Baru saja saya dapat email dari sahabat saya Sumadi yang berisi ajran yg pantas
jadi renungan
Saya ingin berbagi dg mengirmkan artikel ini semga ada faedahnya
Salam teriring do'a
Renungan Hidup : Apakah Betul 8 x 3 = 23 ?????? Renungan Hidup : Apakah
Betul 8 x 3 = 23 ??????SalamYan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka
belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia
melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan
mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.Pembeli berteriak: “3×8 =
23, kenapa kamu bilang 24?”Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat,
3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi.”Pembeli kain tidak senang lalu
menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau
minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak
mengatakan.”Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah,
bagaimana?”Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku
potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”Yan Hui: “Kalau saya yang
salah, jabatanku untukmu.”Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari
Confusius. Setelah Confusius tau duduk persoalannya, Confusius berkata kepada
Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu
kepada dia.”Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika
mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan
kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan
puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak
sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau
lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat,
Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya
selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah
berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.” Yan Hui bilang, “Baiklah,” lalu
berangkat pulang.Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir,
kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah
pohon tapi tiba-tiba ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk
menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia
pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya
yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba
dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia
menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia
meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi
kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau
menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia
lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik
istrinya.Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan
berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?” Confusius berkata:
“Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya
guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi
dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan
membunuh”. Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah
kagum.” Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan
keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin
guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi
jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu
berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan
1 nyawa yang lebih penting?”Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru
mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun.
Murid benar2 malu.” Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu
mengikutinya.Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan
seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu
bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah
kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya.
Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi
akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.Banyak hal sebenarnya tidak perlu
dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua
orang.Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
(Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)Bersikeras melawan
boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat penilaian bonus akhir
tahun, kita akan mengerti)Bersikeras melawan istri. Kita menang, tapi
sebenarnya kalah juga. (Istri tidak mau menghirau kamu, semua harus “do it
yourself”)Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
(Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman)SalamYudistira Ardy
Powered by Telkomsel BlackBerry®
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---