Sabtu, 13 Desember 2008         

Deru mesin disertai asap menggebubu dari lokomotif uap yang ditingkahi
siulan panjang melengking telah lama tak terlihat dan terdengar lagi.
Semuanya hanya menjadi kenangan. Namun, tak berapa lama lagi, impian itu
akan menjadi kenyataan. Mak Itam segera beraksi dan membelah Sumbar. 

Sebagai kota tua, Kota Sawahlunto menjadi inspirator bagi pembangunan Sumbar
tempo doeloe. Betapa tidak, berawal dari ditemukannya batu bara di perut
bumi Sawahlunto, berimbas dari eksploitasi besar-besaran dari Belanda di
abad 18.  Oleh usaha tambang pada zaman pemerintahan Belanda tahun 1888,
Sawahlunto mulai menjadi pemukiman pekerja tambang ketika uang sebesar 5,5
juta golden ditanamkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membangun
berbagai fasilitas pengusahaan tambang batubara Ombilin. 

Belanda juga membangun sistem kereta api dengan biaya 17 juta gulden sebagai
alat angkut untuk dapat membawa batu bara dari sawahlunto keluar melalui
Padang. Kereta api telah beroperasi sejak tahun 1888 tetapi baru sampai di
Muarakalaban dan mencapai Sawahlunto pada 1894. 

Artinya, keberadaan Keretapi sangat erat hubungannya dengan keberadaan batu
bara. Dulu, lokomotif yang digunakan hanyalah lokomotif uap. Lokomotif uap
itu pun masih terdengar lengkingannya diera '80 an. Setelah itu, lokomotif
pun menggunakan diesel. 

Namun, sejak tahun 2003, pengoperasian kereta api ke Sawahlunto stop total.
Hal ini terkait dengan kondisi batubara yang tak lagi berpotensi. Praktis,
sejak tahun itulah, bantalan rel kereta api tak lagi digunakan. Ada
ketakutan saat itu bagi pemerintah dan masyarakat Kota Sawahlunto. Tentang
masa depan kota itu. 

"Berdasar kenyataan itu, masyarakat, Pemko dan legislatif Sawahlunto
menyiapkan masa depannya dengan mengusung misi dan visi menjadikan Kota
Sawahlunto di tahun 2020 menjadi Kota Wisata Tambang yang berbudaya," ucap
Wali Kota Sawahlunto Amran Nur, pekan lalu. 

Memang, kenyataannya, Kota Sawahlunto, selalu bikin gebrakan. Belum habis
decak kagum orang dengan hadirnya waterboom di Muarokalaban yang menjadi
inspirator daerah lainnya, Sawahlunto kembali memberi kejutan. Lokomotif tua
buatan 1965 pun akan menjadi icon baru pariwisata Sawahlunto. Sebelumnya,
stasiun keretapi di Kampung Teleng Sawahlunto telah disulap menjadi musem
keretapi. (revdi iwan s) 

 
http://www.padangekspres.co.id/content/view/25385/104/

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke