Bung RA
 
Apa nih maksud tulisan berikut ??
 
Berbagai "celoteh dan cingkahak" yg (katakanlah) sengaja saya buat selama dua 
bulan ini barangkali adalah karena saya sdg mencoba nerapin "ilmu-pendidikan" 
Rangkayo Hanifah.
 
Rasono hanifah alah jadi murik jaman kini, patanyo, tapi bia indak bakasan 
kalau sadang jadi murik, baagiah merek hanifah jadi HAKIM dek guru. 
 
Bung RA, samaso kami di kampuang saisuak, kami ndak pernah baraja adaik sacaro 
teori doh. Bajalani sajo bantuak aia mangalir. Kalau awak ndak tantu,  ado sen 
beko nan maajai, karano di kampuang taraso dunsanak sen sadono walau suku 
babedo. Kalau awak lupo, biaso sen pulo di urang ma ingekkan. Kami sangaik 
manikmati suasana mantun. Adaik dan kabiasaan nan kami jalani lai indak 
batantangan jo agamo doh. Kok kini indak saroman dulu lai suasanano, harap 
dimaklumi. Patah tumbuah hilang baganti, pangganti alun tantu kualitasno labiah 
elok dari urang dahulu. Apo nan salah ?, Sia nan salah ? Nan jaleh samua pihak 
sempat terlena, dan lupo mamparatikan pandidikan agamo anak-anak. Iko ditandoi 
sempat langangno surau-surau mangaji. Alhamdulillah kini alah di pabaharui, 
kato buya... hasia no baru 20 tahun lagi nampak...
 
Bung RA
 
Baa pandapek bung RA tantang susahno urang minang disatukan ??
Apo iyo dek karano adaik minang ?
Ndak saroman batak nan bisa di atur lewat gereja.
 
Ciekli kalau buliah tau, iko ndak tantang adaik doh, tapi tantang partai dan 
koalisi partai. Kami nio tau, baa manuruik bung RA dengan hasil perhitungan 
sem,entara hasil pemilu ? kalau demokrat berkoalisi, kiro-kiro jo sia mereka 
berkoalisi. Kan ndak baa batanyo tantang politik ? Bia cadiak lo kami, bilom 
paralu labiah dulu kami tau dari berita di tipi he he he. 
 
Wass
 
 
Hanifah
 
 


--- On Fri, 4/10/09, avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com> wrote:


From: avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com>
Subject: Re: SOSIALISME MINANGKABAU ? Re: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, 
ba-kamu,atau ba.....
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Friday, April 10, 2009, 3:44 PM


Dear Bu Dewi Yang Mulia,

1. Saya juga masih belajar Bu. Semenjak dua bulan ini saya bergabung di RN, 
saya sengaja meluangkan waktu utk aktif ikut berdiskusi adalah karena saya 
INGIN BELAJAR. 

Berbagai "celoteh dan cingkahak" yg (katakanlah) sengaja saya buat selama dua 
bulan ini barangkali adalah karena saya sdg mencoba nerapin "ilmu-pendidikan" 
Rangkayo Hanifah. 

Kalau mau jadi murid (murid jaman modern tentunya,....karena murid jaman Musa 
a.s ternyata malah gak boleh banyak bertanya)), maka katanya harus banyak 
bertanya dan bertanya......merdekakan diri utk berfikir dan merasa,....jangan 
takut salah....tapi harus jujur dan bertanggung jawab ketika salah (minta maaf 
dan berubah).


Hanya itu Bu proses belajar yg sdg saya lakukan di RN ini, ....jadi mhn 
pencerahan dan teguran kalau saya salah. 
Terima kasih juga atas doa ibu ttg persahabatan saya dan JePe. 


Salam,
r.a. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Dewi Mutiara 
Date: Thu, 9 Apr 2009 20:45:43 -0700 (PDT)
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Subject: Re: SOSIALISME MINANGKABAU ? Re: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, 
atau ba.....





Seumpamanya setiap orang di Minangkabau berfikir dengan cara keliaran  Pak 
Ricky  waduh saya tidak bisa membayangkan betapa semua orang Minangkabau akan 
mencintai negrinya dan bangga menjadi masyarakat Minangkabau,mungkin tidak akan 
saya temui lagi orang yang malu mengakui dirinya orang minang. Saya pernah 
mendapatkan orang yang malu mengakui dirinya orang minang padahal dari logatnya 
tidak bisa dia tutupi....kesian ....deh.
dI usia saya yg sdh setengah abad ini saya msh belajar banyak mengenai tata 
cara adat di Minangkabau, untuk masalah kebanggaan dan kecintaan saya sebagai 
orang minang itu sdh ditanamkan orangtua saya sedari kecil, tentu saja 
bermulanya dari makan yang menurut saya masakan ibu saya paling enak sedunia 
he...he...he.

wassalam
Dewi Mutiara.suku Sikumbang

--- On Thu, 4/9/09, ricky avenzora <avenzor...@yahoo.com> wrote:


From: ricky avenzora <avenzor...@yahoo.com>
Subject: SOSIALISME MINANGKABAU ? Re: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau 
ba.....
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Thursday, April 9, 2009, 8:00 PM







D "bamintuo" kaleeee............

 
7. Hingga di sini, maka masih ada satu perasaan saya yang tersisa, yaitu 
BAGAIMANA CARA NYA MEMPERSIAPKAN GENERASI PENERUS KITA AGAR MAMPU MENYARING 
SEMUA ITU di masa datang. 


8. Mohon maaf atas kebodohan dan keliaran saya berfikir. 


Salam,
r.a 
(lagi begadang krn kena giliran nungguin kawan yg lagi sakit).
 




--- On Thu, 4/9/09, Evy Nizhamul <hy...@yahoo.com> wrote:

From: Evy Nizhamul <hy...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, 
ba-aku,atauba-gw
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Thursday, April 9, 2009, 3:30 PM






Assalamualaikum, wr.wb

Luar biasa .... uraian sanak ambo  nan ciek iko .. iyo sabana langkok..
Dari no 1 hingga no 6 - adalah uraian yang jelas dan tuntas. Jika  sekiranya 
ambo seorang Dosen - sudah pasti nilai A, yang akan ambo  berikan.

Tahu ndak sanak Ricky - samo awak, ilmu yang dikunyah kunyah di Rantau Net  
sungguh banyak sekali.  Sehingga akhirnya kita akan  mendapat ilmu yang 
bermanfaat seputar Ranah Minangkabau dari milist inilah. 

Oleh karena itu - marilah kita menggali secara bersama-sama agar adat dan 
budaya kita yang tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujang dapat 
kita pertahankan.

Disini ada yang menggelitik di hati saya adalah  Adaka sosialisme minangkabau 
itu ? Mengapa saya bertanya - karena saya melihat sanak Ricky adalah orang yang 
bergelut dibidang Sumber Daya Alam .. tentunya banyak memahami paham paham yang 
tumbuh dan pernah ada di masyarakat pada umumnya dan Minangkabau khususnya.. 

Postingan yang lalu saya sudah berdiskusi dengan Datuak Endang Pahlawan dan 
jika sanak Ricky ikut bergabung - pasti semakin seru nampaknya.


Wassalam




  Evy Nizhamul 

http://bundokanduang.wordpress.com



 





--- On Thu, 4/9/09, avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com> wrote:


From: avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, 
ba-aku,atauba-gw
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Thursday, April 9, 2009, 12:23 AM


Dear Bu Evy dan Majelis RN Yang Mulia,

1. Terima kasih atas pencerahan Bu Evy. Alhamdulillah rasanya saya dapat 
membayangkan pejelasan Ibu, dan rasanya ada pula paham yg saya dpt. Namun 
demikian, rasanya saya masih ragu akan 4 tingkatan Bahasa Minang. 

2. Saya sdh mencoba mencari kembali posting Buya HMA, tapi gak ketemu, begitu 
juga dgn posting Pak Suryadi juga sdh gak ketemu lagi. Maaf, brgkali karena sdh 
tlalu banyak email shg tidak teliti dlm mencari. 

3. Dlm konteks "tingkatan bahasa", .....dlm segala keterbatasan pengetahuan dan 
pengalaman saya ttg ilmu bahasa,.....rasanya barangkali kesimpulan kita sama 
atas adanya tingkatan bahasa pd Bhs Jawa (kromo inggil s/d ngoko),......pd Bhs 
Ambon, pd Bahasa Toraja (yg mereka identifikasi dgn istilah bahasa hari s/d 
bahasa tanah),......pd Bahasa Jerman (umgang sprache - 
hochsprache),......ataupun pd Bahasa Inggris (common english - old english). 
Namun demikian, dinamika dan kekayaan khasanah serta kosa kata dlm Bhs Minang 
barangkali sebaiknya tidak kita dikotomikan sebagai tingkatan bahasa. 

4. Salah satu kekaguman saya yg luar biasa pd Adat dan Budaya Minang (dlm hal 
ini adlh bahasa sbg elemen adat dan budaya) adalah karena dinamika, khasanah, 
dan kekayaan kosa kata Bhs Minang adalah DIPERUNTUKAN bagi SEMUA ANGGOTA 
MASYARAKAT nya. Sedangkan terminologi "tingkatan bahasa" umumnya adalah selalu 
berkorelasi kuat atas "jiwa" feodalisme yg ada dlm masyarakat pemilik bahasa 
tsb (selain aspek gramatik sebagai variabel yg umum dipakai dlm klasifikasi) 


Semua anggota masyarakat BOLEH menggunakan khasanah dan kosa kata yg dimiliki 
Bahasa Minang,.....semua org boleh berpola berpepatah-patitiah, berpola 
"mandaki-malereang", berpola "basayok-cipeh cimeeh" (baik dlm 
keseharian.....ataupun dlm prosesi adat dan budaya),......dan "basayok" nyo 
samo,.....papatahnyo samo,...dst dimana pola kesamaan ini adalah TIDAK TERJADI 
pada tingkatan Bhs Jawa (misalnya). 

Itulah mengapa saya lebih cenderung utk berpendapat bhw dinamika, khasanah dan 
kekayaan kosa kata Bhs Minang adalah TIDAK DITUJUKAN utk menggambarkan 
tingkatan bahasa. Bagi saya, di situlah kehebatan dan kemuliaan budi nenek 
moyang org minang. Sungguh LUAR BIASA dan ADI LUHUNG. 

5. Perihal dewasa ini semakin sedikit anggota masyarakat yg mengenal ataupun 
menguasai pepatah petitih (dimana disisi lain masih dijaga oleh para niniak 
mamak),...... ataupun semakin miskinnya kosa kata masyarakat Minang (baca juga 
dlm arti semakin banyak kosa kata minang yang jarang dipakai),.....maka itu 
hanyalah menggambarkan dinamika "degradasi bahasa" belaka (yg juga merupakan 
masalah umum dlm berbagai bahasa daerah lainnya). 

6. Satu hal lagi, rasanya cukup banyak kasus sejarah dunia yg menggambarkan bhw 
ternyata tingkatan bahasa adalah menjadi salah satu "pangka-bala" terjadinya 
fragmentasi yg berujung pada kehancuran kaum dan bangsa itu. Utk itu, brgkali 
kita perlu hati-hati dan teliti sebelum mencanangkan bhw ada "tingkatan bahasa" 
dlm adat dan budaya Minang. 

7. Apapun itu, ......seperti yg telah saya akui pd awal perspektif saya dlm 
ikut berdiskusi dlm tema ini,......saya sesungguhnya tidak punya pengetahuan 
sedikitpun dlm bidang bahasa,.......untuk itu saya mohon pencerahan dari Ibu 
dan segenap Majelis RN Yang Mulia. 



Salam,
r.a
(Lagi duduk antri utk nyontreng disebelah seorang nenek yg bertanya : "anak ada 
pada nmr berapa ?")



Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Evy Nizhamul 
Date: Wed, 8 Apr 2009 16:47:07 -0700 (PDT)
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, ba-aku, 
atauba-gw





Salam sanak Ricky yang energik,

Saya tidak menyangka jika sanak menyapa dengan " dear Ibu Evy ". Begitu sapa 
keakraban yang disampaikan sanak di palanta ini.

1. Rasanya sebulan yang lalu ada diskusi tentang " sejarah tutur lisan 
minangkabau " yang pencerahan kita peroleh dari Buya Mas'oed atas pertanyaan 
sanak kita di rantau Pak Jamaludin Mochyidin. Intinya dapat kita simpulkan 
bahwa :
- Minangkabau memiliki tingkatan pula dalam bertutur yang tinggi. Sehingga bagi 
kita yang besar di rantau seperti Sanak Ricky katanya "mangarinyiak" dulu baru 
paham apa yang di disampaikan oleh lawan bicara kita.
Rasanya ada 4 tingkatan dalam kita bertutur itu.

2. Di RantauNet ini kita akan menemukan 4 kategori orang yang bercakap-cakap. 
Diantara tutur kesantunan yang tinggi - sering disampaikan oleh Datuk - datuk 
kita.
Seperti " Manolah datuak ambo........dstnya. Indah jika kita membacanya .. dan 
enak didengar....
Jujur saya jarang mendengar percakapan resmi dengan cara berbahasa minang - 
kecuali di perhelatan - perhelan namun tidak dikalangan adat seperti 
pengangkatan Datuk atau penghulu. Pingin juga sih... untuk mendengar dan 
mengamati tutur Datuak -datuak awak kalau berpidato.
 
3. Di Cimbuak pernah diadakan " Pasambahan di Palanta Cismbuak " yang 
reportasenya sudah saya posting di blog Bundokanduang atau di Cimbuak sendiri 
pernah saya posting pula. Tujuannya adalah agar generasi muda memahami khazanah 
bertutur lisan di Minangkabau.

4. Saya pernah terkaget -kaget ketika add Iffah berpuisi dengan menggunakan 
kata " waden". Ketika itu spontan saya berkata ; waduh... kok co iko aku 
ngomong di rumah kala aku kecil dulu - sudah pasti kanai lado dek Mande.... 
Karena saya ndak paham saya tanya sama kenalan saya " orang Bukittinggi" . 
Memang demikian Uni... jika kami orang Bukittinggi - memanggil diri "waden" 
untuk menunjukkan tingkek lawan bicara sejajar...-

5. Doeloe sekali ketika sangkek ketek ( 40 tahun) yang lalu- saya sering 
mendengar kakak-kakak sepupu saya yang masih gadis pernah ber - waang ke pada 
teman padusinya. Rupanya itu adalah bahasa " okem" di Kota Padang Zaman dulu. 
Entah ya... untuk masa kini.

6. Nah... bagi sanak Ricky yang juga gadang di rantau - rasanya akan garing 
bukan ? jika menggunakan kata " Elu " atawa gue.. Apalagi jika berkomunikasi 
dengan teman sesama IPBnya. Tapi awas......jika sanak Ricky ber "elu  ber gue" 
di palanta ini - nanti saya " Lado muncuangnya.   Ha... ha.... bercanda eh 
bagarah.....

Nah kembali pada subject milist - dalam rangka romantisme berminang - minang , 
bisa saja di keseharian orang - orang rantau kan menyebut yang demikian kepada 
lawan bicaranya. 
Terserah elu deh.... diganti terserah waang lah... 
Juga bisa saja "Terserah  pendapat gue dong....? diganti tasarah di wakden lah..
Semuanya itu adalah ketika lawan bicaranya se umur .....
Tentu ndak pantas jika saya bertutur dengan sanak Ricky seperti itu bukan...??

Terlebih dan terkurangnya mohon dimaafkan.

Mari kita nyontreng hari ini dan selamat menyontreng......

Wassalam,


  Evy Nizhamul 
(Tangerang, suku Tanjung, asal : Kota Padang)

http://bundokanduang.wordpress.com



 





--- On Wed, 4/8/09, avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com> wrote:


From: avenzor...@yahoo.com <avenzor...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, ba-aku, 
atauba-gw
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Wednesday, April 8, 2009, 8:13 AM


Dear Bu Evy, dan Majelis RN Yang Mulia,

1. Kalau tidak salah satu tulisan Pak Suryadi pernah menyinggung tingkatan 
bahasa di Minang. Maaf lupa pd posting yg mana (kalau tdk salah saat itu beliau 
menyinggung ttg kromo inggil di jawa).

2. Saya juga tertarik utk mengetahui itu. Mohon kiranya pencerahan dari Pak 
Suryadi.


Salam,
r.a.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Dewi Mutiara 
Date: Wed, 8 Apr 2009 05:06:42 -0700 (PDT)
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Subject: [...@ntau-net] Re: Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, ba-aku, atau 
ba-gw





Ass.Wr.Wb. aduh ..Ozi  sorry ya  saya gak tau kalau anda itu padusi. 

mengenai panggilan kau ,waang tergantung dari kecilnya kebiasaan dalam rumah 
masing-masing dan kedengarannya kasar atau tidak juga dari kebiasaan, kalau 
saya dirumah dari kecil tidak pernah orang tua saya pakai kau atau waang 
walaupun ibu saya dirumah selalu berbahasa minang, saya tidak bisa mengatakan 
itu kasar atau tidak, setelah saya tinggal di Padang waktu kuliah antar sesama 
teman biasa saya dengar misalnya ...dari ma ang tadi lah lamo den tunggu.
Kedengaran enak karena bicaranya tidak sambil marah , atau urang dipasa batanyo 
mambali apo kau piak, tidak kasarkan karena itu kebiasaannya.
Seumpama ibu saya yang berkau atau waang itu mungkin sedang marah besar ,karena 
tidak biasa kita dengar  dirumah.
demikian ya Ozi  yang bisa saya sampaikan.

wassalam.
Dewi Mutiara.suku Sikumbang.

--- On Wed, 4/8/09, ozidateno <ozidat...@yahoo.com> wrote:


From: ozidateno <ozidat...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Ba-Kau, ba-kamu, atau ba-elu, ba-aden, ba-aku, atau 
ba-gw
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wednesday, April 8, 2009, 10:53 AM



uNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---




























      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to