Dari Bedah Buku Gerakan Paderi
Senin, 20 Oktober 2008 Agama dan Dagang, Dua Saudara Kembar Imej mengenai masyarakat pedalaman yang pasif, terisolir dan hidup dalam sistem ekonomi subsisten menyetir pendapat umum para sosiolog dan antropolog telah dibuyarkan dengan temuan yang dihasilkan Cristine Dobbin mengenai episode sejarah Minangkabau abat 18. Ternyata, jauh sebelum barat, petani Minangkabau sudah lebih awal masuk dalam gelanggang perdagangan internasional. Demikian Peneliti LIPI Erwiza Herman menyibak sebagian isi buku karangan Cristine Dobbin berjudul Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Gerakan Paderi: Minangkabau 1784, di Gedung Bagindo Azis Chan, kemarin. Wilayah atau nagari di pantai timur dan barat urai Erwiza sudah menghubungkan pedalaman Minangkabau ke dunia luar melalui jaringan perdagangan eksternal (1347-1829) seperti perdagangan emas yang dikontrol elit-elit kerajaan (1347-1795) di pelabuhan-pelabuhan pantai barat seperti Padang, Pariaman, Tiku, Air Bangis dan Natal. Yang ingin diperlihatkan Dobbin, kata Erwiza bahwa masyarakat Minangkabau dengan ekonomi kerakyatannya dengan orientasi pasar dan komoditi internasional sudah ada sejak lama dan terus berfluktuasi sesuai permintaan pasar. Dobbin terang Erwiza dengan kritis menjelaskan perdagangan dan proses islamisasi di nusantara tak terkecuali di Minangkabau adalah dua saudara kembar yang tak terpisahkan. Proses Islamisasi dari wilayah pantai ke pedalaman Minangkabau terjadi seiring pembukaan jaringan dan aktivitas perdagangan. Ia juga mengatakan islamisasi yang dibawa pedagang ke pedalaman dan berkembang menjadi berbagai aliran seperti Syatariyyah, Naqsyabandiyah dan Qodariyah kemudian dilembagakan lewat sistem surau. Pengajiannya dari guru-guru tarikat di wilayah produksi tanaman komersial seperti kopi, lada, cassia dan lainnnya. Keterbukaan kepada ide-ide baru seperti gerakan Wahabi juga telah membawa perubahan dalam proses islamisasi dan revivalisme agama yang turut mempengaruhi sistem sosial dan politik Minangkabau. Cara gerakan paderi dalam menyebarkan agama juga beragam dan terus berfluktuasi seperti gerakan Tuanku Nan Tuo. Begitu juga di era Tuanku Imam Bonjol. Namun yang lebih menarik lagi tambah Erwiza gerakan paderi bisa bertahan lama menghadapi Belanda tak lepas dari aktivitas perdagangan. Kaum paderi memiliki logistik yang cukup karena terus meningkatkan produksi tanaman komersial di wilayah paderi. Kondisi ini sangat mungkin dilakukan karena mereka memiliki tenaga kerja sendiri yang diambil dari budak-budak yang ditangkap dari wilayah yang dikuasai paderi. Sejarawan Unand Gusti Asnan yang juga hadir sebagai pembicara mengungkapkan kaya Dobbin merupakan yang terbaik dan terlengkap. Mampu mengupas secara komprehenship sistem sosial ekonomi, politik, perang dan agama. Ia berhasil menampilkan lingkungan fisik dan posisi Minangkabau dalam hubungannya dengan dunia sekitar termasuk peralihan ekonomi daerah dari penambangan dan perdagangan emas menjadi penanaman dan perdagangan tanaman ekspor. Karya ini juga yang pertama dan paling tegas mengatakan sesungguhnya kaum adat juga kaum agama. Ada kerjasama antara penghulu dan ulama dalam memperkenalkan sistem sosial, ekonomi, politik dam hukum yang baru. Dari segi momen kata Gusti Asnan, penerbitannya sangat tepat karena beberapa waktu lalu ribut-ribut mengenai gerakan paderi yang bernuansa kekerasan terutama tindak kekerasan yang dilakukan Tuanku Rao. Sejarawan UNP Syafnir Aboe Naim mengatakan dari karya ini tergambar sikap kearifan orang Minang dalam membaca dan memaknai setiap gerak perubahan yang berlandaskan adat dan agama. Tuanku Imam Bonjol sadar akan kekeliruan selama perang diawal pembaruan agama. Lalu, beberapa anak kemenakan yang cerdas diutus ke Mekkah untuk mencari dan mempelajari kebenaran dari hukum Islam. Inilah yang kemudian melahirkan ikrar Hukum Adat Bersendi Syarak yang berlaku di Minangkabau, Mandailing dan Tambusai. Belajar dari Imam Bonjol setidaknya ada tiga modal dasar yang ia miliki sehingga berhasil dalam pembaruan Islam. Di antaranya arif dan memahami tujuan perjuangan, mempunyai hubungan emosional dengan pengikutnya dan mempunyai sumber pembiayaan dari perdagangan, hasil pertanian dan tambang emas khususnya di desa kelahirannya Tanjung Bungo, Bonjol, Pasaman. Namun pertanyaannya sekarang lanjut Erwiza apakah kebangkitan ekonomi Minangkabau yang ditampilkan Dobbin masih bisa dipertahankan. Dan sampai seberapa jauh ekonomi masyarakat petani di Sumbar bertahan di abat ke 21 ini. Termasuk apakah mereka diuntungkan dari komersialisasi komoditi yang laku di pasar internasional. Kalau dulu ada kopi dan lada sekarang ada gambir yang 90 persen berasal dari Sumbar. Lantas bagaimana nasib petani gambir kita?. (***) http://www.padangekspres.co.id/content/view/20673/1/ ________________________________ From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dr.Saafroedin BAHAR Sent: Sunday, October 19, 2008 4:28 PM To: Rantau Net Cc: Warni DARWIS Subject: [EMAIL PROTECTED] LAPORAN SINGKAT ACARA BEDAH BUKU CHRISTINE DOBBIN,PADANG, 18 OKTOBER 2008. Assalamualaikum w.w. para sanak sapalanta, Mendahului risalah pertemuan yang sedang disiapkan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan Gebu Minang yang menjadi hosts dari acara bedah buku tersebut, izinkanlah saya menyampaikan pokok-pokoknya sebagai berikut. The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---