Assalamu'alaikum Ww Buya Masoed yam.... satantang jo kolonel nazir....a k a laksamana nazir iko nan ambo alun banyak dapek info-nyo.... nan ambo tau rumah baliau iko di Baruah Pasa - Maninjau...., " Itu rumah laksamana nazeer ... kato rang tuo-tuo daulu......" pernah ambo batanyo ka keluarga Alm...., apokoh ado biografi ataupun otobiografi alm....alun ado lai...
Mungkin buya punyo informasi untuak ambo...satantang alm.. Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak Pada 27 Februari 2009 15:02, buyamasoedabidin <buyamasoedabi...@gmail.com>menulis: > *" Kolonel Nazir* putra Maninjau yang mendirikan AL RI pertama di Pariaman > itu, > > Wassalam > Buya HMA > > > > > Pada 26 Februari 2009 20:56, Putra Limeks <limek...@gmail.com> menulis: > > >> Assalamu'alaikum.wr.wb >> Salamaik Pagi Mamak, Mak tuo,Etek,Uni, Uda dan sanak kasadonyo.... >> >> Baa pulo pandapek kito Rang Ranah. Sjahril salamoko banyak talopokan >> mungkin juo sangajo dilupokan. Sacaro umum, itu buah dari pilihan >> 'strategi bajuang' dalam kontalasi 'kader bangsa'. Mungkin Sjahril >> sendiri, tidak pernah berharap 'jadi orang yang dicatat sejarah'. Tapi >> generasi satalah Sjahril....? >> Kalau ambo bapandapek, buku2 tantang Sjahrir, Bung Hatta, Tan Malaka, >> Hamka, H.Agusalim, M.Yamin. dan banyak "Putera Ranah" yang lainnyo nan >> bajaso dalam 'membidani dan membesarkan NKRI' ko, paralu menjadi >> bacaan tambahan --tapi wajib--untuk SD,SMP dan SLTA di Sumbar, namun >> diwajibkan setiap perpustakan sekolah memiliki koleksi buku2 >> tersebut... Kalau hanyo himbauan agar anak SD,SMP, dan SMA agar >> mambaco buku2 tersebut, samantaro bukunyo indak ado diperpustakaan >> sekolah, kan samo sajo jo carito "mancik-mancik".... >> Kini, batarimo kasih banyak "kito" sa Ranah kapado Pak Des >> Alwi...Karano baliau barancana ka mambuek flim dokumenter tantang >> Sutan Sjahril .Mudah2an 'karajo barek' ko sukes....Amin... >> >> Malin Bungsu,43 (-) >> Medan >> >> >> >> Pada tanggal 27/02/09, Nofiardi <nofia...@pec-tech.com> menulis: >> > Sutan Sjahrir 'Bung Kecil' di Mata Para Tokoh >> > >> > >> > >> > >> > >> > <http://www.kompas.com/data/photo/2009/02/26/1620255p.JPG> >> > >> > KOMPAS/Ipphos >> > < >> http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/26/22471846/sutan.sjahrir.b >> > ung.kecil.di.mata.para.tokoh##> >> > >> > Kenang-kenangan semasa hidup Perdana Menter/Menteri Luar Negri Republik >> > Indonesia yang pertama Sutan Sjahrir (kanan) ketika memberi laporan >> > kepada Presiden Soekarno pada tahun 1947. >> > >> > / >> > >> > >> > >> > Kamis, 26 Februari 2009 | 22:47 WIB >> > >> > JAKARTA, KAMIS - Ingatan akan tokoh proklamator, Soekarno-Hatta tak bisa >> > lepas dari Sutan Sjahrir, salah satu dari Tiga Serangkai yang membawa >> > Indonesia menuju kemerdekaanya, 17 Agustus 1945. >> > >> > Sayang, banyak orang sudah melupakannya, meski tak sedikit yang mematri >> > sosok Sjahrir dalam pikiran, hati dan tindakan mereka seperti dua anak >> > Sjahrir, Kriya Arsjah Sjahrir dan Siti Rayah Parvati. >> > >> > Buat Buyung-panggilan akrab Kriya Arsjah Sjahrir, prinsip menomorsatukan >> > Republik Indonesia sebagai cinta pertama setelah Ibunya asal Belanda, >> > Maria Duchateau merupakan hal tak terlupakan. "Bagi Ayah, bangsa dan >> > masyarakat Indonesia adalah cinta pertamanya, lalu Ibu adalah cinta >> > kedua. Rupanya Ibu juga sangat paham betul sikap dan prinsip Ayah." >> > >> > Sementara Upik-panggilan akrab Siti Rayah Parvati, mengenang, keceriaan >> > Sjahrir menjadi kekuatan hidupnya tiap hari, meski ia tahu sangat besar >> > tugas dan tanggung jawab sang ayah sebagai sosok penting di era itu. >> > Setiap bangun pagi Upik selalu disuguhi senyum berikut irama musik >> > klasik, yang memang menjadi kesukaan Sang Ayah. >> > >> > "Setiap saya bangun pagi itu, pertama kali yang di dengar adalah musik >> > klasik. Ayah memang pecinta seni. Ia sangat kenal dan paham >> > seniman-seniman dunia, salah satunya Edi Du Perong, penyanyi klasik. >> > Ayah juga kenal Pak Chairil," ungkap Upik yang lahir pada tahun 1960, >> > saat Sjahrir ditahan tanpa diadili. >> > >> > Lalu bagaimana dengan para intelektual muda, wartawan ataupun sahabat >> > yang memiliki kedekatan hati dan pemikiran dengan Sjahrir? Mereka >> > menjawab dalam pandangannya yang berbeda-beda. Aristides Katopo, >> > Wartawan Republika melihat Sjahrir sebagai tokoh soft power dalam >> > perjuangannya. Memilih jalur diplomasi ketimbang kekuatan persenjataan >> > melalui jalur perang. >> > >> > "Biasanya sejarah ditulis oleh mereka yang menang ada yang disisihkan >> > dan dipinggirkan. Kenyataanya bahwa Sjahrir di awal kemerdekaan >> > dihadapkan pada kekuatan bersenjata dimana perang sebagai areanya. >> > Sementara Sjahrir bersifat soft power, jadi bagaimana perjuangan itu >> > melalui diplomasi. Satu lagi yang menarik adalah perlawanan Sjahrir >> > menentang Fasisme, karena waktu itu Indonesia dijajah Jepang. Ya, lebih >> > gampangnya adalah Otoriter, sekarang ini," terang Aris. >> > >> > Sabam Sirait, wartawan senior dan mantan duta besar Australia sekaligus >> > dewan tajuk rencana harian The Jakarta Post ini mencatat figur Sjahrir >> > dalam tiga pemahaman, yaitu sikap kerakyatannya, kesederhanaan, dan >> > kekuatan Indonesia dalam percaturan sosial-politik dunia. >> > >> > "Pertama-tama adalah sikap kerakyatan, yang percaya bahwa rakyat itu >> > memiliki kebijakan dan ketahanan. Bahwa kebijakan dan ketahanan bukan >> > monopoli dari tokoh politik. Kedua, Kesederhanaan Sjahrir, tidak pakai >> > sok-sok seperti sekarang ini kecenderungan menyalahgunakan suatu jabatan >> > dan memperkaya diri dan itu adalah sebuah etos dari seorang pemimpin, >> > dan terakhir, Sjahrir selalu menempatkan Indonesia dalam percaturan >> > sosial dunia, bahwa kita ini tidak hidup sendirian selalu ada kekuatan >> > besar yang menentukan politik Indonesia," papar Sabam yang juga mantan >> > wartawan Harian Sinar Harapan dan Suara Pembaharuan ini. >> > >> > Sabam ingat betul bagaimana Sjahrir muncul sebagai penengah di antara >> > pertempuran Belanda dengan Indonesia di Jakarta. "Saya ingat benar di >> > Jakarta waktu itu, bagaimana di Kwitang, Kramat pertempuran itu meledak. >> > Lalu ada PM Sjahrir yang mengatakan bukan ini caranya, bahwa di pihak >> > Belanda juga melihat kesepakatan bahwa kekerasan tidak menyelesaikan >> > kepentingan dua bangsa," ungkapnya. >> > >> > Tak jauh beda dengan Nugroho Wisnumurti, tokoh Lemhanas yang >> > menggambarkan Sjahrir sebagai seorang yang memiliki sense of society >> > sangat kuat. Bagaimana ia mengingatkan pemerintahan untuk melakukan >> > pendidikan politik setelah mencapai kemerdekaan. >> > >> > "Yang aku ingat dia adalah seorang sosialis juga demokrat, seperti >> > manganjurkan kepada pemerintahan, apa yang harus dilakukan pertama kali >> > pascakemerdekaan adalah pendidikan politik. Ini diperlukan supaya para >> > elit politik itu sadar akan kepentingan rakyatnya dan sadar bagaimana >> > menetapkan