Dr. Ricky Avenzora yang saya hormati,

Sebagai salah seorang pemeduli pariwisata Sumatera Barat, saya mengikuti dengan 
cermat wawasan kepariwisataan yang Anda sampaikan dalam berbagai pertemuan di 
Ranah. Saya sangat senang dengan wawasan Anda, yang mengombinasikan 
community-based tourism development dengan sustainable tourism, yang harus 
dikemas dengan konsep dan variabel  berskala makro.

Suatu pertanyaan kecil dari saya dalam rangka mewujudkan wawasan Anda tersebut: 
perlukah kita wujudkan dalam waktu dekat ini suatu West Sumatra Tourism Board 
(WSTB) sebagai sarana dan wahana yang bersifat lintas sektoral dan lintas 
disiplin, untuk menata dan mengembangkan konsep dan variabel yang bersifat 
makro tersebut ?

Atau kita biarkan saja seluruhnya tumbuh secara alamiah ?
 
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo)
"Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak".
Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;
saafroedin.ba...@rantaunet.org





________________________________
From: ricky avenzora <avenzor...@yahoo.com>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Saturday, February 28, 2009 2:17:25 PM
Subject: Re: Bls: Perecanaan Wisata -Tapak vs Makro - [...@ntau-net] 
PERENCANAAN : Komunitas Berbasis Pariwisata di Sumbar


Dear ALL,

1.. Salam kenal dan hormat utk Pak Aidinil. Terima kasih atas telah berkenan 
ikut membaca tulisan itu.

2. Mohon ijin dan perkenankan saya utk sedikit menyampaikan esensi dari tulisan 
saya yg dikutip harian tersebut sbb:

a).  Pak Aidinil BENAR bahwa secara umum literatur maupun praktisi adalah 
menyuarakan Pembangunan Pariwisata Berbasis Komunitas (Community Based Tourism 
Development), demikian pula dengan salah satu isu utama yang saya cuatkan. 
Namun demikian, isu tersebut saya anggap 'belum cukup" untuk bisa 
diimplementasikan secara BAIK dan BENAR. Untuk itu, maka pada tulisan tersebut 
(maupun dalam diskusi di Taman Budaya) saya mencoba menggelitik pemikiran 
bersama ttg bagaimana caranya kita bisa mengimplementasikan paradigma 
SUSTAINABLE TOURISM tersebut secara BAIK, BENAR, EFISIEN dan EFEKTIF.

b). Setelah hampir 20 tahun paradigma sustainable tourism diterapkan di 
Indonesia, maka umumnya para scholar dan praktisi hanya terfokus untuk 
berbincang dan bertindak secara PARTIAL dengan pusat perhatian dan kegiatan 
hanya pada SKALA TAPAK. Meskipun topik yang mereka usung, diskusikan dan 
canangkan berbunyi atau tampak tergolong SKALA MAKRO (=destinasi, wilayah, 
nasional, ataupun regional yg lintas negara), tapi kenyataannya 
variabel-variabel yang mereka ambil dan metoda yang digunakan adalah hanya 
variabel-variabel dan metoda untuk SKALA TAPAK.

c). Jika variabel-variabel dan metoda Community Based Tourism Development pada 
Skala Tapak digunakan ke dalam SKALA MAKRO, maka banyak kejadian telah 
membuktikan bahwa apapun hasil yang dicapai (meskipun terlihat berhasil) 
sesungguhnya hanyalah bersifat PLACEBO dan JANGKA PENDEK belaka, dan juga 
akhirnya hanya menjadi COSTLY dan MERUGIKAN MASYARAKAT yang namanya kita pakai 
dan jual. Sebagai contoh: meskipun namanya tenar, tapi Traditional Land-use di 
Bali telah lama hancur berantakan dan Orang Bali ternyata hanya jadi BURUH di 
negeri nya sendiri sejalan dengan hanya sebanyak 2.7 % saja inverstasi 
pariwisata di BALI yang benar-benar dimiliki oleh Orang Bali. Demikian juga 
dengan Wilayah BOPUNJUR di Jawa Barat,....atau dimana saja destinasi wisata 
yang ada di Indonesia ini. 

d). Atas segala keterbatasan dan kelemahan yang saya milki dalam menggeluti 
bidang tsb selama 20 tahun lebih, maka saya sengaja untuk mencuatkan dan 
MENEKANKAN tentang betapa PENTING nya untuk kita di RANAH MINANG agar tidak 
terjebak dan ikut-ikutan bertindak seperti itu. Untuk kebaikan dan keselamatan 
jangka panjang kita bersama di Ranah Minang, maka saya berfikir bahwa 
pembangunan parawisata (dengan apapun pilihan icon yang mau dipakai) HARUSLAH 
menerapkan KONSEP, VARIABEL dan METODA MAKRO.

e). Sesuai dengan karakter bidang tourism yang bersifat multi-disiplin dan 
multi sektoral, dalam konteks MAKRO maka pariwisata BUKANLAH sebagai THE MAIN 
HIGH END MISSION dari suatu proses pembangunan wilayah. Secara sederhana, 
barangkali bisa dikatakan bahwa posisi sektor pariwisata dalam suatu 
pembangunan wilayah hanyalah sebagai ADDED VALUE MISSION. Para profesional dlm 
bidang pariwisata bertanggungjawab untuk memberikan sentuhan keilmuan bidangnya 
agar setiap pembangunan di suatu wilayah mempunyai added value yang bisa dijual 
dalam sektor pariwisata. 

f). Kerancuan penerapan konsep tapak ke konsep makro tsb, barangkali bisa juga 
kita lihat di Tana Toraja (sebagai salah satu destinasi utama nasional yg 
dicanangkan pada tahun 68 bersama Bali, Toba dan Bunaken). Setelah lebih dari 
30 tahun utk dicoba dikembangkan, maka Tana Toraja saat ini bisa kita katakan 
dalam kondisi MENDERITA. Mayarakatnya yang tergolong AGRARIS (maaf) telah 
DIRACUNI dengan konsep pembangunan wisata yang tidak hati-hati, sehingga saat 
ini tanah pertanian mereka terbengkalai, sementara ternyata perubahan budaya 
dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yg berorientasi pada jasa wisata 
nampaknya masih membutuhkan waktu yg sangat panjang untuk benar-benar menjadi 
emboded dalam kehidupan mereka. Akibatnya, keindahan dan keasrian hidup dan 
kehidupan agraris yang tadinya menjadi salah satu kekuatan utama mereka utk 
masuk ke dalam industri pariwisata akhirnya MENJADI RUSAK dan KEHILANGAN NILAI. 

3. Sebagai anak negeri, saya sungguh tidak berharap semua kelemahan dan 
kekeliruan di tempat orang lain itu terjadi di Ranah Minang kita. Mudah2an 
posting yang agak panjang ini tidak menjadi sesuatu yg mengganggu anggota milis 
kita. Dan jika ada anggota milis yang ingin diskusi lebih dalam, maka 
barangkali ada baiknya jika kita pakai cara japri (avenzor...@yahoo.com).

salam,
r.a.


--- On Sat, 2/28/09, aidinil zetra <aidi...@yahoo.co.id> wrote:

From: aidinil zetra <aidi...@yahoo.co.id>
Subject: Bls: [...@ntau-net] PERENCANAAN : Komunitas Berbasis Pariwisata di 
Sumbar
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Saturday, February 28, 2009, 7:59 AM
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke