Lalu...? ASLIM NURHASAN +62811918886 |+62811103234 Powered by |Berbuat Nyata |Produktif |Positif |Konstruktif |Sinergis |®
-----Original Message----- From: Muzirman -- <muzir...@gmail.com> Date: Tue, 25 Aug 2009 21:59:51 To: <muzir...@gmail.com>; rantaunet<RantauNet@googlegroups.com> Subject: [...@ntau-net] TAJUK RENCANA KOMPAS: RIBUT TARI PENDET. TAJUK RENCANA Rabu, 26 Agustus 2009 | 03:00 WIB. -/---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------/ *Ribut Tari Pendet / *Minang memang badunsanak dgn Negeri Sembilan, Johor, leluhur yg merantau, tp soal mencaplok /* * * / harta milik dunsanak, *HUBUNGAN dusnsanak awak harus di tinjau kembali, ini prinsipil. sanak * /----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------/ /* Soal tari pendet akan diselesaikan lewat eminent person group Indonesia-Malaysia. Ibarat obat gosok, solusi itu baru pertolongan pertama. Langkah berikutnya membereskan simtom penyakit. Bukan sekali ini Malaysia memancing kemarahan. Batik, reog, lagu ”Rasa Sayange”, lagu ”Indiang Sungai Garinggiang”, dan angklung pernah diklaim. Akrobat pesawat di wilayah RI atau menelantarkan TKI adalah bentuk-bentuk lain yang memancing kemarahan Indonesia. Selama ini kasus-kasus klaim hak cipta diselesaikan lewat eminent person group Indonesia-Malaysia. Ada permintaan dan pemberian maaf, selesai. Akan tetapi, di lain kesempatan, lagi-lagi Malaysia ”mencuri” perhatian kita. Mengklaim hasil seni budaya sebagai hak miliknya. Kepungan kapitalisme global disorongkan sebagai alasan. Pemerintah Malaysia berdalih materi iklan itu buatan swasta. Produk-produk hasil seni kreatif itu dianggap sudah milik publik. Tidak ada satu negara pun berhak mengklaim. Malaysia merasa tak bersalah memperoleh rekaman tari pendet untuk kepentingan bisnis. Kasus tari pendet tidak lagi persoalan antardua negara. Penyelesaian kasus tari pendet perlu ditindaklanjuti dengan membangun hubungan kerja sama saling menghargai. Syaratnya sama-sama merasa sederajat dan setingkat. Dengan merasa lebih tinggi, Malaysia gampang mengklaim hak milik hasil seni budaya, main akrobat di atas wilayah RI, dan menelantarkan TKI. Kemarahan dinistakan ada batasnya. Ada saatnya kita menunjukkan kelebihan. Malaysia sering dirujuk sebagai salah satu negara cepat maju, oke, memacu semangat untuk maju, tetapi hendaknya tidak membuat kita merasa kecil dan serba ketinggalan. Perlu kita sampaikan kebesaran yang kita miliki. Tujuannya agar tidak diremehkan dan dinistakan sehingga dihargai dan dianggap sederajat. Keributan tari pendet hendaknya jadi kapstok membangun kesadaran tentang pentingnya hak cipta intelektual. Dengan kepemilikan hak cipta, tak begitu gampang hasil seni budaya dan ciptaan kita diklaim orang. Jangan sampai kita bereaksi setelah hasil kita kedahuluan dihaki. Malaysia bersemangat memiliki identitas dari hasil seni budaya. Karena Indonesia masih lamban bahkan ”lalai” mematenkan hak-hak ciptaannya—terlepas Indonesia tercatat dalam daftar hitam pelanggar hak cipta intelektual— hasil seni budaya Indonesia jadi obyek buruan pertama. Sudah saatnya kekayaan seni budaya Indonesia, sedikitnya 300 gaya tari tradisional misalnya, diperhatikan hanya dalam konteks kebanggaan industri kreatif. Industri kreatif perlu terus dikembangkan bersamaan dengan membangun kesadaran tentang hak cipta intelektual berikut penghargaannya. Indonesia memiliki kekayaan budaya berlimpah, yang berpotensi bagi tumbuhnya industri kreatif, yang konon saat ini memberikan kontribusi kepada pendapatan domestik bruto sebesar Rp 104,6 triliun. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---