Kama se  Pak Perry, ndak ado mancogok di RN??
Polemik Blok Singkarak ko yo paralu panjalasan dek nan ahli, Yo pak
Prof. urangnyo.
Ditunggu postingan Pak Perry di RN
Salam
Nofiardi

On 14 Nov, 06:35, perry <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sanak Nofiardi,
> tanyato ado juo nan manaliti potensi iko baliak yo, ambo maneliti
> formasi Sangkarewang (dipublikasikan pada The IMOG ke 19 di Sevilla
> tahun 2005) menemukan hal yang mungkin lebih detil dari iko, tapi
> hasilnyo indak jauh beda. Hanyo pado kesimpulan no. 9 kalau dikatokan
> minyaknyo sudah mengalami biodegradasi, tampaknyo paralu di tinjau
> ulang, karano hasil pengamatan GC-MS ambo kayanyo kesimpulannyo beda.
>
> kama bisa dikntak sanak Deddy Amarullah ko sanak, barangkali kito bisa
> badiskusi.
>
> salam,
> perry burhan imam sati
>
> On 13 Nov, 13:40, "Nofiardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> > PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 
> > PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI POTENSI KANDUNGAN MINYAK DALAM ENDAPAN BITUMEN 
> > PADAT
>
> > DAERAH TALAWI, KOTA SAWAH LUNTO
>
> > PROVINSI SUMATERA BARAT
>
> > Deddy Amarullah
>
> > Kelompok Program Penelitian Energi Fosil
>
> > S A R I
>
> > Sesuai dengan kebijakan pemerintah, pada tahun anggaran 2007 Kelompok 
> > Program Penelititan Energi Fosil telah melakukan inventarisasi potensi 
> > kandungan minyak dalam endapan bitumen padat didaerah Talawi dan 
> > sekitarnya, Kota Sawah Lunto, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis 
> > daerah Talawi terletak pada koordinat antara koordinat 027'00,00" - 
> > 0044'00" Lintang Selatan dan 10038'00" - 100050'00" Bujur Timur.
>
> > Secara geologi daerah Talawi termasuk kedalam Cekungan Ombilin yang 
> > terbentuk akibat pensesaran bongkah (blok) terhadap batuan dasar. 
> > Stratigrafi Tersier Cekungan Ombilin berdasarkan Peta Geologi lembar Solok 
> > (PH. Silitonga & Kastowo, 1995) diawali oleh Formasi Brani yang menjememari 
> > dengan Formasi Sangkarewang (Eosen-Oligosen), Anggota Bawah Formasi Ombilin 
> > (Oligo-Miosen), Anggota Atas Formasi Ombilin (Miosen Awal-Tengah) dan 
> > Kelompok Volkanik ( Plio-Plistosen). Sebagai formasi pembawa bitumen padat 
> > di Cekungan Ombilin adalah Formasi Sangkarewang.
>
> > Didaerah Talawi terdapat 3 (tiga) blok bitumen padat, yaitu Blok Kumbayau, 
> > Blok Kolok dan Blok Sapan. Tebal bitumen padat di Blok Kumbayau berkisar 
> > antara 30 m- 80 m, panjang sebaran berkisar antara 2000 m - 4000 m, 
> > sumberdayanya 351.428.000 ton. Tebal bitumen padat di Blok Kolok berkisar 
> > antara 75 m - 125 m, panjang sebaran berkisar antara 3500 m - 4500 m, 
> > sumberdayanya 568.095.000 ton. Tebal bitumen padat di Blok Sapan berkisar 
> > antara 160 m - 180 m, panjang sebaran berkisar antara 1500 m - 2500 m, 
> > sumberdayanya 472.560.000 ton.
>
> > Di Kolok Tengah ditemukan sumur bor yang didalamnya terdapat minyak bumi. 
