LAGA ITU MEMANG DRAMATIS (Chelsea v Barcelona. Semi final leg 2 UCL 2008/2009)
By : Jepe Kalah atau Menang itu sering ditentukan hanya dalam waktu tiga menit saja, itulah yang ditulis oleh legenda hidup sepak bola Belanda, Johan Cruyff dalam puisinya ini : In each game there are only three minutes and those of course subidivided into moments that really matter in there minutes you win or lose (Dikutip dari : Kata Pengantar Catatan Sepak Bola Sindhunata) Begitulah yang dialami Chelsea saat menjamu Barcelona dalam semi final leg kedua Liga Champions yang berlansung di stadion Stanfford Bridge Rabu malam waktu kota London atau Kamis dini hari (WIB). Memimpin satu gol pada menit ke 9 melalui sebuah tendangan Volley Michael Essien yang spektakuler dari luar kotak penalty Barca tapi . dipenghujung laga secara dramatis dibalas oleh gol Ineasta. . Gol Essien ini mengingatkan saya gol Zinadine Zidane pada Final Liga Champion musim 2001/2002, sebuah tendangan volley kaki kiri Zidane diluar kotak penalty memberikan kemenangan bagi Real Madrid klub yang dibelanya saat itu. Partai Final yang digelar di stadium Hampden Park kandang Klub Glasgow Ranger, Skotlandia ini tercatat sebagai salah satu partai terbaik sepanjang sejarah kejuaraan ini digelar, Real Madrid menghempaskan Bayern Leverkusen ketika itu masih diperkuat oleh Michael Ballack dengan skor 2-1.Gol Zidane yang spektakuler tersebut menjadi penentu kemenangan Real Madrid untuk menjadi yang terbaik di Eropa pada musim tersebut. Tidak seperti gol Zidane, gol cantik Michael Essien tidak sanggup membawa Chelsea untuk meraih satu tiket tersisa dipartai Final yang akan berlansung di stadium Olympico Roma, secara dramatis keunggulan satu gol yang dipertahankan mati-matian oleh pasukan Guus Hiddink dibalas Barcelona di penghujung babak kedua dimasa injury time tepatnya sekitar 1 menit pertandingan usai dari 4 menit waktu tambahan .Pengubur impian Chelsea dipenghujung laga tersebut adalah gelandang serang Barcelona yang lincah, Ineasta dengan gol yang boleh dikatakan hampir sama dengan yang diciptakan Essien.Berawal dari passing pendek Messi diluar kotak penalty Chelsea, Ineasta dalam posisi yang sangat menguntungkan tanpa ada tekanan dari pemain Chelsea melepaskan tendangan "first time" yang akurat menuju rusuk kiri atas gawang Chelsea. Peter Cech berusaha meraih bola yang meluncur ke gawangnya tapi bola hasil tendangan Ineasta sulit diantisipasi Cech karena begitu telak menuju bagian sudut tiang jauh gawang yang dijaganya. Chelsea memang tidak kalah dalam laga penentuan hidup mati semi final Liga Champion musim 2008/2009 , secara agregat dari dua kali pertemuan mereka (home and away) skor 1-1, tapi Barcelona diuntungkan dengan aturan UEFA dalam fase knock out jika hasil imbang maka klub yang berhak lolos ke babak selanjutnya adalah klub yang produktif menciptakan gol dikandang lawannya. Barcelona secara dramatis berhasil mencuri satu gol tersebut dikandang Chelsea. Menyakitkan memang kecolongan satu gol dimasa injury time bagi seluruh fans Chelsea yang memadati stadium dan akan siap-siap berpesta dan bergembira bersama bendera kotak-kotak biru-putih, bahkan dilayar kaca disorot seorang bocah yang menangis tersedu-sedu sambil memegang bendera selebrasi kemenangan Chelsea, orang tuanya hanya bisa tertegun sambil mengusap kepala si bocah agar "sabar menerima kenyataan yang tragis ini". Tentunya suasana berbeda dialami dikubu Barcelona bisa jadi ini sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, bisa jadi mereka siap-siap menerima kekalahan tipis ini dan merelakan satu tiket ke Final pada Chelsea tapi gol Ineasta dipenghujung laga membuat segala sesuatu menjadi berubah total bagi Barcelona. Begitu emosionalnya Ineasta melakukan selebrasi gol penting yang diciptakan, berlari dan berlari sambil membuka bajunya, sementara kawannya yang lain berusaha mengejar Ineasta yang berujung "tumbang" nya Ineasta ditarik,dipeluk dan ditindih kawan-kawannya. Tak kalah juga luapan emosi kegembiraan pelatih muda Barcelona Pep Guardiola dari "bank" tempat berkumpulnya pemain cadangan dan official team Guardiola berlari dan berlari menyisir pinggir lapangan menghampiri para pemainnya yang larut dalam kegembiraan yang tak tertahankan. Kubu Chelsea hanya bisa meratap sedih atas gol balasan Ineasta yang terjadi di penghujung laga, sebuah gol yang memupuskan langkah kaki mereka menuju Roma.. Essien, Lampard, Cole, Terry, Cech dan hampir semua pemain Chelsea tertunduk sedih dan seakan tidak perjaya kenyataan yang begitu pahit harus mereka terima. Bahkan Didier Drogba "meradang" dan emosi yang berlebihan dengan memaki-maki wasit setelah usai pertandingan tersebut, mungkin Drogba merasa "tidak adilnya" wasit atas keputusannya yang controversial saat bola menyentuh tangan pemain belakang Barca didaerah terlarang tidak berbuah hukuman penalty.Hanya pelatih kaya strategi mereka Guus Hiddink kelihatan tegar menerima kenyataan tragis bagi timnya, Hiddink hanya diam terpaku sambil melipatkan tangan didadanya dengan tatapan kosong disaat anak asuhnya larut dengan kekecewaan dan rasa sedih yang dalam. Begitulah olah raga (sport) sepak bola bermutu dan standar tinggi seperti kejuaraan antar klub eropa yang paling bergengsi ini, disisi lain kadang-kadang menghasilkan sebuah cerita atau drama yang tragis bagi sebuah tim yang berlaga dan itu bukan sekali dua kali dihadirkan dalam ajang Liga Champion tapi berkali-kali sepanjang sejarah kejuaraan ini digelar. Cerita dan drama kekalahan yang tragis itu seperti puisi Johan Crujjf hanya ditentukan tiga menit waktu tersisa bahkan hanya dalam hitungan detik seperti yang dialami oleh kubu Chelsea, gol Ineasta terjadi menjelang masuk menit keempat masa injury time. Seperti tulisan saya terdahulu "Kalah dan Menang", dari empat semifinalis yang berlaga hasil akhirnya dua tim harus Kalah (tersingkir) dari ajang Liga Champion yaitu Arsenal dan Chelsea, sedangkan dua tim lagi harus Menang (melaju) ke babak final dan itu adalah Manchester United dan Barcelona, mereka akan bertarung dipartai pamungkas pada tanggal 27 Mei 2009 di stadion Olympico kandang klub sepak bola Itali AS Roma. Siapa yang akan menjadi "Radja Eropa" apakah Manchester United kembali mempertahankan gelarnya (back to back) tahun ini atau Barcelona mencoba meraih sukses kembali seperti musim 2005/2006 ketika mereka menjadi "Raja Eropa" saat itu di final mengalahkan Arsenal.Mari kita tunggu partai pamungkas tersebut akankah tercipta suasana yang "menggetarkan", akankah tercipta suasana dramatis lagi. Ahhh.! sepak bola sekelas Liga Champion selalu menghadirkan tontonan yang menghibur sekaligus penuh misteri dan drama. Pekanbaru, 7 Mei 2009 --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
<<inline: image001.jpg>>