Yth. Engku J. Mohyiddin Assalamulaikum W.W. Bersama ini ambo kirim sedikit ringkasan kaba Sabai nan Aluaih yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penulisnya. Juga attach naskah randai (sandiwara khas Minang) Manih talonsong (Manis terlanjur) dalam bentuk pdf yang merupakan sindiran kehidupan keluarga Minang Kabau masakini. Mudah2-an bisa dipahami makna sastra Minang ini. Hormat dari ambo Abraham Ilyas. Ringkasan Kaba Sabai nan Aluih: dari Naskah karya Tulis St. Sati: Kait berkait rotan Saga sudah terkait di akar Bahar Terbang ke langit terberita tiba di bumi jadi kabar Tokoh-tokoh: Rajo Babandiang, bermukim di Padang Tarap memiliki sepasang anak. Ibarat anak balam, seekor jantan seekor betina. Yang laki-laki bernama Mangkutak Alam, yang perempuan bernama Sabai nan Aluih. Mangkutak Alam, jantung hati Raja berbanding, hubungan nyawa Bunda Kandung. Anak dimanjakan tiap hari, anak berkundang petang dan pagi, buah hati limpa berkurung, pautan hati ayah bunda. Tambatan larat ibu bapa, rangkai hati pengarang jantung, permainan orang sekampungnya. Ia bersutan di mata, beraja di hati, pintanya harus dikabulkan, suruhnya mesti diturutkan, tegahnya wajib dihentikan. Gila bermain petang dan pagi, tidak boleh dilarang-larang, ringkasnya sebagai anak laki-laki manja, sehari-hari kesukaannya bermain layang-layang. Rajo nan Panjang, raja telah berusia tua, yang bermukim di Situjuah Bandar Dalam, di Piobang Sungai Baringin, orang cerdik-cendekia, orang jauhari-bijaksana, pusat jala, pumpunan ikan. Pasak kunci rang Lima Puluh. Bujang Selamat, utusan Raja nan Panjang. Raja nan Panjang ingin mempersunting Sabai nan Aluih menjadi isterinya dengan mengutus Bujang Selamat. Jawaban Raja Berbanding:... si Sabai anak kandungku, dipinang Raja nan Panjang..... Jika hamba merenung-renung, jika hamba pikirkan, heran sungguh dalam hati. Tidak baris yang dipahat, tidak dirasuk menjeriau. Dia seorang tua, dengan Sabai tidak berjodoh, orang tua berbini muda. Biarpun apa yang akan terjadi, permintaannya akan kutolak berterang-terang, karena tidak pada tempatnya.
Kalau boleh kehendak hati-- lihat anak, pandang menantu, sesuai ujung dengan pangkal. Sesuai pekapuran dengan tutupnya, tidak akan hamba izinkan, tidak akan hamba sukai, tidak mau hamba memberikan Sabai jadi isterinya. Raja nan Kongkong dan Lompong Batuah, kawan Raja nan Panjang yang memberi semangat kepadanya untuk melakukan perang tanding dengan Raja Berbanding karena dihalangi mengawini anaknya. Tuanku Raja nan Panjang, dengarkan jua kata hamba, pantun ibarat orang dahulu: Turun hujan hari lah petang Bunga mawar tumbuhnya subur ditiup angin habis tunduk dipetik jangan dicabutkan tanaman putri dari tanah jawa Sudah habis rokok sebatang lah punah sirih sekapur pasar sudah tempat duduk penatlah kita menantikan Raja berbanding tak datang jua. Takutkah gerangan Raja Berbanding, takut berhadapan dengan tuanku, takut kan keris Lompong Batuah, keris buatan Suruaso, tuahnyo bukan alang kepalang, jejak ditikam mati jua. Raja nan Panjang sangat menghormati keberanian lawannya: Rajo nan Kongkong dan Lompong Batuah, dengarkan jua kata hamba ! Masaklah buah limau purut dipetik sambil berlari berjalan selangkah melihat surut berkata sepatah dipikiri. Berkata jangan terlanjur-lanjur, mengecek jangan terlompat-lompat, melangkah jangan terdorong-dorong, orang dunia banyak nan bertuah. ....terjadi perang tanding antara Raja Berbanding dengan Raja nan Panjang, lalu Raja Berbanding mati terbunuh. Buyung (pembantu Sabai): Wahai kakak Sabai nan Aluih, dengarkan jua seru hamba. Mengapa kakak bertenun jua, bapak kakak sudah mati, ditembak raja nan Panjang, di tengah rimba peperangan. Oleh lawan tidak terpegang, oleh kawan tidak terangkat, bangkai tergolek di dalam rimba, kakak bersenang hati juga ! Sabai (sedang bertenun kain di rumahnya): Lah masak padi rang Ngungun lah rebah tunggul jerami Ibuku gulunglah tenun Bapakku gerangan lah mati Sadun Seribai (ibu Sabai nan Aluaih) Jangan ribut