James: Kebijakan Penutupan Jam Gadang Tak Beralasan

 

PadangKini.com | Jumat, 19/12/2008, 20:08 WIB

 

PARIAMAN--Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat James
Hellyward menilai, rencana penutupan Jam Gadang pada malam pergantian
tahun baru 2008-2009 tidak benar dan merupakan kebijakan tak beralasan.

"Kebijakan Pemerintah Kota Bukittinggi hanya dari sudut pandang dan sisi
moralitas saja tanpa mempertimbangkan lebih jauh aspek yang akan
ditimbulkan untuk jangka panjang," ujarnya kepada PadangKini.com disela
rapat persiapan Fesival Tabuik di Balaikota Pariaman, Jumat (19/12). 

Kebijakan menutup bagian atas Jam Gadang untuk menutup keempat jam besar
dengan kain, kata James, tak serta merta akan menjadi solusi nyata untuk
memberangus tindak maksiat di Kota Bukittinggi. 

"Masih banyak cara bijak lainnya, artinya Pemerintah Kota Bukittinggi
masih separoh-separoh dalam pengembangan pariwisatanya," katanya. 

Kebijakan penutupan Jam Gadang, kata James, menggambarkan bahwa kota
Bukittinggi belum welcome (membuka pintu-red) sepenuhnya terhadap
wisatawan. Secara luas itu artinya kota Bukittinggi belum siap secara
total menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak potensi daerahnya.

Menurut James, hingga kini Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
belum menerima pemberitahuan tertulis terkait rencana tersebut. Ia hanya
mengetahui dari pers. 

"Bagaimanapun juga sekarang Kota Bukittinggi bukan milik orang
Bukittinggi saja,

sekarang Bukittinggi sudah menjadi milik semua orang, baik Sumbar maupun
nasional," katanya. 

Menanggapi selentingan kabar yang menyebutkan pentupan Jam Gadang hanya
strategi Pemerintah KotaBukittinggi untuk memancing minat pengunjung
datang ke Bukittinggi pada malam pergantian tahun baru, itu merupakan
ide yang cukup brilian. 

"Artinya Pemerintah Kota Bukittinggi cukup kreatif mempromosikan
pariwisatnya, dan jauh dari itu kebijakan tersebut merupakan terobosan
yang cukup unik dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi untuk menggaet
lebih banyak lagi pengunjung," katanya. 

Namun, ingat James, jika penutupan untuk melarang akses pengunjung
menikmati tahun baru di Jam Gadang, itu jelas akan banyak pihak yang
kecewa. (syam)

 

 

________________________________

From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang,
nanang, nanang
Sent: Saturday, December 20, 2008 8:42 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: Bls: [...@ntau-net] Re: Jam Gadang Basalimuik (Izin)

 

Pernah suatu malam, dan yang pasti bukan tahun baru, saya istri dan
beberapa kawan menikmati hangatnya malam di sekitaran jam gadang. saat
itu saya membanyangi keadaan jam gadang sekitar tahun 80an pada saat sya
masih duduk di bangku SD.

suasana yg masih terbuka, ada lereng jalan ditanamami rumputan (sekarang
dipaksakan patung Bung Hatta ada disitu), berjalan ataupun berlarian
membuat suasana riang. Ruang terbuka hijau dan keleluasaan bergerak dan
melihat membuat hati bersuka ria. Suasana Bukittinggi begitu mengesankan
dan tak salah orang yang berkunjung akan meninggalkan kesan yang
mendalam. Dan saat itu saya bangga di lahirkan di kota Bukittinggi.

 

Sekarang, malam itu begitu berkesan dihati saya. Kenapa????????? suasana
malam yang di hiasi oleh bunyi kanalpot motor yang memekakkan telinga
dan anak muda nya mengendarai motor serampangan (saya hampir ketabrak
oleh anak muda yg lagi balapan liar di tengah malam). Setelah kita
memasuki area pelataran jam gadang, hati tambah miris.....apa sedimikian
parah moral anak2 muda di kampuang ranah tacinto iko..........dimato
kapalo ambo, ambo maliek dua anak muda lelaki bermesraan (tolong
dimaafkan ko salah ambo ma istilahkan, iko lah manyimpang atau HOMO).
Kalau lah seperti iko alat kontrasepsi nan basobok di tahun baru itu
hanya sekedar penyamaran dari kebobrokan moral yang lebih parah.  

 

Jadi masalah Jam Gadang ditutup pada saat tahun baru kalau masalahnya
maksiat bukan satu penyelesaian. Kalau hanya mau membuat sebuah sensasi
untuk sesuatu yang membikin orang penasaran, saya sangat setuju apabila
dikelolaa dengan profesional. dimana kita berharap akan banyak wisatawan
akan hadir dan ini akan berdampak pada para pemain parawisata maupun
masyarakat (multiplayer effectnyo dapek) sekitar Bukittinggi. Tapi
pernyataan orang nomor satu mengatasnamakan pemerintahan kota dan para
alim ulama yg menyatakan alasan penutupan jam gadang pada tahun baru iko
untuak menghindari maksiat......sebuah pernyataan yang mengGELIkan.
Apakah ini sebuah kepanikan atau ketidakmampuan dalam mengelola sebuah
event. 

 

Kalau kita Bukittinggi sebagai kota dengan ABS SBK, ini sudah melenceng
jauh. Ini bisa kita lihat dari kesembrautan kotanya. Sesak dimana-mana,
ini dari sudut pandang dari sebuah kota dan kota adalah cerminan
masyarakatnya. Dari pendidikan, seharusnya peran pengjian, iklim
kerohanian, dan kekerabatan pun sudah mulai tidak dirasakan lagi. Dulu
Bukittinggi terkenal dengan penghasil SDM yang unggul. Apo ado tadanga
Pemko BUkittinggi mendorong, misalnya Univ. Muhamadiah menjadi
kiblat/simbol perkembangan pendidikan di Bukittinggi atau Penguruan
tinggi  Islam atau pendidikan tinggi lainnya. Jadikanlah parawisata ko
ta intgrasi dengan pendidikan dan pandidikan agamo, sehingga terjadi
dampak wisata nan beradab. saya rasa masyarakat/ tokoh pendidikan belum
pernah diajak merumuskan konseb wisata yang bernuasa Islami.  

 

Jadi kuncinyo Parawisata dan Pendidikan di Bukittinggi nan harus
didorong sarato ddepartment tenagakerjanyo harus memberikan pelatihan2
kepado para masyaraktnyo untuak kreatif menghasilkan model2 kriya untuak
di manfaatkan para wisatawan, jan disuruah manjadi supir anggkot sajo
urang kampuang awak. Angkot yg tidak terorganisir pengaturan rute dan
suddah jenuhnya jalan oleh angkot karena tidak pernah ada batsan jumlah
angkot menjadikan Bukittinggi menjadi sumpek dan sesak. 

 

Disiko ambo tidak melihat Kota Bukittinggi dengan sebuah konseb kota
..............ambo pun ndak tahu konseb kota Bukittinggi ini. seharusnyo
para pelaku parawisata tahu masterplan parwisata Bukittinggi 5 tahun ka
muko, 10 tahun kamuko dan sataruihnyo. Samoga kamuko para petinggi kota
ko manyasuaikan jo konseb dan masterplan kota. Sehingga masa depan kota
akan berdampak lebih baik lagi bagi masyarakat banyak.

 

Mohon maaf ko ado kato2 nan ndak lamak, iko suaro dari seorang anak
kelahiran Kota Bukittinggi nan risau dengan tanah kelahirannya.  

 

 

Nanang, 36 jkt

 



The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... sawir pribadi
    • ... Riri Chaidir
    • ... Aim Zein
      • ... Indra Jaya Piliang
        • ... Arman Bahar
          • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
            • ... Nofiardi
            • ... Nofiardi
              • ... Nofiardi
                • ... Riri Chaidir
                • ... efri doni
                • ... Syofiardi BachyulJb
              • ... Nofiardi
                • ... zul amry piliang
                • ... yulhendry S
                • ... Riri Chaidir
                • ... Darul M

Reply via email to