Ambo mendukung bana ide Jepe ko. 

 

"Kekuatan" kuliner ko - kalau bisa mengemasnya - bisa sangat potensial. Ambo
takana sekian tahun yll iklan wisata ke western Australia "hanya" untuak
menikmati restoran . Iklan tu bukan hanya di TV Australia, tapi sampai ka
lua nagari, tamasuak ke Indonesia (kalau ndak salah dipaketkan degan Anzett
Australia).

 

Riri

Bekasi, l 47

 

 

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Jupardi
Sent: Monday, September 14, 2009 11:40 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: w...@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] "LIFE ON A PLATE"...By : Jepe

 

"LIFE ON A PLATE"

 

Saya diberbagai kesempatan santai dirumah sangat menyukai acara-acara
kuliner yang dutayangkan oleh televisi, baik  televisi local maupun televisi
asing dan salah satunya televisi asing tersebut acara kuliner yang menarik
hati saya adalah "Asian Food Channel" dari berbagai rangkaian acaranya salah
satunya adalah yang berjudul "Life on a plate" tentunya ini sebuah ungkapan
yang artinya kira-kira "Hidup diatas sebuah piring atau plate ". Lebih
jelasnya acara ini menghadirkan makanan dan minuman di negara-negara kawasan
Asia yang disajikan diatas sebuah Plate sebagai penopang kehidupan kita
untuk asupan energi yang berasal dari berbagai makanan dan minuman dari
sebuah seni kuliner dikawasan Asia.

 

Beragam acara Kuliner dikawasan Asia yang ditampilkan dipadukan dengan
traveling dan gaya hidup  tapi lebih banyak focus acara ini mengekspos
negara Thailand dengan objek wisatanya yang dipadukan dengan seni kuliner
negeri gajah putih ini. Acara kuliner yang dipadukan dengan traveling ini
bagi saya sangat menarik sekali. Misalnya diawali oleh pemandu acara (host)
dengan seorang Chef berjalan-jalan ke pasar tradisional seputar Bangkok yang
begitu riuh rendah dan berdenyut pasar ini dengan aneka bahan-bahan makanan
dan aneka rupa buah-buahan yang sangat menggiurkan dengan ukuran dan rasa
yang seragam apapun jenisnya terutama buah-buahan tropis khas Thailand.

 

Lalu pemandu acara ini bersama Chef berbelanja di pasar Tradisional tersebut
mulai bahan utama makanan yang akan disajikan/dibuat sampai bumbu-bumbunya
mulai dari hidangan aneka ikan laut dan masakan orang pegunungan sampai
hidangan penutup serta minuman segar. Mereka sambil berjalan-jalan
dikeramaian hiruk pikuk pasar tradisional tersebut menjelaskan apa yang
dibeli dan jenis-jenis bumbu apa saja nantinya akan diolah serta sekaligus
mempromosikan objek-objek wisata di Thailand yang menarik dan eksotis mulai
dari wisata bahari sampai wisata alam pegunungan. Setiap daerah mempunyai
makanan khas tersendiri yang mengundang selera dan lengkap dengan jajanan
pasarnya (kaki lima/food  corner) di Bangkok yang layak untuk dikunjungi
wisatawan.

 

Setelah Host dan Chef tersebut puas berkeliling-keliling di seputar pasar
tradisional Bangkok yang memang kelihatan bersih dan teratur dengan
menenteng kantong belanja berupa bahan utama dan bumbu-bumbu masakan mereka
kembali ke studio diruang khusus atau dapur dengan segala perlengkapan
modern masak-memasak. Chef dengan kelincahannya meramu semua bahan makanan
dan bumbu-bumbu tersebut menjadi hidangan yang lezat dan menjelaskan secara
detail From A to Z apa dan bagaimana jenis masakan yang dihidangkan. Setelah
selesai semuanya mereka cicipi secara bersama-sama (Host, Chef dan asisten
Chief) dengan segelas anggur sparkling..mmm very tasty.."Life on a plate"

 

Negara kita di Asian Food Channel itu sekali-kali juga ditampilkan tapi
selama saya masuk ke canel ini baru Bali yang diekspos, negara-negara
lainnya dikawasan Asia juga mendapat porsi yang cukup banyak sebut saja
Vietnam, Kamboja, Birma tapi ini lebih kepada perjalanan
kepedalaman/perkampungan dengan segala masakan dan kultur/budaya masyarakat
tempatan dalam hal kuliner.Negara-negara maju seperti Singapur, Kualalumpur,
Hongkong dan Taiwan lebih kepada kuliner mewah di hotel-hotel berbintang
dengan masakan yang bercita rasa tinggi dengan pilihan bahan dan bumbu yang
bermutu yang dipromosikan lansung dengan tempat-tempat wisata mewah seperti
resort di pantai dan hotel-hotel berbintang yang menghadirkan kemewahan
dalam selera.

