Ruponyo kito samo sa TK awak mah sanak Hifni, di ujung landasan nan masuak dari pos jaga AURI. tapi alun pernah maalami latihan parang di landasan wakatu tu. Kapalo sakola io Bu Ros nan gapuak, barambuik kariting klo ndak salah. Wakatu tu, masih acok pai ka RRI padang jo kelas untuk maisi acara anak² TK, kalau wisata ka Taman Nirwana jo Taman Melati. Kenangan maso ketek. Ambo hanyo satahun se di TK, sudah di SD 1 Tabing muko Stasiun. Palo sakolanyo pak Aweh. Tiok pagi di stasiun tabiang ado mak itam baranti, ambo acok juo bali pisang manih dari amai nan manjua pisang di mak itam tu. Dek iyo mancaliak kapa tabang tiok hari, io pernah pulo ambo bausaho untuk bisa karajo di pswt, tp apo dayo, rencana tingga rrencana. Kok soal Misbar, io acok juo ambo pai, paliang acok pilem indihe. Sampai kini ambo penggemar lagu indihé. Ka dipermak jadi apo se ex bandara ko, silahkan, asal ado studi kelayakan nan mantap, indak cando koncek maloncek , pinjam istilah sanak Nanang.
Salam Heri Tanjuang(44, sabanta lai 45) Rang Tabiang Paris, Perancis HP : +33627532880 Fax :+33140598958 HP Indo : 0811885627 (hanyo utk SMS) --- En date de : Jeu 17.7.08, HIFNI HFD <[EMAIL PROTECTED]> a écrit : De: HIFNI HFD <[EMAIL PROTECTED]> Objet: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING - nostalgia masa kecil À: RantauNet@googlegroups.com Date: Jeudi 17 Juillet 2008, 8h45 Hemmmmm... bandara Tabing. Teringat masa kecil dulu, ketika ku bersekolah di Taman Kanak-Kanak Angkasa yang lokasinya bersebelahan dengan Bandara Tabing. Disanalah sang guru TK membangun dan membangkitkan cita-cita murid-muridnya. Masih terngiang olehku, sang ibu guru berkata : " Anak-anak..siapa yang ingin jadi pilot pesawat terbang ??? teman-teman lelaki semua tunjuk tangan. Kemudian, hayooo.. anak-anak siapa yang ingin jadi stewardess...??? dengan malu - malu, kami para cewek unjuk tangan pula. Dan ... suatu ketika para guru-guru, menggiring kami untuk menaiki pesawat hercules yang diparkir dilandasan bandara itu. Anak-anak berkicau - terkagum-kagum atas body pesawat kecil itu. Pak Tara.. dengan ramahnya menyambut kami : " Mari anak-anak.. Oom antar kalian naik. "Hore.... kami sangat senang sekali. Aku berciloteh.. aku ingin jadi stewardess, karena kulihat orangnya cantik-cantik. Maklum, hanya Garuda Indonesian Airways sebagai penerbangan nasional ketika itu. Ketika kami tengah asyik belajar, tiba-tiba terdengar ada Bom...dan ledakan besar dari landasan pacu. Murid-murid menjerit-jerit, termasuk diriku. Ibu Guru ketakutan. Pesawat tempur Auri terdengar melayang-layang diudara. Jantung kami berdebar, takut dan sangat takut. Ada perangkah.. ?? kata kami bertanya-tanya. Dari balik kelas kami melihat, tentara mengendap-endap dan mengintai lapangan terbang itu. Yang kami tahu hanya menjerit dan menjerit. Guru tak kurang paniknya. Akhirnya, semua murid-murid dipulangkannya, tanpa diantar oleh mobil sekolah yang waktu itu menggunakan sebuah truck yang sudah beratap terpal. Maka pulanglah aku kerumah sambil ketakutan dengan berjalan kaki, menuju rumahku di rumah dinas PJKA - stasiun Tabing dikala itu. Oh... rupanya sedang terjadi latihan perang-perangan. Sesungguhnya apa yang kusaksikan kala itu ?, Tabing - Koto Tangah, adalah suatu desa yang damai. Jauh dari hiruk pikuk. Disana ada Lubuk Minturun yang terkenal dengan airnya yang jernih sebagai tempat wisata. Di Tabing banyak buah bingkuang. Karena itulah kota Padang disebut kota Bingkuang. Bagiku, disitulah awal