> > Dari hasil analisis retort kandungan minyak rata-rata di lokasi bor TL-1 
> > Blok Kumbayau adalah 10,55 l/ton, di lokasi bor TL-2 Blok Sapan adalah 
> > 19,13 l/ton dan kandungan minyak pada singkapan KLM-1 Blok Kolok adalah 15 
> > l/ton. Kandungan total organik karbon bitumen padat daerah Sawah Lunto 
> > berkisar antara 3,10 l/ton - 5,66 l/ton, angka tersebut mencirikan sebagai 
> > batuan induk sangat bagus. Berdasarkan "potential yield" yang umumnya >10 
> > mg/gr termasuk kedalam batuan induk/sumber dengan katagori sangat bagus dan 
> > termasuk kedalam batuan induk tipe II. Tmax bitumen padat daerah Sawah 
> > Lunto berkisar antara 434oC - 443oC, termasuk kedalam katagori belum matang 
> > sampai awal matang. Kandungan ekstrak bitumen dari hasil ekstraksi 
> > fraksinasi organik mater (EOM) di lokasi bor TL-1 Blok Kumbayau 2.382 ppm - 
> > 2.715 ppm, di lokasi bor TL-2 Blok Sapan 5.665 ppm - 6.039 ppm, sedangkan 
> > dari singkapan MLK-4 Blok Kolok adalah 1.343 ppm. Berdasarkan hasil 
> > analisis gas chromatography, conto minyak dari lokasi MLO dan conto bitumen 
> > padat dari MLK-4 telah mengalami biodegradasi, yang terlihat dari 
> > konfigurasi sidikjarinya. Dari rasio pristane dan pythane di TL-1 Blok 
> > Kumbayau menunjukan lebih banyak oksigen, sedangkan di TL-2 Blok Sapan 
> > lebih reduktif. Dari data biomarker fraksi saturat menunjukan bahwa 
> > komposisi sterana conto minyak lokasi MLO lebih dekat dengan conto bitumen 
> > padat lokasi TL-1/34.
>
> > Sumberdaya minyak daerah sawah Lunto sekitar 309.977.441 Barrel, yang 
> > termasuk dalam katagori hipotetik
>
> > PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 
> > PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
>
> > PENDAHULUAN
>
> > Dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah dan untuk meningkatkan kegiatan 
> > pendataan mengenai potensi sumberdaya energi, Pusat Sumberdaya Geologi 
> > Tahun Anggaran 2007 telah melakukan inventarisasi potensi kandungan minyak 
> > didalam endapan bitumen padat di daerah Talawi, Kota Sawah Lunto, Provinsi 
> > Sumatera Barat. Didaerah tersebut terdapat potensi sumberdaya bitumen padat 
> > yang mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi sumberdaya energi 
> > alternatif.
>
> > Maksud dari inventarisasi adalah untuk mendapatkan data bitumen padat dan 
> > potensi minyaknya. Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah lapisan bitumen 
> > padat, ketebalan serta penyebarannya, yang pada akhirnya dapat membantu 
> > korelasi lapisan bitumen padat. Selain itu juga untuk mengetahui sumberdaya 
> > bitumen padat dan sumberdaya minyak di daerah tersebut.
>
> > Daerah inventarisasi termasuk dalam wilayah Kecamatan Talawi, Barangin dan 
> > Lembah Segar Kota Sawah Lunto, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis 
> > daerah ini terletak diantara koordinat 0027'00,00" - 0044'00" Lintang 
> > Selatan dan 100038'00" - 100050'00" Bujur Timur. Lokasi tersebut terletak 
> > sekitar 100 km. sebelah timurlaut Kota padang.
>
> > GEOLOGI UMUM
>
> > Daerah inventarisasi termasuk dalam Peta Geologi Lembar Solok yang 
> > dipetakan oleh Silitonga, P.H., dan Kastowo, (1995).
>
> > Dalam kerangka geologi regional daerah Talawi termasuk ke dalam Cekungan 
> > Ombilin yang terbentuk akibat pensesaran bongkah (blok) terhadap batuan 
> > dasar. Pensesaran tersebut terjadi pada Awal Tersier yang menyebabkan 
> > terbentuknya struktur "graben". Selanjutnya bagian-bagian graben ini pada 
> > Awal Tersier mulai diisi oleh endapan klastika kasar di bagian pinggir, 
> > sedangkan di bagian tengah terbentuk semacam danau yang kemudian diisi oleh 
> > endapan klastika halus.
>
> > Sedimentasi dalam Cekungan Ombilin telah diketahui secara luas berkat hasil 
> > eksplorasi batubara dan pemetaan geologi bersistem untuk seluruh Pulau 
> > Sumatra. Cekungan Ombilin terletak pada bagian tengah jalur Pegunungan 
> > Barisan yang terbentuk pada Awal Tersier dan mengandung batuan sedimen 
> > mencapai ketebalan 4.600 m (Koning, 1985) serta diendapkan pada lingkungan 
> > darat atau danau sampai laut dangkal.
>
> > P.H. Silitonga dan Kastowo, (1995) di dalam Peta Geologi Lembar Solok 
> > membagi batuan Pra-Tersier yang menjadi batuan dasar Cekungan Ombilin 
> > menjadi Formasi Kuantan, Formasi Silungkang, Formasi Tuhur, Granit, Diorit 
> > dan Granodiorit, sedangkan batuan Tersier yang mengisinya dari bawah keatas 
> > dibedakan menjadi Formasi Brani yang menjememari dengan Formasi 
> > Sangkarewang, Anggota Bawah Formasi Ombilin, Anggota Atas Formasi Ombilin 
> > dan Kelompok Volkanik.
>
> > R.P. Koesoemadinata dan Theo Matasak, (1981) menyusun stratigrafi batuan 
> > Tersier di Cekungan Ombilin secara berurutan dari bawah keatas adalah 
> > Formasi Brani yang menjemari dengan Formasi Sangkarewang, Formasi Sawah 
> > Lunto, Formasi Sawah Tambang, Formasi Ombilin dan Formasi Ranau.
>
> > Formasi Brani yang menjemari dengan Formasi Sangkarewang menurut P.H. 
> > Silitonga dan Kastowo berumur Eosen-Oligosen. sedangkan menurut R.P. 
> > Koesoemadinata dan T. Matasak berumur Paleosen.
>
> > Selaras diatas Formasi Sangkarewang menurut P.H. Silitonga dan Kastowo 
> > adalah Anggota Bawah Formasi Ombilin yang berumur Oligo-Miosen, sedangkan 
> > menurut R.P. Koesoemadinata dan T. Matasak adalah Formasi Sawah Lunto yang 
> > berumur Eosen dan Formasi Sawah Tambang yang berumur Oligosen.
>
> > Selaras diatasnya lagi menurut P.H. Silitonga dan Kastowo adalah Anggota 
> > Atas Formasi Ombilin yang berumur Miosen Awal-Tengah, sedangkan menurut 
> > R.P. Koesoemadinata dan T. Matasak adalah Formasi Ombilin yang berumur 
> > Oligo-Miosen.
>
> > Secara tidak selaras diatasnya lagi diendapkan hasil produksi volkanik yang 
> > menurut P.H. Silitonga dan Kastowo dinamakan Volkanik tak terpisahkan, Tuf 
> > Batuapung dan Tuf Basal sedangkan oleh R.P. Koesoemadinata dan T. Matasak 
> > dinamakan Formasi Ranau yang berumur Plio-Plistosen.
>
> > Untuk pembahasan geologi bitumen padat daerah Talawi akan mengacu pada 
> > strtigrafi berdasarkan P.H. Silitonga dan Kastowo, karena peta geologi yang 
> > tersedia adalah peta geologi Lembar Solok yang
>
> > PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 
> > PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
>
> > meliputi daerah Sawah Lunto, disusun oleh P.H. Silitonga dan Kastowo (1995).
>
> > Secara umum sebaran formasi batuan di Sawah Lunto membentuk sinklin yang 
> > sumbunya berarah baratlaut-tenggara, namun di beberapa tempat terdapat 
> > perlapisan batuan yang arah jurusnya tidak sesuai dengan arah jurus yang 
> > umum. Hal ini mengindikasikan bahwa di Cekungan Ombilin juga telah terjadi 
> > pensesaran.
>
> > Umumnya struktur sesar yang terdapat di Sawah Lunto adalah sesar geser dan 
> > sesar normal.
>
> > GEOLOGI DAERAH INVENTARISASI
>
> > Berdasarkan aspek morfologi, daerah inventarisasi dapat dibedakan menjadi 2 
> > (dua) satuan morfologi, yaitu Satuan Morfologi Perbukitan Berlereng Landai 
> > yang menempati bagian tengah dan Satuan Perbukitan Berlereng Terjal yang 
> > menempati bagian barat serta timur.
>
> > Penamaan formasi batuan di daerah inventarisasi mengacu pada stratigrafi 
> > berdasarkan P.H. Silitonga dan Kastowo. Stratigrafi Tersier daerah 
> > inventarisasi mulai dari yang tertua adalah sebagai berikut;
>
> > Formasi Brani terdiri dari konglomerat sisipan batupasir, berwarna abu-abu 
> > sampai keungu-unguan, pemilahannya jelek. Tersingkap didaerah Talagogunung 
> > dan daerah Rawanmaung. Formasi Brani menjemari dengan Formasi Sangkarewang.
>
> > Formasi Sangkarewang merupakan formasi pembawa bitumen padat, terdiri dari 
> > serpih yang berselang seling dengan batulanau dan batupasir berbutir halus 
> > sampai kasar. Serpih berwarna abu-abu tua kehitam-hitaman sampai 
> > kecoklat-coklatan, karbonan, kadang-kadang dijumpai sisipan tipis atau 
> > pita-pita batubara. Batulanau berwarna abu-abu sampai abu-abu tua, keras. 
> > Batupasir berwarna
>
> ...
>
> baca lainnya ยป- Sembunyikan teks kutipan -
>
> - Tampilkan teks kutipan -
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke