Mak Batuduang Ameh,

Kacang Tojin masih bajalan lancar Mak.  Cuma indak mungkin relokasi kantua jo 
pabirik ka Padang do. Bak kecek bossnyo Pak Mansur Kalahampok, mereka lah 
mantap untuak bakantua pusek di nagari Situmbin.  Kini tantu kito paralu 
mamulai mengembangkan produk unggulan lain, yakni Karupuak Sanjai.  

Sagitu dulu Mak Batuduang Ameh



----- Original Message ----
From: Madahar (madahar) <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Thursday, July 17, 2008 3:23:15 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING - Bagi Orang Pedalaman

 
sanak Mantari Sutan, baa kok lah barubah pangana ka 
karupuak sanjai. apo ndak rancak ditaruihan Kacang Tujin kapatang. kalo 
karupuak 
sanjai kan paralu pulo dulu du didatangan ahlinyo dari Kiktinggi untuk 
persiapannyo. tapi kalo Kacang Tujin kan lah ado Parusahaannyo langkok jo 
karyawan sarato manejernyo.
 
wassalam
Batuduang Ameh (40)
"4 Rancak 5 Lamak 
Bana" 


________________________________
 From: RantauNet@googlegroups.com 
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mantari 
Sutan
Sent: Thursday, July 17, 2008 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING - 
Bagi Orang Pedalaman


Saya 
jarang ke Padang.  Maklumlah, dibesarkan di pedalaman Sumatera Barat.  
Tidak setiap tahun, saya pergi ke Padang.  Biasanya jalan ke Padang, 
hanyalah ketika jalan-jalan bersama guru dan teman sekolah.  Jadi kalau 
suatu ketika, anda yang orang Padang melihat rombongan anak sekolah menaikki 
mobil PO Amanah dengan segala atribut ketercengangan melihat kota.  Saya 
mungkin salah satu orang yang anda lihat atau bahkan mungkin dikomentari 
sedikit 
miring.  Pernah juga ke Padang untuk keperluan lain bersama orang 
tua.  Tapi itu sangat jarang.  Karena orang tua saya ke Padang, 
biasanya untuk urusan kantor.  Sampai tahun 1990, juga tidak ada kerabat 
dekat kami yang tinggal ke Padang.  Sampai salah seorang etek saya tinggal 
dan bekerja di Padang.

Nama pelabuhan udara Tabing tentu sudah saya kenal 
sedari belajar IPS dulu di sekolah dasar.  Bersamaan dengan nama-nama Blang 
Bintang, Polonia, Kemayoran, Telang Betutu dan seterusnya.  Ketika itu, 
nama bandara belum popular.  Kita masih menyebutnya Pelabuhan Udara ketika 
itu.  Sebagai teman untuk Teluk Bayur, yang kita sebuat pelabuhan 
laut.

Ketika melewati jalan raya sepanjang bandara Tabing, biasanya kami 
akan berteriak-teriak.  Memandang takzim ke pelabuhan udara tersebut.  
Apalagi kalau di bandaranya terlihat ada pesawat yang parkir di landasan 
parkir.  Ketika berada di Muaro (ini tempat paforit kunjungan kami orang 
daerah, kalau ke Padang) dan melihat pesawat yang hendak landing atau baru saja 
take off, hati ini sungguhlah senang.  Pemandangan ini tidak akan kami 
temui di daerah pedalaman.  Kalau pun bisa melihat pesawat di angkasa, 
hanylah sebuah titik kecil dan deru mesin yang terdengar sayup.

Mencoba 
bandara tabing dengan menaiki pesawat pertama kali saya coba adalah di tahun 
2001.  Ketika pulang kampung menggunakan gaji pertama.  Dan sungguh, 
sebuah pengalaman yang mengharukan.  Naiknya garuda pula.  Ayah saya 
sampai menyalami setiap orang yang ia kenal di ruang tunggu pesawat, ketika 
menghantarkan saya.  Masa itu, masuk ruang tunggu keberangkatan bagi non 
penumpang bandara tabing dimungkinkan.  Ada karcis yang dijual untuk 
itu.

Sekarang Bandara Tabing sudah tidak digunakan lagi untuk penerbangan 
sipil.  Kecuali ketika sebuah maskapai swasta salah landing.  Pesawat 
militer saya rasa juga tidak sering-sering amat mendarat dan take off di 
bandara 
tabing.  Bukan apa-apa, setahu di Lanud Tabing tidak ada skuadron udara 
khusus yang mangkal disana.  Jadi sah-sah saja jikalau bandara Tabing 
dialihfungsikan.  Tersera digunakan untuk kepentingan apa.  Sepanjang 
bermanfaat dan bisa mengembangkan ekonomi masyarakat.  Pangkalan udara kita 
pindahkan ke Katapiang.  Bandara Adi Sutjipto, selain untuk kepentingan 
penerbangan sipil, juga digunakan oleh sekolah penerbang TNI AU dan para karbol 
AAU.  Bandara Djuanda juga begitu, pelabuhan ini sekaligus berfungsi 
sebagai Pangkalan Udara TNI AL dan Angkatan Udara.

Mungkin Kawasan 
Bandara Tabiang bisa kita jadikan kawasan industri terpadu karupuak 
sanjai.  Dimana berjejer banyak pabrik dan gudang Karupuak Sanjai 
disana.  Di pintu masuknya terlihat berdiri megah gedung dengan plang nama 
Tabing-Karupuak Sanjai Institute.



 


      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... Madahar (madahar)
  • ... ridhas
    • ... Nofiardi
      • ... Riri Chaidir
      • ... hanifah daman
        • ... Nofend St. Mudo
  • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
  • ... Mantari Sutan

Kirim email ke