cita-cita dibangun dengan kebahagian masa kecil. Banyak kisah masa kecilku di wilayah ini, antara lain studi wisata yang nyata dari para guru disekolah itu. Entahlah siapa nama guru itu, yang teringat olehku kepala sekolahnya bernama Ibu Ros - yang tinggalnya di Seberang Padang. Saat ini, jika aku sesekali melintasi wilayah itu, manakala pulang kekampung halaman. Hati ini serasa ingin menangis, nyatanya wilayah itu tidak seindah yang aku alami dulu. Perhatikanlah, lokasi sebuah supermarket disana- tidak sesuai dengan keindahan dari sisi lansekapnya. banyak lagi yang lain. Kadangkala kita berpikir, mengapa masa itu cepat berlalu. Rasanya kita ingin kembali menjadi anak kecil lagi. Orang tua-tua kita hidup kembali. Begitu pula dengan perkereta apiannya agar hidup kembali. Kebetulan aku adalah seorang anak Engku Sep, yang berpindah-pindah dari stasiun ke stasiun. Masih mengalami kejayaan " mak itam di Sumbar dikala itu. Sampai akhir hayatnya sang papa - si angku sep itu, kami ledek... cari duit...!! syussyah payah syussyah payah. . cari duit...!! syussyah payah syussyah payah. . Bukankah demikian suara mak itam - si lokomotif itu, ketika ia menarik gerbong keretanya....? 3vy niz http://hyvny.blogspot.com http://bundokanduang.wordpress.com --- On Thu, 7/17/08, MIKO A Mikardo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: MIKO A Mikardo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BANDARA TABING To: RantauNet@googlegroups.com Date: Thursday, July 17, 2008, 12:22 AM Kawasan Bandara Tabiang ... hmmm, kawasan tampek ambo dibesarkan. Banyak kenangan maso ketek disinan, dek rumah ambo persis disubarang asrama TNI-AU tu ... Kompleks AURi kami sabuik dulu. Tampek ambo ketek-ketek dulu ... mancilok bengkuang diujuang landasan pacu dakek kuburan Tunggua Hitam, tampek nongkrong/ikut-ikutan manggaleh majalah di Terminal Bandara, balapan motor sore hari di runaway, mancilok-cilok wakatu main tenis di lapangan Tenis TNI-AU, main bola di Lapangan Bola Angkasa, main sepeda dipinggiran jalan kecil sebelah rel, bauru-uru di rel pada malam hari dan banyak lagi kenangan dengan kawan sepermainan maso saisuak. Kini kawasan ko saruponyo acok dipakai untuak konser musik dan hiburan yang mengumpulkan masa. Tampek ko memang milik TNI-AU. Batasnyo mulai dari Jalan Kemayoran (Tunggua Hitam, Aie Tawa Timur) ke arah Utara sampai pampangan rel KA di Tabiang. Tamasuak didalamnyo Pacuan Kudo-Tunggul Hitam semuanya milik TNI-AU. Tahun 2005 ambo sempat ma ota-ota jo Kumandan TNI-AU Lanud Tabing, Letkol (Pnb) Jamal ... keceknyo, sayang nyo memang kawasan ko takapuang dek Rel KA. Kalau indak takapuang dek itu, TNI-AU pasti sudah membangun kawasan ekonomi (mis: SPBU dan lainnya) yang bisa menghasilkan. Dan menurut beliau memang pernah ada pembicaraan untuk tukar guling TNI-AU Pusat dengan Pemko Padang. Tapi entah sampai ma hetongannyo ... indak pulo jaleh lai. Kalau memang Pemko Padang jadi tukar guling dengan TNI-AU ... walaupun kawasan ko nyo kapuang dek rel KA, manuruik pandangan ambo justru bisa menjadikan nilai tambah dengan menjadikan tempat ini menjadi kawasan perekonomian dan fasilitas olahraga/umum yang lengkap dengan mengandalkan Kereta Api sebagai cikal-bakal mass transport Kota Padang. MIKO (40 th) Tg Priok _____________________________________________________________________________ Envoyez avec Yahoo! Mail. Une boite mail plus intelligente http://mail.yahoo.fr --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---