penderas amat entah orang pergi ke surau jangan hidup pencemas amat entah orang bergurau-gurau Sabai cepat menuju medan perang tanding antara ayahnya dengan Raja nan Panjang. Sabai menembak Raja nan Panjang untuk memuntut balas kematian ayahnya. Sementara itu Mangkutak Alam asyik bermain layang-layang. Adikku kesayangan bapak, manakah tanda hamba beradik, bapak kita sudahlah mati, mati dibunuh raja nan panjang, Sekarang bagaimana pikiran adik, tunjukkanlah kejantanan adik, tuntutkanlah malu kita. Jawaban Mangkutak Alam: Bukan hamba takut mandi Takut hamba berbasah-basah mandi di lubuk pariangan Bukan hamba takut kan mati Takut hamba kan patah-patah Hamba di dalam bertunangan MA: Sabai nan Aluaih kakak kandungku, bagaimana kan hamba pergi perang, hamba di dalam bertunangan, lagi pula hamba tak tahu, tak tahu memegang bedil, apalagi menembakkannya. SnA: Adikku dengarlah kataku, Raja nan Panjang sudah kutembak, sudah terguling di tengah padang. Kerja ringan tinggal bagimu, ceraikan kepala dari badannya, supaya terhapus malu kita. MA: Kakakku Sabai nan Aluih janganlah marah kepada hamba, hamba tak pandai memegang keris, serahkan hamba berguru dulu. Narawatu (pembantu Raja nan Panjang) Hai Upik Sabai nan Aluih, jangan kau banyak cakap, tuanku sudah kau bunuh. Kau gadis tak bermalu, engkau gadis tak berhati, membunuh mati tuan kandungku. Bawa olehmu mayat ayahmu utangmu sudah berbayar, piutangmu telah berterima, tak usah kita bercakap lagi. Sabai nan Aluih (the End) Kalau tidak tolong meluli (catatan: ambo indak mangarati arti meluli) tolong menggantih apalah hamba Kalau tidak tolong dengan merugi Tolong dengan jerih apalah hamba Soekarno, yang orang Jawa sering meniru gaya kalimat-kalimat kaba (perulangan) untuk mempermanis susunan kalimat pada setiap pidato-pidatonya. Mungkin karena sebab itulah maka dia berhasil menjadi seorang orator ulung di dunia ini, contoh pidatonya tg. 17-8-1959/Penemuan Kembali Revolusi Kita: "Pendek kata, dari dulu - mula tudjuan kita ialah suatu masasjarakat jang adil dan makmur. Masjarakat yang demikian itu tidak djatuh begitu sadja dari langit, laksana embun diwaktu malam. Masjarakat demikian itu harus kita perdjoangkan, masjarakat demikian itu harus kita bangun." Nah bila ingin mengajar anak-anak untuk menjadi tukang pidato yang unggul, cobalah disuruh mereka sering membaca kaba yang memiliki gaya bahasa khas. Ambo indak menemui susunan kalimat cantik semacam ini dalam buku-buku sastra Jawa (Serat, Babat ataupun dialog para dalang). ============================== --- On Wed, 7/30/08, Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: SINDIRAN WISRAN HADI TERHADAP KAUM INTELEKTUAL "MINANG KABAU" To: RantauNet@googlegroups.com Date: Wednesday, July 30, 2008, 12:35 AM Yth. Engku Jamaluddin dan Pak Saaf Ambo dikirimi tulisan-tulisan semacam ini oleh Bpk. Wisran Hadi yang sebagian telah ambo upload di :http://nagari.or.id/?moda=wisran2 ( 19 judul) Ambo berkeinginan mengupload seluruh sindiran tsb. yang betul-betul merupakan jelatang bagi yang tekena sindiran tsb. Mudah2-an dalam waktu yang akan datang naskah semacam itu dapat dilihat di menu khusus untuk tulisan-tulisan Wisran tsb. di situs nagari.or.id Wassalam Abraham Ilyas, 63. lk www.nagari.org www.nagari.or.id --- On Sun, 7/27/08, jamaludin mohyiddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: jamaludin mohyiddin <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: SINDIRAN WISRAN HADI TERHADAP KAUM INTELEKTUAL "MINANG KABAU" To: RantauNet@googlegroups.com Date: Sunday, July 27, 2008, 9:05 AM Wa' Alaikum salam warahmatulLlah hi wabarokatuh, Pak Saaf dan Dunsanak yang d hormati, Saya boleh membaca karangan Wasran Hadi tetapi tidak mampu menghazami/memahami pengertian cerita beliau. Adakah bahaso Minangnya bahasa halus dan tinggi? Saya betul betul ingin memahami butir perbicaraan cerita beliau secara baik. Saya berharap agar sudi kiranya ada diantara Dunsanak yang boleh menterjemah ke dalam bahasa Melayu Jawi? Kepada sipenterjemah saya mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingganya. --- On Sun, 7/27/08, Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] SINDIRAN WISRAN HADI TERHADAP KAUM INTELEKTUAL "MINANG KABAU" To: RantauNet@googlegroups.com Cc: "Upi Sundari" <[EMAIL PROTECTED]>, "H. Mas'oed ABIDIN" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sunday, July 27, 2008, 8:09 AM Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta, Saya senang membaca tulisan-tulisan budayawan Wisran Hadi, yang secara jenaka mengolok-olok berbagai aspek kehidupan berminang-minang, khususnya yang memang pantas diolok-olok. Kali ini yang kena gili adalah kaum intelektual "Minang Kabau' [ditulis sebagai dua kata!]. Tempohari para bundo kanduang. Namun saya belum pernah membaca olok-olok beliau mengenai para penghulu, yang menurut catatan LKAAM Sumbar jumlahnya sebanyak 68.000 (enam puluh delapan ribu) orang, atau hampir tujuh divisi! Olok-olok terhadap para penghulu ini dahulu pernah saya baca di Rantau Net, berasal dari kutipan buku kecil berjudul "Rancak di Labuah". Hari Jumat tanggal 25 Juli yang lalu saya berhasil menemukan buku kecil itu di kios buku Minang di Pusat Buku Indonesia, Hypermart Kepala Gading, Jakarta. Saya baca dengan asyik dan dengan rasa geli. Saya harapkan Pak Wisran Hadi ini akan terus menulis, baik mengenai Minangkabau maupun mengenai "Minang Kabau'. Terima kasih kepada Bp drg Abraham Ilyas yang telah mengirim artikel ini ke RN. Wassalam, Saafroedin Bahar (L, 71 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --- On Sun, 7/27/08, Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Intelegensia Orang Minang Menurun?, Akibat Derita Hipertensi To: RantauNet@googlegroups.com Date: Sunday, July 27, 2008, 11:23 AM Karena url tak tampil di milis mako teks lengkap ambo, copykan: Intelektual Minang KabauDikarang oleh : Wisran Hadi Tasabuik maso daulu, datanglah Buluah Kuriang jo Basi Panggiriak manamui Sabai Nan Aluih. Nak mangklarifikasikan parsoalan tukang kaba nan nyo tuduah dek Sabai Nan Aluih sebagai dalang dalam tragedi pembunuhan Rajo Babandiang. Sagalo tukang kaba lah kanai tuduah sebagai pembunuh kejam, mambunuah urang sambia badendang! “Ha, kan alah tu Ciak. Jadi, kami kamari ko iyo nak manjaleh kan pulo sakali, baa mangko sagalo tukang dendang, indak malibatkan Mangkutak Alam dalam pambunuhan rajo-rajo tu,” kato Buluah Kuriang, sasudah Sabai nan Aluih baranti berang-berang. “Baa nyo Mangkutak tu? Urang nan suko balayang-layang, indak namuah manuntuik baleh, padohal ayah lah dibunuah urang,” tanyo si Sabai. “Kok tantangan adiak aciak nantun, itulah urang nan patuik disabuik intelektual Minangkabau,” jawek Buluah Kuriang. “Ha? Lah intelektual Minang pulo adiak den tu? Baa duduaknyo tu?” “Urang nan dapek disabuik intelektual Minang tu ado sambilan macam saratnyo. Kasambilanan nyo alah nyo panuhi dek Mangkutak Alam,” solo Basi Panggiriak. “Apo-apo sajo tu saratnyo?” tanyo si Sabai tasasak. “Partamo, Mangkutak suko bamain layang-layang.. Itu maknanyo, inyo urang nan suko maukua tengginyo langik, bara karehnyo angin, dari ma datang angin, bilo angin bakisa. Urang nan saroman tu adolah sifat seorang ilmuwan.” “Nan kaduo?” “Kaduo, Mangkutak indak namuah terlibat jo kematian bapaknyo walau dibunuah dek Rajo Nan Panjang. Urang nan basipat saroman tu, maknanyo, adolah urang nan indak suko terlibat jo masalah kriminil, bunuah mambunuah atau baleh dandam. Baitu juo Mangkutak terhadok Rajo Nan Panjang, inyo indak namuah malawan. Itu maknanyo bana, inyo indak suko malakukan makar, kudeta, oposisi, atau mambunuah pamarentahan nan sadang bajalan. Nan katigo, inyo indak namuah lai bapikie caro kampuang, sabateh dapua jo rumah gadang. Aratino bana, inyo tu ba alam laweh ba padang data. Orientasinyo luas, hubungan jo urang lain dijago elok-elok. Pandai bamain dinan rami, indak namuah bamain dinan kalam. Aratino bana, inyo lai pandai bapolitik pulo saketek. Nan kaampek, Mangkutak tu lah kanai hati ka padusi, tapi padusi antah sia. Itu maknanyo, inyo dapek mancintoi sesuatu nan alun pasti. Mancintoi nan alun wujud. Mancintoi sesuatu nan indak pasti itulah hakekat dari ilmu pengetahuan. Kalimo, inyo urang Minang. Jaleh kaumnyo. Basuku, bakorong bakampuang, basawah baladang jo banagari. Nan ka anam, bapaknyo pangulu, rajo pulo lai. Itu aratino bana, inyo urang tanamo sajak saisuak. Bapak kayo mande batuah. Nan katujuah, inyo indak namuah kawin jo urang kampuangnyo sandiri. Itu aratino bana, inyo labiah suko tingga di nagari urang daripada di kampuang. Labiah suko inyo di rantau daripado di kampuang. Nan ka salapan, inyo indak namuah jadi anak buah Rajo Nan Panjang. Itu aratino bana, inyo indak namuah manjadi urang pamarentahan, apolai jadi pak turuik, tukang anggauk-angguak. Dek karano Mangkutak Alam mamanuhi salapan dari sambilan katagori sia nan disabuik intelektual Minang tu, patuik bana inyo diimbaukan, propesor dotor Mangkutak Alam. Inyolah jadi caminan intelektual Minangkabau sampai nantik,” kato Buluah Kuriang manutuik uraiannyo. “Lai ba ugamo atau indak tamasuak sarat indak?” tanyo si Sabai. “Itulah nan paliang penting. Lai mah takana dek Aciak. Ugamo. Itulah syarat nan kasambilan,” solo Basi Panggiriak. “Apaknyo kan lai Islam. Tiok Jumahaik lai pai ka musajik. Kalau apaknyo lai Islam, tantu anaknyo lai Islam pulo,” sambuang Buluah Kuriang.. Sabai Nan Aluih maangguak-angguak. Kini baru inyo tahu, baa mangko Mangkutak Alam indak nyo libatkan dek tukang kaba dalam babagai pambunuhan. Supayo intelektual Minang tu indak nyo bunuah dek pamarentahan Rajo Nan Panjang nan sadang bajalan wakatu itu. --- On Sun, 7/27/08, Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Abraham Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Intelegensia Orang Minang Menurun?, Akibat Derita Hipertensi To: RantauNet@googlegroups.com Date: Sunday, July 27, 2008, 12:19 AM Perki dan Perdosi Sumbar akan mengkaji apakah tingginya angka penyakit jantung di Sumbar berpengaruh terhadap intelegensia warga (mungkin maksudnyo "orang !") Minang Kabau. Iko usul ambo ka angku-angku dotor nan ka basimposium tu, jugo mambaco nan disabuaik Intelektual Minang Kabau (berkaitan dgn intelegensia) oleh Buluah Kuriang iolah sarupo parangai Mangkutak Alam, adiaknyo Sabai nan Aluaih, silakan di klik di: http://nagari.or.id/?moda=wisran&no=129 Gunonyo untuak manjalehkan makna intelegensia (nan diserap dari bahaso Inggirih) kapado cucu-cucu dari anak buah Rajo nan Panjang. Wassalam Abraham Ilyas 63, Lk --- On Thu, 7/24/08, ~NaN~ <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: ~NaN~ <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Intelegensia Orang Minang Menurun?, Akibat Derita Hipertensi To: RantauNet@googlegroups.com Date: Thursday, July 24, 2008, 6:47 AM Alah barang pasti lah kalo badan sakik intelegensia bakurang, ndak bisa bapikia tanang dek manahan sakik .. kadang kadang dek paruik lapa talambek makan sae, ndak takarajoan karajo lai do.. cari makan wak lai cek nyooo nanda 28, sadang lapa > Mungkin dek pola makan urang minang nan suko jo dagiang, lamak2, minyak > & bakuah santan?? > > Salam > > Nofiardi 41 > > > > > > Intelegensia Orang Minang Menurun?, Akibat Derita Hipertensi > > > > Kamis, 24 Juli 2008 > > Padang, Padek-- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia > (PERKI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) > Cabang Padang, dengan menggelar simposium hubungan antara kesehatan > jantung dan otak. Kegiatan ini untuk mengkaji apakah tingginya angka > penyakit jantung di Sumbar berpengaruh terhadap intelegensia warga > Minangkabau. > > "Angka kejadian hipertensi di Sumbar mencapai 25 persen, artinya satu > dari empat orang Minangkabau menderita hipertensi (Neurology) berada di > atas angka rata-rata nasional 17-18 persen. Penyakit ini bermuara > komplikasi penyakit lain di antaranya jantung (kardiology) ginjal dan > stroke. ================ cut --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---