pandangannya secara baik," ungkap Nug-panggilan akrabnya. >> > >> > Begitu juga dengan Rahmat Tolleng, pengamat politik yang menampilkan >> > Sjahrir sebagai sosok yang paham aturan main dalam kancah perpolitikan >> > Indonesia. Ketika ia harus mengundurkan diri saat dukungan hampir tidak >> > ada, atau sikap penolakannya menjadi penasihat Konferensi Meja Bundar, >> > karena menghormati pemerintahan darurat Syarifudin yang lebih berhak. >> > Juga politik pluralismenya yang sangat dijunjungnya dan nyatanya masih >> > sejalan hingga saat ini. >> > >> > "Saya kira hubungan lainnya Bung Sjahrir menghormati pluralisme. >> > Bagaimana pada era perjuangan dibawah tahun 50-an di Jakarta yang banyak >> > melakukan tindakan anarkisme, anti cina, anti manado. Padahal sejak >> > awal, sudah memperingatkan politik pluralisme," ujarnya. >> > >> > Yang juga tidak bisa dilepaskan adalah ahli sejarah kita, Rushdy >> > Hoesein. Ia memandang Bung Kecil-panggilan akrabnya Sjahrir, seorang >> > demokrat sejati dengan pemikiran-pemikiran yang hebat. Bayangkan di >> > umurnya yang ke-25 ia sudah menjadi politikus aktif dan praktis umur 36 >> > menjadi Perdana Mentri. >> > >> > "Kekuatannya dalam strategi-strategi politik menjelaskan di usia 25 >> > sudah mengkukuhkan sebagai politikus aktif, seperti merangkul dunia >> > internasional demi membebaskan Indonesia dalam jajahan Belanda. >> > Bagaimana waktu itu Sjahrir mengemukakan kejelekan-kejelekan Belanda di >> > depan PBB. Ini yang kemudian disikapi Sjahrir dalam dua proyek besar >> > yaitu perjanjian bilateral Indonesia dengan Inggris tanpa campur tangan >> > Belanda. Tugas inggris adalah melucuti Jepang, sementara Indonesia >> > membebaskan tawanan Inggris dan Amerika yang ditawan Jepang," paparnya. >> > >> > Meminjam perkataan Soekarno, Bangsa yang besar adalah yang bangsa yang >> > menghargai jasa pahlawannya. Lalu apakah kita sudah melakukan ini? >> > Apakah sudah kembali membangkitkan jiwa kepahlawanan itu di setiap >> > kehidupan kita setiap hari? Semoga, menjelang 100 Tahun Kelahiran Bung >> > Kecil asal Padang Panjang ini menjadi tonggak untuk kembali mengingatkan >> > jasa-jasa para pahlawan kita dan menjadikan Indonesia sebagai negara >> > yang diharapkan Soekarno. >> > >> > >> > C2-09 >> > >> > >> > >> > >> http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/26/22471846/sutan.sjahrir.bu >> > ng.kecil.di.mata.para.tokoh >> > >> > >> > >> > >> > The above message is for the intended recipient only and may contain >> > confidential information and/or may be subject to legal privilege. If >> you >> > are not the intended recipient, you are hereby notified that any >> > dissemination, distribution, or copying of this message, or any >> attachment, >> > is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us >> > immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if >> necessary. >> > Please delete the message and the reply (if it contains the original >> > message) thereafter. Thank you. >> > >> > > >> > >> >> >> > > > -- > Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min > sakhati-ka wa an-naar > Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa sabaquuna bil-imaan,wa > laa taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu Rabbana innaka > ghafuurun rahiim. > > > > > -- Z Chaniago - Palai Rinuak Alam Minangkabau semakin memukau oleh kemilau Danau Maninjau - Menjadikan Adat menjadi rasional . --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---