Judul tulisan diatas, seolah membawa kita pada bayangan hutan belantara. Setelah rimbunan dan belukar dibereskan, dan pohon-pohon besar ditumbangkan, menjadi terang. Arealnya, selanjutnya bisa dijadikan lahan. Untuk pertanian kah, atau perkebaunan. Setidaknya, menjadi bermanfaat. Dulu, nenek moyang kita meneruka, atau membebaskan rimba raya menuju lahan produktif, tidak menggunakan alat-alat berat, atau traktor. Cukup parang,cangkul dan sodok. Selain sapu maupun perlatan serba kecil-kecil lain. Namun, semangatnya dan energinya, kalau boleh diumpakan, ya melebih dari kekuatan alat berat.
Tidak ada sepatu boat atau perangkat pengaman. Dengan berkaki telanjang, rimba-raya itu pun dalam jangka tak terlalu lama, tuntas. Meneruka, memang semangat yang tak kunjung padam. Semangat itu, seiring putaran waktu terus bergulir kemana-mana. Diapun, menjadi representasi kehebatan nenek moyang kita, di zaman saisuak. Meneruka, juga identik dengan keberanian dan keperkasaan. Ibarat pepatah, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampauai.Belakangana sering dijadikan contoh elok, bahwa dulu nenek moyang kita, tanpa menggunakan sendal, masuk keluar hutan aman-aman saja. Apapun diinjak, tak kecuali batu-batu runcing dan duri-duri tumbuhan. Belakangan, memang, menginjak kerikil ukuran kecil-kecil, menjadi trend di tengah komunitas perkotaan, dengan sebutan pijat refleksi. Artinya, mengapa dulu tak terdengar orang terserang stroke, ginjal, atau penyakit jantung? Ada yang menjawab, karena kaki-kaki nenek moyang kita sudah teruji dan terasah refleksi alam, termasuk menginjak berbagai benda dengan kaki telanjang.Karena secara tidak langsung, mereka telah merefleksi diri? Mengingat pusat syaraf ada di kaki, yang teruji setiap saat. Cerita-cerita seperti ini, hanya bisa kita serap, bila rajin berkomunikasi dengan para tetua kampung. Karena, tetua itu, masih bisa mengingat dan membayangkan masa lalunya, ataupun masih segar dengan cerita-cerita para orangtuanya juga, atau pendahulunya. Saya termasuk beruntung,karena sejak kecil sudah terbiasa dekat dengan yang tua-tua. Meski harus ikhlas disuruh-suruh. Beli rokok lah, atau mencabut uban.Hah! Tapi, momen seperti itu sering saya gunakan untuk mengetahui berbagai hal disekitar kita,khususnya yang lama-lama. Dan, kebiasaan demikian terus berlanjut. Praktek yang saya lakukan itu, bukan berarti menyingkir dari teman sebaya? Atau kagadang-gadangan? Tidak. Saya cenderung hadir di tengah pepatah, samo gadang dipakawan, dan nan tuo di hormati serta digali ilmunya. Tetua itu, saya posisikan teladan dan guru. Bila,kita tarik pada kondisi hari ini, memang terasa ada yang mulai bergeser. Perbedaan terasa sangat kontras,apabila dipersandingkan antara semangat meneruka dengan semangat berkuasa? Bahwa, semangat meneruka, adalah semangat berkeringat, berjerih-payah untuk membuka lahan kehidupan baru. Sementara, semangat berkuasa hari ini, cenderung instan, ingin memperoleh hasil cepat, tanpa berkeringat. Kadang, materi dipertuhan.Memang, cara-cara seperti ini, tak ada larangan,lumrah, dan menjadi gunjingan. Tetapi,itulah diantara strategi untuk memenangkan permainan. Tak peduli, berdampak matinya nilai-nilai budaya. Bagi saya, semangat meneruka itu, memiliki nilai-nilai ideal dan taktis. Dia menjadi contoh, sebuah perjuangan tak kenal lelah, dan sekaligus memenuhi persyaratan standar hidup sehat. Sebab, orang yang berkeringat itu cenderung berbadan sehat, berbeda dengan mereka yang hanya berbalut jas dan dasi.Jarang keluar keringat, karena sehari-hari bergelimang pendingin di ruang ber ac. Jadi rawan penyakit. Konon cahaya matahari pagi itu,sehat. Artinya, berangkat dari semangat meneruka diatas, ada esensi yang bisa kita tangkap, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berkeringat! http://www.padangekspres.co.id/content/view/38019/57/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---