Dari singgalang kito caliak.....
 
        
Kamis, 07 Agustus 2008  

 Image
<http://www.hariansinggalang.co.id/images/stories/demo/other/kanker.jpg>
AGAM- Yang namanya penyakit, memang datangnya tak pernah diundang. Dia bisa
datang dan menyerang siapa saja. Penyakit tak pernah memandang status sosial
seseorang, apakah dia orang miskin ataupun orang kaya. Pokoknya, penyakit
hinggap semau dan sekehendaknya. Jika penyakit tersebut hinggap pada orang
kaya, tak soal. Namun, jika sudah hinggap dan menyerang pada orang dari
keluarga miskin, cerita jadi lain. Begitulah gambaran nasib buruk yang kini
dialami salah seorang anak dari keluarga miskin pasangan Jon Hendra, 34,
yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh bangunan dan istrinya Juliati, 32,
warga asal Jorong Dangkek, Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang,
Kabupaten Agam, yang selama ini bermukin di Kota Padang. 

Sudah 2,5 tahun sudah, keluarga ini berusaha dan berupaya untuk kesembuhan
anaknya Nailur Salwa, 2,4, yang diserang kanker ganas di kepala bagian
kirinya. Segala daya dan upaya sudah dicoba. Dengan keterbatasan
kemapuannya, akhirnya mereka menyerah pada nasib.

Saat Singgalang bertandang ke rumah semi permanen yang ditempati Joni Hendra
dan keluarganya, di Kapau Tilatang Kamang, Rabu (6/8), terlihat tak satu pun
perabot yang menghiasi rumah kecil sederhana tersebut. Yang ada di dalam
rumah hanya satu buah tikar yang membentang lusuh.

Rumah yang ditempati Juliati dan keluarganya tersebut bukanlah rumah
miliknya. Tapi rumah kakak ibu (etek) Juliati, yang bermurah hati dan
prihatin dengan kondisi keluarga Juliati. Apalagi satu anaknya sedang sakit
akibat kanker ganas yang menyerangnya.

Di salah satu pojok di rumah tersebut, tergolek lemah seorang bocah kecil,
yang mengerang-erang kesakitan. Bocah tersebut adalah Nailur Salwa, 2,4,
satu dari anak kembar pasangan Juliati dan Joni Hendra, yang kini sedang
bertarung melawan sakit, akibat kanker ganas yang menyerang kepala bagian
kirinya.

Pelipis, telinga, leher hingga kepala bagian belakang Nailur Salwa terlihat
membengkak dan melepuh akibat kanker ganas yang dideritanya sejak baru
berumur 20 hari itu. Kanker kulit yang terlihat seperti bekas terbakar
tersebut, mengeluarkan aroma yang tak sedap. Beberapa meter jaraknya, aroma
yang dikeluarkan dari kanker tersebut sudah tercium.

Juliati ibu Nailur Salwa menceritakan, dia sekarang mengaku pasrah dengan
nasib yang menimpa anaknya Nailur. Dia tak bisa lagi berbuat banyak dengan
penyakit yang diderita anak tersebut. Sejak awal diserang kanker, semua daya
dan upaya telah dilakukan untuk kesembuhan putri tercintanya tersebut. 

Disebutkannya, semua harta benda yang pernah dimilikinya dari hasil kerja
suaminya sebagai buruh bangunan sudah habis ludes semuanya untuk biaya
berobat Nailur Salwa. Namun, kanker ganas yang menyerang sebagian kepala
kiri anaknya itu, tak kunjung juga sembuh. 

Bahkan, dia dan suaminya Joni Hedra, harus rela pulang kampung dari Padang,
tempat dia bermukim dan mencarikan hidup selama ini, karena kehabisan biaya
dan bekal untuk hidup di perantauan. Sementara, uang yang didapat dari hasil
berkuli suaminya, hanya untuk biaya berobat anaknya Nailur saja. 

"Tak ada lagi yang akan di pakuah di perantauan di kota Bengkuang Padang,
semua harta benda sudah habis untuk berobat anak. Kadang kami terpaksa
puasa. Habis bagaimana, obat untuk anak harus dibeli terus. Sedangkan suami
hanya buruh bangunan dan saya tak bisa kemana-mana. Dari pada tak makan di
rantau, kami pun dengan berat hati akhirnya memutuskan pulang kembali ke
kampung halaman di Kapau," ujar Juliati sedih.

Dikisahkan Juliati, kanker ganas yang diderita putrinya Nailur Salwa, sejak
putrinya itu masih berumur 20 hari. Awalnya, hanya berupa bintik merah biasa
di pelipis mata kirinya. Namun, lama-kelamaan berubah menjadi bentolan dan
semakin membesar, bahkan meluas sampai ke telinga, leher dan kepala bagian
belakang.

Sejak adanya kelainan pada pelipis mata anaknya tersebut, Juliati pun
mencoba memeriksakannya ke salah satu rumah sakit di Padang. Berbekal sebuah
kartu Askeskin yang dia terima dari pengurus Lurah di tempat tinggalnya di
Padang, dia pergi ka rumah sakit untuk memeriksakan kondisi anaknya. Namun,
malang baginya, karena memakai Askeskin, pihak rumah sakit menolak
melayaninya.

Tak patah arang, Juliati pun mencoba membawa anaknya berobat ke RS Ibnu Sina
(Yarsi) Padang. Oleh pihak RS Ibnu Sina, anaknya Nailur Salwa hanya diberi
obat dan disuruh minum obat secara rutin. Dari keterangan dokter, penyakit
itu adalah kanker dan akan cepat menjalar ke bagian lain di kepala Nailur
anaknya. Kanker tersebut harus dioperasi dan biayanya sangat besar.

Setelah mengetahui penyakit yang diderita anaknya Nailur Salwa adalah kanker
ganas, Juliati semakin gundah, apalagi dia tak punya banyak uang untuk biaya
operasi maupun biaya pengobatan. Dengan segala daya dan upaya, Juliati dan
suaminya Joni Hendra mencoba mencari biaya, ada biaya anaknya dibawa
berobat. Tak ada biaya, penyakit anaknya dibiarkan begitu saja.

Hingga akhirnya, mereka berdua pun tak kuasa lagi mencarikan biaya untuk
berobat anaknya. Sementara, untuk hidup di Padang, mereka harus mengeluarkan
biaya yang tak sedikit. Mulai dari sewa rumah kontrakan dan biaya untuk
kelangsungan hidup anak-anak yang lain. 

Setelah semua harta benda habis dijual untuk biaya berobat dan rumah
kontrakan tak mampu lagi disewa, keluarga ini pun memutuskan untuk mengadu
nasib di kampung halaman tercintanya di Jorong Dangkek, Nagari Kapau,
Kecamatan Tilatang Kamang, sambil menyimpan duka dan derita akibat kanker
ganas yang menyerang anaknya Nailur Salwa. 

Kini, keluarga malang tersebut sangat mengharapkan uluran tangan dari para
dermawan. Mereka mengaku tak kuat lagi mencarikan biaya untuk berobat
anaknya Nailur Salwa. Bahkan, kadang untuk biaya berobat anaknya, keluarga
ini terpaksa menahan perut berpuasa. Asal putri tercintanya Nailur bisa
berobat. oTomi Syamsuar


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: kanker.jpg>>

Kirim email ke