 

Begitulah seputar berbagai acara di Asian Food Channel yang sering saya
tonton ini diberbagai kesempatan santai-santai dirumah dari pada menonton
sinetron kita yang kadang-kadang memang suka "menyesatkan" dengan tingkat
absurditas yang keterlaluan.

 

 

Dari hal diatas tentunya timbul ide atau pemikiran saya ke Ranah Minang
tercinta kita yang kaya dengan keaneka ragaman kulinernya dan itu terkenal
diseluruh daerah dan nusantara bahkan manca negara, sebuah puasak kuliner
dari nenek moyang kita yang diterima rasanya oleh lidah-lidah suku -suku di
Indonesia mereka mengenalnya secara umum dengan "Masakan Padang". Acara di
AFC tentu bisa dicontoh oleh stasiun local televise di Ranah Minang sebut
saja Bi TV  salah stasiun televise swasta local yang berpusat atau
stasiunnya berada di kota Parawisata nan elok Bukit Tinggi. 

 

Kota Bukit Tinggi dengan segala objek wisatanya terutama alam pegunungan
disekitar lemersing tentu sangat menarik ditampilkan dengan meadukan seni
kuliner ranah minang dengan masakan-masakan yang terkenal sebut saja nasi
kapau misalnya. Seperti acara di AFC tersebut Bi TV juga lebih memperbanyak
porsi acara promosi wisata ranah minang yang dipadukan dengan pusaka kuliner
ranah minang yang kaya baik dari segi kenaenka ragamannya maupun cita
rasanya. Disamping itu juga diekspos panganan atau camilankhas sebagai
oleh-oleh  dipusat jajanan oleh-oleh seputar kota. Lebih menarik lagi
"hunting" kepelosok-pelosok pedesaan dengan alam pegunungan yang indah
sambil mengekpose apa dan bagaimana sebuah masakan khas (tradisional) ranah
minang di buat.

 

Begitu juga kuliner daerah pesisir dengan ikan-ikannya yang berkelas dan
diolah menjadi aneka rupa makanan laut yang yang lezat ala masakan pesisir
seperti gulai kapalo ikan orang pariaman yang "heavy spicy" tapi selalu saja
:ngangeni dan mengundang selera, misalnya acara ini diawali berburu ikan di
tempat pelelangan ikan  atau pasar-pasar tradisonal setelah bahan-bahan
makanan ini didapat lalu di bawa kealam tebuka di resort2 pinggir pantai.
Ditempat yang diatur sedemikian rupa dibawah keteduhan dan angin semilir
pantai yang sejuk di sebuah alam terbuka  Chef dan host Bi TV memperagakan
apa, bagaimana dan cara membuat masakan khas ranah minang ala pesisir ini
sambil mempromosikan objek wisata yang berbasis pantai dan laut.

 

Jadi konsepnya acara seperti apa yang ditayangkan Asian Food Channel
tersebut memadukan kuliner dengan object wisata dengan kekhasan masakannya
serta hiruk pikuk kehidupan pasar-pasar tradisional dan tempat
makanan-makanan yang terkenal serta oleh-oleh atau jajanan khas berupa
makanan kecil/camilannya. 

 

Demikianlah sedikit ide atau pemikiran saya buat kemajuan parawisata ranah
minang tercinta semoga dunsanak-dunsanak seperti Arief Rang Kayo Mulie yang
bagian dari Bi TV bisa menjadi masukan seputar hal ini ke manajemen Bi Tivi
(atau memang sudah ada saya yang tidak tahu, kalau sudah ada tentu perlu
ditingkatkan lagi baik dari segi kuantitas (porsi yang lebih banyak  jam
tayangnya )  maupun secara kualitas dengan lebih menampilkan secara detail
tentang pusaka khas kuliner ranah minang. Mungkin juga buat kanda Nofrins
yang mempunyai jaringan yang kuat disektor parawisata dengan kantinya Kanda
Indra Catri yang merupakan salah seorang pejabat di ranah bisa lebih
memberikan "tekanan" pada pihak-pihak swasta untuk ikut mendukung acara ini
sebagai penyandang dana (sponsor) di Bi Tivi atau TVRI Lokal. Semoga dengan
acara-acara seperti di AFC tersebut bisa lebih popular dan semakin
terkenalnya Ranah Minang disektor Parawisata yang tidak terlepas dari
kulinernya dan ranah minang punya semua itu dilihat dari segi alamnya dan
masakan khas ranah Minang yang memang telah terkenal dipenjuru tanah air.

 

Salam Kuliner "Life on a plate"

 

Wass-Jepe/Pekanbaru, 14 September 2009

 

 

The above message is for the intended recipient only and may contain
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you
are not the intended recipient, you are hereby notified that any
dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment,
is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us
immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary.
Please delete the message and the reply (if it contains the original
message) thereafter. Thank you. 

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke