Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Memang paralu, bahkan sangat perlu, karena banyak generasi Indonesia,
termasuk anak Minangkabau tak pandai lagi mengeja nama pahlawannya.
Contoh sederhana, *Sutan Syahrir*, sering dibacanya dengan *Sultan Syahril,*
atau *Mohamad Natsir* telah dibaca salah dengan *Muhammad Nasir*,
juga *Mohammad Hatta* disebut dengan *Muhammad Hatta *dan sebagainya.
Selain itu banyak yang tak kenal lagi dengan nama *Agus Salim, Rasyid
Manggis, Tan Malaka, Rasuna Said, Rohana Kudus, Nazir Sutan Pamuncak,
Kolonel Nazir* putra Maninjau yang mendirikan AL RI pertama di Pariaman itu,
atau juga *Syaikhah Rahmah el Yunusiyah*, dan* Syaikh Abbas Padang
Jopang*yang diangkat Soekarno dengan pangkat Jenderal Tituler jauh
sebelum Nasution
atau Soeharto berpangkat Jenderal. Mana penulis sejarahnya....??? Bungkem
tak berkutik karena tekanan para penguasa di zaman sesudah mereka ada.
.....Masyaallah.

Wassalam
Buya HMA




Pada 26 Februari 2009 20:56, Putra Limeks <limek...@gmail.com> menulis:

>
> Assalamu'alaikum.wr.wb
> Salamaik Pagi Mamak, Mak tuo,Etek,Uni, Uda dan sanak kasadonyo....
>
> Baa pulo pandapek kito Rang Ranah. Sjahril salamoko banyak talopokan
> mungkin juo sangajo dilupokan. Sacaro umum, itu buah dari pilihan
> 'strategi bajuang' dalam kontalasi 'kader bangsa'. Mungkin Sjahril
> sendiri, tidak pernah berharap 'jadi orang yang dicatat sejarah'. Tapi
> generasi satalah Sjahril....?
> Kalau ambo bapandapek, buku2 tantang Sjahrir, Bung Hatta, Tan Malaka,
> Hamka, H.Agusalim, M.Yamin. dan banyak "Putera Ranah" yang lainnyo nan
> bajaso dalam 'membidani dan membesarkan NKRI' ko, paralu menjadi
> bacaan tambahan --tapi wajib--untuk SD,SMP dan SLTA di Sumbar, namun
> diwajibkan setiap perpustakan sekolah memiliki koleksi buku2
> tersebut... Kalau hanyo himbauan agar anak SD,SMP, dan SMA agar
> mambaco buku2 tersebut, samantaro bukunyo indak ado diperpustakaan
> sekolah, kan samo sajo jo carito "mancik-mancik"....
> Kini, batarimo kasih banyak "kito" sa Ranah kapado Pak Des
> Alwi...Karano baliau barancana ka mambuek flim dokumenter tantang
> Sutan Sjahril .Mudah2an 'karajo barek' ko sukes....Amin...
>
> Malin Bungsu,43 (-)
> Medan
>
>
>
> Pada tanggal 27/02/09, Nofiardi <nofia...@pec-tech.com> menulis:
> > Sutan Sjahrir 'Bung Kecil' di Mata Para Tokoh
> >
> >
> >
> >
> >
> > <http://www.kompas.com/data/photo/2009/02/26/1620255p.JPG>
> >
> > KOMPAS/Ipphos
> > <http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/26/22471846/sutan.sjahrir.b
> > ung.kecil.di.mata.para.tokoh##>
> >
> > Kenang-kenangan semasa hidup Perdana Menter/Menteri Luar Negri Republik
> > Indonesia yang pertama Sutan Sjahrir (kanan) ketika memberi laporan
> > kepada Presiden Soekarno pada tahun 1947.
> >
> > /
> >
> >
> >
> > Kamis, 26 Februari 2009 | 22:47 WIB
> >
> > JAKARTA, KAMIS - Ingatan akan tokoh proklamator, Soekarno-Hatta tak bisa
> > lepas dari Sutan Sjahrir, salah satu dari Tiga Serangkai yang membawa
> > Indonesia menuju kemerdekaanya, 17 Agustus 1945.
> >
> > Sayang, banyak orang sudah melupakannya, meski tak sedikit yang mematri
> > sosok Sjahrir dalam pikiran, hati dan tindakan mereka seperti dua anak
> > Sjahrir, Kriya Arsjah Sjahrir dan Siti Rayah Parvati.
> >
> > Buat Buyung-panggilan akrab Kriya Arsjah Sjahrir, prinsip menomorsatukan
> > Republik Indonesia sebagai cinta pertama setelah Ibunya asal Belanda,
> > Maria Duchateau merupakan hal tak terlupakan. "Bagi Ayah, bangsa dan
> > masyarakat Indonesia adalah cinta pertamanya, lalu Ibu adalah cinta
> > kedua. Rupanya Ibu juga sangat paham betul sikap dan prinsip Ayah."
> >
> > Sementara Upik-panggilan akrab Siti Rayah Parvati, mengenang, keceriaan
> > Sjahrir menjadi kekuatan hidupnya tiap hari, meski ia tahu sangat besar
> > tugas dan tanggung jawab sang ayah sebagai sosok penting di era itu.
> > Setiap bangun pagi Upik selalu disuguhi senyum berikut irama musik
> > klasik, yang memang menjadi kesukaan Sang Ayah.
> >
> > "Setiap saya bangun pagi itu, pertama kali yang di dengar adalah musik
> > klasik. Ayah memang pecinta seni. Ia sangat kenal dan paham
> > seniman-seniman dunia, salah satunya Edi Du Perong, penyanyi klasik.
> > Ayah juga kenal Pak Chairil," ungkap Upik yang lahir pada tahun 1960,
> > saat Sjahrir ditahan tanpa diadili.
> >
> > Lalu bagaimana dengan para intelektual muda, wartawan ataupun sahabat
> > yang memiliki kedekatan hati dan pemikiran dengan Sjahrir? Mereka
> > menjawab dalam pandangannya yang berbeda-beda. Aristides Katopo,
> > Wartawan Republika melihat Sjahrir sebagai tokoh soft power dalam
> > perjuangannya. Memilih jalur diplomasi ketimbang kekuatan persenjataan
> > melalui jalur perang.
> >
> > "Biasanya sejarah ditulis oleh mereka yang menang ada yang disisihkan
> > dan dipinggirkan. Kenyataanya bahwa Sjahrir di awal kemerdekaan
> > dihadapkan pada kekuatan bersenjata dimana perang sebagai areanya.
> > Sementara Sjahrir bersifat soft power, jadi bagaimana perjuangan itu
> > melalui diplomasi. Satu lagi yang menarik adalah perlawanan Sjahrir
> > menentang Fasisme, karena waktu itu Indonesia dijajah Jepang. Ya, lebih
> > gampangnya adalah Otoriter, sekarang ini," terang Aris.
> >
> > Sabam Sirait, wartawan senior dan mantan duta besar Australia sekaligus
> > dewan tajuk rencana harian The Jakarta Post ini mencatat figur Sjahrir
> > dalam tiga pemahaman, yaitu sikap kerakyatannya, kesederhanaan, dan
> > kekuatan Indonesia dalam percaturan sosial-politik dunia.
> >
> > "Pertama-tama adalah sikap kerakyatan, yang percaya bahwa rakyat itu
> > memiliki kebijakan dan ketahanan. Bahwa kebijakan dan ketahanan bukan
> > monopoli dari tokoh politik. Kedua, Kesederhanaan Sjahrir, tidak pakai
> > sok-sok seperti sekarang ini kecenderungan menyalahgunakan suatu jabatan
> > dan memperkaya diri dan itu adalah sebuah etos dari seorang pemimpin,
> > dan terakhir, Sjahrir selalu menempatkan Indonesia dalam percaturan
> > sosial dunia, bahwa kita ini tidak hidup sendirian selalu ada kekuatan
> > besar yang menentukan politik Indonesia," papar Sabam yang juga mantan
> > wartawan Harian Sinar Harapan dan Suara Pembaharuan ini.
> >
> > Sabam ingat betul bagaimana Sjahrir muncul sebagai penengah di antara
> > pertempuran Belanda dengan Indonesia di Jakarta. "Saya ingat benar di
> > Jakarta waktu itu, bagaimana di Kwitang, Kramat pertempuran itu meledak.
> > Lalu ada PM Sjahrir yang mengatakan bukan ini caranya, bahwa di pihak
> > Belanda juga melihat kesepakatan bahwa kekerasan tidak menyelesaikan
> > kepentingan dua bangsa," ungkapnya.
> >
> > Tak jauh beda dengan Nugroho Wisnumurti, tokoh Lemhanas yang
> > menggambarkan Sjahrir sebagai seorang yang memiliki sense of society
> > sangat kuat. Bagaimana ia mengingatkan pemerintahan untuk melakukan
> > pendidikan politik setelah mencapai kemerdekaan.
> >
> > "Yang aku ingat dia adalah seorang sosialis juga demokrat, seperti
> > manganjurkan kepada pemerintahan, apa yang harus dilakukan pertama kali
> > pascakemerdekaan adalah pendidikan politik. Ini diperlukan supaya para
> > elit politik itu sadar akan kepentingan rakyatnya dan sadar bagaimana
> > menetapkan pandangannya secara baik," ungkap Nug-panggilan akrabnya.
> >
> > Begitu juga dengan Rahmat Tolleng, pengamat politik yang menampilkan
> > Sjahrir sebagai sosok yang paham aturan main dalam kancah perpolitikan
> > Indonesia. Ketika ia harus mengundurkan diri saat dukungan hampir tidak
> > ada, atau sikap penolakannya menjadi penasihat Konferensi Meja Bundar,
> > karena menghormati pemerintahan darurat Syarifudin yang lebih berhak.
> > Juga politik pluralismenya yang sangat dijunjungnya dan nyatanya masih
> > sejalan hingga saat ini.
> >
> > "Saya kira hubungan lainnya Bung Sjahrir menghormati pluralisme.
> > Bagaimana pada era perjuangan dibawah tahun 50-an di Jakarta yang banyak
> > melakukan tindakan anarkisme, anti cina, anti manado. Padahal sejak
> > awal, sudah memperingatkan politik pluralisme," ujarnya.
> >
> > Yang juga tidak bisa dilepaskan adalah ahli sejarah kita, Rushdy
> > Hoesein. Ia memandang Bung Kecil-panggilan akrabnya Sjahrir, seorang
> > demokrat sejati dengan pemikiran-pemikiran yang hebat. Bayangkan di
> > umurnya yang ke-25 ia sudah menjadi politikus aktif dan praktis umur 36
> > menjadi Perdana Mentri.
> >
> > "Kekuatannya dalam strategi-strategi politik menjelaskan di usia 25
> > sudah mengkukuhkan sebagai politikus aktif, seperti merangkul dunia
> > internasional demi membebaskan Indonesia dalam jajahan Belanda.
> > Bagaimana waktu itu Sjahrir mengemukakan kejelekan-kejelekan Belanda di
> > depan PBB. Ini yang kemudian disikapi Sjahrir dalam dua proyek besar
> > yaitu perjanjian bilateral Indonesia dengan Inggris tanpa campur tangan
> > Belanda. Tugas inggris adalah melucuti Jepang, sementara Indonesia
> > membebaskan tawanan Inggris dan Amerika yang ditawan Jepang," paparnya.
> >
> > Meminjam perkataan Soekarno, Bangsa yang besar adalah yang bangsa yang
> > menghargai jasa pahlawannya. Lalu apakah kita sudah melakukan ini?
> > Apakah sudah kembali membangkitkan jiwa kepahlawanan itu di setiap
> > kehidupan kita setiap hari? Semoga, menjelang 100 Tahun Kelahiran Bung
> > Kecil asal Padang Panjang ini menjadi tonggak untuk kembali mengingatkan
> > jasa-jasa para pahlawan kita dan menjadikan Indonesia sebagai negara
> > yang diharapkan Soekarno.
> >
> >
> > C2-09
> >
> >
> >
> > http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/26/22471846/sutan.sjahrir.bu
> > ng.kecil.di.mata.para.tokoh
> >
> >
> >
> >
> > The above message is for the intended recipient only and may contain
> > confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you
> > are not the intended recipient, you are hereby notified that any
> > dissemination, distribution, or copying of this message, or any
> attachment,
> > is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us
> > immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if
> necessary.
> > Please delete the message and the reply (if it contains the original
> > message) thereafter. Thank you.
> >
> > >
> >
>
> >
>


-- 
Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min
sakhati-ka wa an-naar
Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa sabaquuna bil-imaan,wa
laa taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu Rabbana innaka
ghafuurun rahiim.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke