TAJUK RENCANA

Rabu, 26 Agustus 2009 | 03:00 WIB.
-/---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------/

*Ribut Tari Pendet                             /    *Minang memang
badunsanak dgn Negeri Sembilan, Johor, leluhur yg merantau, tp soal
mencaplok  /*

                  *

*                                                            /   harta milik
dunsanak, *HUBUNGAN  dusnsanak awak harus di tinjau kembali, ini prinsipil.
sanak

*
 
/----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------/


         /*

Soal tari pendet akan diselesaikan lewat eminent person group
Indonesia-Malaysia. Ibarat obat gosok, solusi itu baru pertolongan pertama.

Langkah berikutnya membereskan simtom penyakit.

Bukan sekali ini Malaysia memancing kemarahan. Batik, reog, lagu ”Rasa
Sayange”, lagu ”Indiang Sungai Garinggiang”, dan angklung pernah diklaim.
Akrobat pesawat di wilayah RI atau menelantarkan TKI adalah bentuk-bentuk
lain yang memancing kemarahan Indonesia.

Selama ini kasus-kasus klaim hak cipta diselesaikan lewat eminent person
group Indonesia-Malaysia. Ada permintaan dan pemberian maaf, selesai. Akan
tetapi, di lain kesempatan, lagi-lagi Malaysia ”mencuri” perhatian kita.
Mengklaim hasil seni budaya sebagai hak miliknya.

Kepungan kapitalisme global disorongkan sebagai alasan. Pemerintah Malaysia
berdalih materi iklan itu buatan swasta. Produk-produk hasil seni kreatif
itu dianggap sudah milik publik. Tidak ada satu negara pun berhak mengklaim.
Malaysia merasa tak bersalah memperoleh rekaman tari pendet untuk
kepentingan bisnis. Kasus tari pendet tidak lagi persoalan antardua negara.

Penyelesaian kasus tari pendet perlu ditindaklanjuti dengan membangun
hubungan kerja sama saling menghargai. Syaratnya sama-sama merasa sederajat
dan setingkat. Dengan merasa lebih tinggi, Malaysia gampang mengklaim hak
milik hasil seni budaya, main akrobat di atas wilayah RI, dan menelantarkan
TKI.

Kemarahan dinistakan ada batasnya. Ada saatnya kita menunjukkan kelebihan.
Malaysia sering dirujuk sebagai salah satu negara cepat maju, oke, memacu
semangat untuk maju, tetapi hendaknya tidak membuat kita merasa kecil dan
serba ketinggalan. Perlu kita sampaikan kebesaran yang kita miliki.
Tujuannya agar tidak diremehkan dan dinistakan sehingga dihargai dan
dianggap sederajat.

Keributan tari pendet hendaknya jadi kapstok membangun kesadaran tentang
pentingnya hak cipta intelektual. Dengan kepemilikan hak cipta, tak begitu
gampang hasil seni budaya dan ciptaan kita diklaim orang. Jangan sampai kita
bereaksi setelah hasil kita kedahuluan dihaki.

Malaysia bersemangat memiliki identitas dari hasil seni budaya. Karena
Indonesia masih lamban bahkan ”lalai” mematenkan hak-hak ciptaannya—terlepas
Indonesia tercatat dalam daftar hitam pelanggar hak cipta intelektual— hasil
seni budaya Indonesia jadi obyek buruan pertama.

Sudah saatnya kekayaan seni budaya Indonesia, sedikitnya 300 gaya tari
tradisional misalnya, diperhatikan hanya dalam konteks kebanggaan industri
kreatif. Industri kreatif perlu terus dikembangkan bersamaan dengan
membangun kesadaran tentang hak cipta intelektual berikut penghargaannya.

Indonesia memiliki kekayaan budaya berlimpah, yang berpotensi bagi tumbuhnya
industri kreatif, yang konon saat ini memberikan kontribusi kepada
pendapatan domestik bruto sebesar Rp 104,6 triliun.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke