Pak Saaf,

Cari tau apa sebenarnya menurut mereka tentang "pembangunan", "tujuan", dst.

Pencarian ini harus obyektif, tanpa pemikiran bahwa "saya tahu apa yang
terbaik buat kalian"

Setelah tahu, baru dilihat, kalau pendapat mereka "salah", tunjukkan dengan
bukti ilimiah bahwa itu salah. Tapi kalau mereka "benar" atau "agak benar",
assist (maaf saya tidak menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa
Indonesia) mereka untuk berproses secara optimal.

Maaf, selama ini yang saya lihat, inilah yang kurang dari kita2, at least
saya sendiri. Saya sering merasa paling tahu tentang apa yang terbaik untuk
mereka. Padahal, tidak ada satupun "obat pamungkas" yang berlaku untuk
segala jenis penyakit (kecuali habatussaudah).

Contoh yang paling sering saya baca adalah, kita sering mengangkat tinggi
efek multiplier effect, bahkan trickle-down effect merupakan obat paling
mujarab. Iya, itu betul menurut sebagian literatur ekonomi pembangunan. Tapi
itu berlakunya dimana?

Atau malah ada yang kita sering lupa, atau walaupun dibahas, tapi sampai
disitu saja. Contoh "kecil" seperti Sulik Aia. Saya tidak katakan itu
keberhasilan paling baik, tapi kenapa kita tidak belajar dari sana? Alangkah
baiknya kalau kita pelajari itu. Tidak harus diikuti, tapi bandingkan dengan
"hasil riset" yang saya maksud di atas tadi. Bisa jadi tidak cocok
diterapkan di lingkup yang lebih besar, atau di wilayah lain, tapi kenapa
kita tidak mencoba?


riri
bekasi, l, 47






2009/12/7 saaf10...@yahoo.com <saaf10...@yahoo.com>

>
> Itu memang mungkin juga, Riri. Kalau begitu halnya, maka fakta susahnya
> membangun saling mengerti ini bisa bersumber dari ketidaksamaan kerangka
> referensi yang di anut, antara kita yg di Rantau dengan para sanak yg di
> Ranah. Apakah ini berarti  bahwa  sebaiknya kita mengurus diri kita
> masing-masing saja ? Kita percayakan saya kepada para sanak kita di Ranah
> utk mengurus diri mereka sendiri, untuk tujuan dan dengan cara yg mereka
> anggap baik ? . Otonomi penuh dan luas. Tapi, lantas apa peran yg layak utk
> kita yg di Rantau ini. Cukup jadi 'pengamat' saja?
>
> Terkirim dari telepon Nokia saya
>
> -----Pesan Asli-----
> Dari: Riri Mairizal Chaidir
> Terkirim:  06-12-2009 20.37.14
> Subjek:  RE: Dari Mana Memulai Pembangunan Sumbar? [was: Re: [...@ntau-net]
> Re:  lapehnyo tanago terdidik ka lua nagari]
>
>
> Pak Saaf, Datuak Endang, Sanak Albazer, sanak Aspermanto, dan Dunsanak
> sadonyo.
>
>
>
> Maaf, kalau ambo malieknyo, mungkin karena yang kita tawarkan itu (entah
> sasaran, pendekatan, langkah2, tools dsb nya) itu kan yang menurut kita
> bagus, sejalan dengan definisi "pembangunan" menurut kita. Menurut kita,
> "pembangunan" itu harus mencapai konidisi tertentu, karena kondisi kita
> sekarang masih kurang.
>
>
>
> Nah, apakah mereka juga berpikir begitu? Jangan2 beda, Pak, Makanya mereka
> enjoy2 saja dengan kondisi sekarang, atau melakukan "pembangunan" dengan
> cara yang menurut kita "keliru".
>
>
>
> Jadi mungkin kita memang punya pandangan yang berbeda. Dan karena mereka
> tidak mau menjalankan "pembangunan versi kita", kita katakana mereka
> menggunakan "ilmu basi".
>
>
>
> Mungkin ada bagusnya juga kalau kita mulai bertanya, jangan2 konsep
> "pembangunan versi kita" yang salah; atau kalaupun benar, kita tidak mampu
> mengkomunikasikannya ke mereka?
>
>
>
> Riri
>
> Bekasi, l, 47
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
> Behalf Of Dr.Saafroedin BAHAR
> Sent: Sunday, December 06, 2009 4:20 PM
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Subject: Re: Dari Mana Memulai Pembangunan Sumbar? [was: Re: [...@ntau-net]
> Re: lapehnyo tanago terdidik ka lua nagari]
>
>
>
>
> Riri, nan Riri sarankan itu bana nan indak -- atau alun--  mungkin, saroman
> mamintak tanduak kudo.
>
>
>
> Alah sagalo macam usaho nan dilakukan untuak itu, indak ado hasilnyo,
> karano
> sagalo gagasan kito nan di Rantau ko dihadoki dek dunsanak kito nan di
> Ranah
> jo 'ilimu basi'. [Iko istilah bung Djusril Djusan alm, singkatan dari
> 'basipakak' Maaf.].
>
>
>
> Lai ado kamungkinan untuak batamu pandapek pado suatu saat ? Baa pulo ka
> indak. Nan paralu kito hoyak taruih. Jan bosan-bosannyo. Tuhuak tahan.
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
>
> (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)
>
>
>
>
> --- On Sun, 12/6/09, Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org> wrote:
>
>
> From: Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
> Subject: Dari Mana Memulai Pembangunan Sumbar? [was: Re: [...@ntau-net] Re:
> lapehnyo tanago terdidik ka lua nagari]
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Sunday, December 6, 2009, 9:02 AM
>
> Uda Bakhtiar Muin dan Dunsanak Sadonyo.
>
>
>
>
>
> Dari mana mulainya? Kalau di ambo (dari hasil menyimak diskusi di RN dan
> berbagai media lain), ini harus dimulai dengan mensosialisasikan ke mereka
> -
> masyarakat dan pemerintah di Sumbar - bahwa yang namanya "maju", "well
> developed"", (atau lain2 terminologi senada dengan itu) adalah seperti ini
> ini ini lho (seperti yang kita bayangkan, I mean)
>
>
>
> Menurut saya, itu kata kuncinya, "agreement" bahwa kita sekarang
> ketinggalan, yang namanya maju harusnya begini.
>
>
>
> Kalau tidak (lagi2 berdasarkan hasil menyimak diskusi di RN), di satu sisi
> kita2 berpikir tentang suatu kondisi yang bisa dan harus diperbaiki/
> ditingkatkan. Di sisi lain, mereka yang disana enjoy - enjoy aja tuh,
> dengan
> keadaan mereka.
>
>
>
> Nah, kalau kita sepakat dengan mereka bahwa yang namanya "maju" itu seperti
> ini, seperti ini, baru kita bicarakan bagaimana cara mencapainya.
>
>
>
> Maaf, mungkin pikiran saya salah, karena "riset" saya terbatas
>
>
>
> Riri
>
> Bekasi, L, 47
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to