februari 2000 
   Kapal Asing Itu Bak Raja Laut 
   Kompas/try harijono 
   [BUTTON] 
   KAPAL asing yang menangkap ikan di perairan Indonesia sebenarnya 
bukan 
   cerita baru. Sejak puluhan tahun silam kapal-kapal asing itu bak 
raja 
   laut yang menguasai perairan lepas pantai mulai dari pantai barat 
dan 
   timur Sumatera hingga perairan di laut Sulawesi. 
    
   Bahkan kapal-kapal asing itu kini merangsek ke Laut Jawa dan 
jumlahnya 
   makin lama makin banyak, sehingga meresahkan nelayan kecil. 
    
   Mereka menguras habis kekayaan laut mulai ikan kakap hingga ikan 
teri 
   dengan alat tangkap pukat harimau (trawl). Padahal alat tangkap 
jenis 
   ini sudah dilarang di Indonesia karena merusak biota laut. 
    
   Di Bitung, Sulawesi Utara, nelayan setiap hari menyaksikan 
puluhan 
   kapal ikan asing beroperasi di perairan teritorial tanpa kenal 
takut. 
   Bahkan sesekali kapal-kapal asing itu mengancam perahu nelayan 
lokal 
   dengan tembakan maupun ancaman akan ditabrak jika mengusik 
operasi 
   mereka. 
    
   "Kami tahu mereka (kapal 
   asing) itu ilegal, tetapi kami bilang apa. Mereka seperti raja di 
   laut," kata Benny (39), nelayan di Bitung. "Jangankan mendekat 
untuk 
   menangkap ikan, untuk melewati mereka saja sulit," jelas Rasyidi 
yang 
   melihat kapal ikan asing berjubel di perairan utara Karimunjawa, 
   Jateng. 
    
   Menurut Benny, kapal-kapal asing kebanyakan berasal dari 
Thailand, 
   Taiwan, Filipina dan Korea. Kapal-kapal itu melakukan check point 
di 
   Pelabuhan Bitung, tetapi anehnya hasil tangkapan tak pernah ada. 
   "Mereka (pihak asing) memiliki kapal penampung, untuk kemudian 
   hasilnya dibawa ke luar,"kata Benny. 
    
   Tidak hanya itu, di laut mereka bisa menyaksikan kapal-kapal 
kembar, 
   yang memiliki warna cat serta nomor lambung yang sama. "Saya 
heran 
   sampai banyak sekali kapal kembar di laut," katanya. 
    
   Para nelayan tradisional pantai timur dan barat Pulau Sumatera, 
   khususnya di Sumatera Utara dan Aceh, juga sudah cukup lama 
menjerit 
   akibat pencurian ikan oleh kapal-kapal nelayan asing. Bukan itu 
saja, 
   kapal-kapal pukat harimau milik pengusaha domestik juga ikut 
ambil 
   bagian menguras kekayaan laut sehingga kehidupan nelayan kecil 
makin 
   terpuruk. 
    
   "Masalah kapal ikan asing dan kapal pukat harimau bukan hal baru. 
   Sudah puluhan tahun nelayan kecil hidup melarat karena kalah 
bersaing 
   dengan kapal-kapal pukat harimau dan kapal nelayan asing," ujar 
Tamsar 
   Hutagalung, salah seorang tokoh nelayan tradisional di Sibolga. 
    
                                    *** 
                                       
   MARAKNYA pencurian ikan di berbagai perairan Indonesia yang tiap 
   tahunnya menimbulkan kerugian milyaran dollar AS antara lain 
   disebabkan kedodorannya pengamanan di laut di samping longgarnya 
   pemberian izin operasi kepada kapal-kapal asing. 

.... dst ...lihat di sumber asli ....


--- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Mak, walikota Padang iko kan ANGKATAN LAUT bana. Kok takah itu 
bana yo lah payah awak kini ko. Seharusnyo baliau ko sangat peka jo 
kekayaan biota laut dan sangat bapotensi dikembangkan menjadi area 
wisata. Mungkin baliau ko fokus yo nan lai. Ndak tau lah awak konseb 
baliau.
> Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G 
network
> 
> -----Original Message-----
> From: "hambociek" <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> Date: Mon, 07 Jul 2008 14:27:05 
> To: <RantauNet@googlegroups.com>
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Album Pulang Basamo 2008 (2) - Ursn Makan di 
Sikuai
> 
> 
> 
> Ikan-ikannyo lapeh ka Lauik...
> Kapa-kapa pukek harimau Asiang acok manciluik
> Jo pantau-pantaunyo tandeh takukuik 
> digungguang jauh-jauah ka Subarang Lauik.
> 
> Di Sikuai urang indak dapek makan ikan, 
> di Lua Nagari sambuah mancogok variasi ikan,
> nan diekspor urang dari "Thailand" 
> dan lain-lain Nagari Jiran. 
> 
> Soal makan "hal kecil kayaknya?", rasonyo bukan
> Sukarno mangaluakan istilah sandang pangan
> 
> Kok iyo baitu pajalanan turih marasai,
> Apo nan dilagakkan pai ka Sikuai? 
> Elok lah pulang basamo ka Rumah Biyai,
> Tinggakan Uang-Piak agak salai-duo-alai.
> 
> Nyanyikan lagu Sapanjang Pantai:
> 
> Gelang Si Pagu Gelang,
> Bergelang si Rama-rama...
> Mari pulang, mari lah Pulang,
> Marilah Pulang ke Pangkuan Bunda ...
> 
> --Nyit Sungut
> Sjamsir Sjarif
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], Yulnofrins Napilus <ynapilus@> 
> wrote:
> >
> > Masalah Ikan yang lepas kembali ke laut ini, sudah standard 
Sikuai 
> kali nih. April tahun lalu (walau beda manajemen) waktu 30orang 
> fotografer yang ambo koordinir ke Sumbar termasuk ke Sikuai, 
> kasusnya hampir sama. Krn kita dipulau, ya maunya makanan 
> yg 'berbau' laut lah, sehingga ambo minta disiapkan acara Ikan 
Bakar 
> di tapi pantai itu. Mereka bilang "akan" disiapkan. Eeh... sampai 
> disana, ikannya juga "lepas" ke laut...:) Dan itu 
disampaikan "tanpa 
> beban" sama sekali ke kita oleh GM yg menjanjikannya waktu itu. 
Mau 
> menikmati suasana laut tapi makanannyo kok 'darek' juo... 
Antahlah...
> > Utk sanak Madahar yang mau bawa rombongan Chevron ke Sikuai, 
> baiknya teken kontrak "hitam diateh putiah" dululah utk urusan 
makan 
> iko. Makan pagi waktu itu juga telat, sudah hampir jam 8 pagi. 
> Sampai bbrp kali ambo tapaso masuak dapua nyo... Kayaknya hal 
kecil, 
> tapi bisa mengecewakan orang banyak nanti...
> > 
> > Salam,
> > Nofrins
> > 
> > 
> > ----- Original Message ----
> > From: ajo duta <ajoduta@>
> > To: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>; 
> [EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Monday, July 7, 2008 12:50:15 PM
> > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Album Pulang Basamo 2008 (2)
> > 
> > 
> > Baru berjalan 10 menit mesin boat mati. Agak kuatir dihati. Tapi 
> setelah
> > beberapa kali basituncik menghidupkan mesin, akhirnya jalan juga 
> itu
> > biduak sampai merapat ke dermaga Sikuai Resort.



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke