Kalo melahat nilai ekonomisnya, Pemko tidak terlalu usah. Tetapi pemecahan 
masalah Tabiang ini bukan saja masalah investasi. Bayak masalah yg harus dikaji 
lebih mendalam. Jan seperti koncek maloncek, ingek langsuang maloncek. Atau 
bapasokan kajian akademis, seperti terminal bus nan ndak tapakai, kini ribuik 
ibukota pariaman. Kenapa tidak pemko ko mambuek master plan nan di publis ka 
rakyat badarai. Buek gren desain nan oke, libatkan para ahli. Jadi jan pernah 
lah awak menyerdahankan sesuatu permasalahan nan alun tantu sederhana dan jan 
lo permasalahan sederhana dibuek rumik. 
Nanang, jkt 



----- Original Message ----
From: Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Thursday, July 17, 2008 3:10:49 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING - Bagi Orang Pedalaman


Saya jarang ke Padang.  Maklumlah, dibesarkan di pedalaman Sumatera Barat.  
Tidak setiap tahun, saya pergi ke Padang.  Biasanya jalan ke Padang, hanyalah 
ketika jalan-jalan bersama guru dan teman sekolah.  Jadi kalau suatu ketika, 
anda yang orang Padang melihat rombongan anak sekolah menaikki mobil PO Amanah 
dengan segala atribut ketercengangan melihat kota.  Saya mungkin salah satu 
orang yang anda lihat atau bahkan mungkin dikomentari sedikit miring.  Pernah 
juga ke Padang untuk keperluan lain bersama orang tua.  Tapi itu sangat 
jarang.  Karena orang tua saya ke Padang, biasanya untuk urusan kantor.  Sampai 
tahun 1990, juga tidak ada kerabat dekat kami yang tinggal ke Padang.  Sampai 
salah seorang etek saya tinggal dan bekerja di Padang.

Nama pelabuhan udara Tabing tentu sudah saya kenal sedari belajar IPS dulu di 
sekolah dasar.  Bersamaan dengan nama-nama Blang Bintang, Polonia, Kemayoran, 
Telang Betutu dan seterusnya.  Ketika itu, nama bandara belum popular.  Kita 
masih menyebutnya Pelabuhan Udara ketika itu.  Sebagai teman untuk Teluk Bayur, 
yang kita sebuat pelabuhan laut.

Ketika melewati jalan raya sepanjang bandara Tabing, biasanya kami akan 
berteriak-teriak.  Memandang takzim ke pelabuhan udara tersebut.  Apalagi kalau 
di bandaranya terlihat ada pesawat yang parkir di landasan parkir.  Ketika 
berada di Muaro (ini tempat paforit kunjungan kami orang daerah, kalau ke 
Padang) dan melihat pesawat yang hendak landing atau baru saja take off, hati 
ini sungguhlah senang.  Pemandangan ini tidak akan kami temui di daerah 
pedalaman.  Kalau pun bisa melihat pesawat di angkasa, hanylah sebuah titik 
kecil dan deru mesin yang terdengar sayup.

Mencoba bandara tabing dengan menaiki pesawat pertama kali saya coba adalah di 
tahun 2001.  Ketika pulang kampung menggunakan gaji pertama.  Dan sungguh, 
sebuah pengalaman yang mengharukan.  Naiknya garuda pula.  Ayah saya sampai 
menyalami setiap orang yang ia kenal di ruang tunggu pesawat, ketika 
menghantarkan saya.  Masa itu, masuk ruang tunggu keberangkatan bagi non 
penumpang bandara tabing dimungkinkan.  Ada karcis yang dijual untuk itu.

Sekarang Bandara Tabing sudah tidak digunakan lagi untuk penerbangan sipil.  
Kecuali ketika sebuah maskapai swasta salah landing.  Pesawat militer saya rasa 
juga tidak sering-sering amat mendarat dan take off di bandara tabing.  Bukan 
apa-apa, setahu di Lanud Tabing tidak ada skuadron udara khusus yang mangkal 
disana.  Jadi sah-sah saja jikalau bandara Tabing dialihfungsikan.  Tersera 
digunakan untuk kepentingan apa.  Sepanjang bermanfaat dan bisa mengembangkan 
ekonomi masyarakat.  Pangkalan udara kita pindahkan ke Katapiang.  Bandara Adi 
Sutjipto, selain untuk kepentingan penerbangan sipil, juga digunakan oleh 
sekolah penerbang TNI AU dan para karbol AAU.  Bandara Djuanda juga begitu, 
pelabuhan ini sekaligus berfungsi sebagai Pangkalan Udara TNI AL dan Angkatan 
Udara.

Mungkin Kawasan Bandara Tabiang bisa kita jadikan kawasan industri terpadu 
karupuak sanjai.  Dimana berjejer banyak pabrik dan gudang Karupuak Sanjai 
disana.  Di pintu masuknya terlihat berdiri megah gedung dengan plang nama 
Tabing-Karupuak Sanjai Institute.





--- On Wed, 7/16/08, HIFNI HFD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: HIFNI HFD <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING - nostalgia masa kecil
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Wednesday, July 16, 2008, 11:45 PM



 





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... Mantari Sutan
    • ... Madahar (madahar)
    • ... ridhas
      • ... Nofiardi
        • ... Riri Chaidir
        • ... hanifah daman
          • ... Nofend St. Mudo
    • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
    • ... Mantari Sutan

Kirim email ke