Setiap kali saya ke laut, saya saksikan plastik2 , berserakan dan nelayan dan setiap penumpang diatas kapal dengan enteng dan tanpa bean dan dosa melempar semua sampah dalam kapalnya ke laut Sayapun tanpa sengaja acap kali membuang botol aqua sehabis minum ke dalam laut atau sungai sampai satu saat saya ikut Diving bersama penyelam dari Inggeris dan Singapura, didekat Pulau Silaut yg bagus sekali terumbu karangnya, memarahi saya sewaktu akan membuang sampah kelaut, Merah mukanya dan sangat marah dia menyaksikan sampah yg di buang kelaut Adakah kita peduli? salam dan do'a K Suheimi
----- Original Message ---- From: Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, August 12, 2008 4:30:22 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Sampah Plastik di Laut Sampah Plastik di Laut<http://genenetto.blogspot.com/2008/08/sampah-plastik-di-laut-di-pertengahan.html> Di pertengahan Laut Pasifik, ada "lautan plastik" yang sedang meluas dengan cepat, dan sekarang sudah dua kali lipat ukuran seluruh bangsa Amerika Serikat, kata ilmuan. Lautan sampah plastik ini, atau bisa dikatakan tempat sampah yang paling luas di dunia, ditahan pada posisinya oleh arus-arus di bawah permukaan laut yang berputar-putar. *"Lautan plastik" yang mengapung ini bermula dari sekitar 500 mil laut dari tepi pantai barat Amerika Serikat, melintas laut pasifik, lewati pulau Hawaii, hampir sampai ke bangsa Jepang.* Charles Moore, seorang *oceanographer* (ahli laut) dari Amerika yang menemukan lautan plastik ini yang dia sebut "Tempat Sampah Raksasa Laut Pasifik", merasa yakin *ada sekitar 100 juta ton sampah plastik* yang sedang berputar di wilayah ini. Dr Marcus Eriksen, seorang periset di *Algalita Marine Research Foundation* mengatakan, "Orang salah paham bahwa ini seperti sebuah pulau yang bisa diinjak. Tidak demikian. Ini lebih mirip "sop" yang dibuat dari bahan plastik. Wilayah ini sepertinya tidak berakhir, dan luasnya dua kali lipat wilayahnya bangsa Amerika Serikat. Curtis Ebbesmeyer, seorang *oceanographer* dan salah satu ahli terkemuka tentang lautan plasitk ini, telah mengikuti peningkatan jumlah plastik di dalam laut dunia selama 15 tahun. Katanya, lautan plastik ini mirip sebuah binatang raksasa yang bisa begerak dengan bebas ke mana saja. Kalau mendekati daratan, seperti yang pernah terjadi di pulau Hawaii, plastik ini bisa "dimuntahkan" ke pantai. "Sop" ini sebenarnya punya dua sayap yang tergabung, yang berada di sebelah barat dan sebelah timur dari pulau Hawaii. Ini disebut Tempat Sampah Barat dan Tempat Sampah Timur. Sekitar 1/5 dari sampah ini adalah barang yang dibuang ke laut dari kapal atau rig minyak yang berada di tengah laut. Isinya terdiri dari segala macam bahan, termasuk sepak bola, kapal dayung plastik, balok Lego, dan tentu saja kantong plastik. *Sisanya (4/5) berasal dari sampah yang dibuang pada daratan (seperti kantong plastik dari toko swalayan yang sering dibuang ke sungai, dll.) dan akhirnya masuk ke laut.* Charles Moore, seorang pelaut, menemukan lautan sampah ini secara tidak sengaja pada tahun 1997. Di sedang berkompetisi dalam lomba kapal layar *Los Angeles to Hawaii Yacht Race *ketika dia masuki wilayah laut di bagian utara Laut Pasifik. Di situ, angin terlalu sedikit dan arus laut juga terlalu lemah disebabkan tekanan udara yang juga lemah pada posisi geografis itu, dan karena itu, wilayah ini biasanya dihindari oleh semua pelaut. Dia sangat kaget ketika melihat ribuan mil sampah di posisi itu yang sangat jauh dari daratan. Hari demi hari dia periksa kembali, dan tetap ada lautan sampah plastik di bawah kapal layarnya. Pandangan tersebut berlangsung selama satu minggu. Moore kembali ke Amerika, menjual semua bisnisnya dan menjadi seorang aktivis lingkungan, sekaligus mendirikan *Algalita Marine Research Foundation.* Dia memberikan peringatan keras bahwa kalau semua orang tidak mengurangi konsumsi barang-barang plastik, maka lautan plastik tersebut akan menjadi dua kali lebih luas dalam 10 tahun. Profesor David Karl, seorang *oceanographer* di University of Hawaii mengatakan diperlukan riset yang lebih banyak untuk menentukan luasnya dan sifatnya sop plastik ini di tengah Laut Pasifik, tetapi untuk sementara dia tidak meragukan hasil dari penelitan awal yang sudah ada. "Sampah plastik dari kita harus berahkir pada suatu tempat, dan sudah saatnya kita meneliti efek pembuangan sampah plastik pada ekosistem laut. Plastik yang dibuat sekarang bisa bertahan lama sekali sehingga *barang-barang yang dibuat dari plastik 50 tahun yang lalu masih ditemukan di dalam laut.*Karena plastik ini seringkali tidak tebal (tidak punya bentuk yang kaku, terutama kantong plastik) dan karena mengapung di bawah permukaan laut, maka lautan plastik ini tidak bisa dilihat dalam foto satelit. Hanya bisa dilihat dari atas kapal yang berada di tengah-tengahnya. Menurut Program Lingkungan PBB, *sampah plastik yang berada di laut menyebabkan kematian bagi lebih dari 1 juta burung laut setiap tahun, dan juga menyebabkan kematian bagi lebih dari 100.000 mamalia laut* (lumba2, ikan paus, dst.). Suntikan, korek api gas, dan sikat gigi telah ditemukan di dalam perutnya burung laut yang sudah mati. Mereka anggap sebagai makanan dan menelannya. *Diperkirakan 90% dari semua sampah yang berada di laut berasal dari plastik. PPB memperkirakan bahwa di dalam setiap 1 mil persegi di laut, terdapat 46.000 unit sampah plastik yang mengapung dan tidak menghilang. * Dr Marcus Eriksen mengatakan lautan sampah ini juga bakalan menjadi masalah besar buat kesehatan manusia juga. Salah satu bahan dasar bagi industri plastik adalah biji plastik kecil yang disebut *nurdle*. Setiap tahun, ratusan juta dari biji plastik ini jatuh atau tumpah, dan akhirnya masuk ke laut. Biji plastik ini ibarat spons yang meresap semua macam kimia yang lain sepetri *hydrocarbon* dan juga pestisida berbahaya seperti DDT. *Sesudahnya, biji plastik ini dimakan oleh binatang laut dan masuk ke jaringan makanan manusia*. Kata Dr Eriksen, "Yang masuk ke laut, masuk ke dalam perut bintang ini, dan berakhir pada piring makan anda. Segitu sederhana masalah ini." ********** Assalamu'alaikum wr.wb., Saya jadi berfikir, berapa banyak dari sampah plastik ini berasal dari ummat Islam di Indonesia? Posisi kita seharusnya berbeda dengan orang kafir di lain negara. Kita mengetahui Siapa yang menciptakan bumi ini dan kita mengakui Allah sebagai Sang Pencipta dan beribadah kepada-Nya setiap hari. Tetapi kita juga termasuk orang yang bertanggung-jawab atas pencemaran lingkungan ini. Kapan ini bisa diatasi? Orang yang beriman dan orang yang kafir tidak ada bedanya kalau kita bicarakan polusi. Kita sama-sama membuat kerusakan dan sama-sama tidak peduli pada bumi ini dan generasi yang akan datang. Wassalamu'alaikum wr.wb., Gene Netto Read the Original article here: *The World's Rubbish Dump: A Garbage Tip That Stretches From Hawaii to Japan * By Kathy Marks and Daniel Howden The Independent UK Tuesday 05 February 2008 Sumber: Truthout <http://www.truthout.org/issues_06/020608EB.shtml> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---