Tampak hal itu akan tinggal kenangan. Samo jo awak nan bangga dan selalu bernostalgia menyatakan keunggulan rang Minang.
Karano nan nampak kini banyak pemimpin dan calon pemimpin itu ba : "Pusa2 ka paruik" Walau mulonyo : "Kau lah segalanya bagiku". Tapi kok talengah awak bisa takicuah juo Makonyo Mas jo Mbakyu selalu memimpikan datangnyo Sang Ksatria Piningit si Ratu Adil Wass TR Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Rita Desfitri Lukman <rita.desfi...@rantaunet.org> Date: Mon, 7 Dec 2009 09:40:58 To: <rantaunet@googlegroups.com> Subject: [...@ntau-net] "YOU KNOW, YOUNG LADY.... DR. SUTAN 'SHARIAR' WAS A WONDERFUL LEADER". "SUTAN SYAHRIR" Beberapa hari yang lalu, selama 3 hari penuh Association of Asian Scholar (AAS) bekerja sama dengan Indian Councill for World Affairs menyelenggarakan Conference on Asian Relation di Barakkhamba, New Delhi. Temanya tentu saja bagaimana negara sesama Asia harus mempersiapkan dirinya menghadapi tantangan masa depan, baik itu di bidang ekonomi, politik, pemerintahan, culture, bahkan bidang pertahanan. Sebagai anggota Asian Scholar, saya yang kebetulan diundang mengikuti kegiatan tersebut, datang juga. Walaupun sebenarnya saya tidak memahami secara mendalam semua itu, minimal saya menyimak dan menambah wawasan tentang apa yang saya belum tahu. Saya hanya menyimak-dan menyimak, ketika mantan sekretaris jenderal ASEAN dari Singapura, Ambassador Ong Keng Yong mengungkapkan bahwa salah satu kunci kekuatan ASEAN adalah tidak adanya yang merasa paling dominan diantara 10 membernya. Wakil Presiden India mengungkapkan garis kebijakan negaranya, dan harapan akan kerja sama menyeluruh di Asia. Diplomat Jepang membahas topik "A Cold Peace" di Asia, atau Ambassador Sri Langka mengungkapkan prospek kerja sama Asia dari perspektif Sri Langka. Atau ketika staf ahli pertahanan Malaysia membeberkan policy negaranya yang ibarat kancil menghadapi rivalry antara dua gajah asia, Cina dan India. Menteri Luar negeri India yang memang pengacara sekaligus olahragawan bahkan dengan kocak menyodorkan ide brilian di bidang olahraga untuk mempererat persaudaraan di Asia. Wah, wah, wah,...Saya yang tidak tahu apa-apa dengan beraneka topik dan pembahasan itu hanya kagum dan terpana. Tapi yang lebih membuat saya terpana (dan terharu serta bangga) adalah apa yang saya lihat ketika hari pertama memasuki ruang depan tempat acara... Tiga buah gambar besar permanen yang tergantung di dinding gedung utama Sapru House milik Indian Councill for World Affair itu begitu menyita perhatian saya. Gambar-gambar itu dipasang menonjol diantara gambar-gambar lainnya. Kontan saya melangkah lebih dekat, memandang lebih jelas gambar orang yang sering saya lihat wajahnya dalam buku-buku sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tanpa sadar saya langsung mengeluarkan kamera kesayangan saya dan asyik memotret gambar-gambar di dinding tersebut, tanpa peduli teman dan suasana sekitar, sampai akhirnya seorang diplomat senior India menyentuh bahu saya dan menyapa ramah.. "Young lady, you must be from Indonesia..." Lho, darimana tuan tahu? saya bertanya sambil membalas senyumnya. Ya... tahu...., karena kamu melihat gambar Dr. Sutan "Shariar" dengan begitu rupa, sambungnya tertawa. Saya pun ikut tertawa mendengar gurauannya. Memang "Syahrir" di tulis orang India di sini dengan "Shariar" walaupun membacanya tetap kedengaran "Syahrir". Dan gambar besar di dinding gedung Sapru Haouse, Indian Councill for World Affairs ini adalah gambar 'Dr. Sutan Shariar' waktu ke New Delhi memimpin delegasi Indonesia mengikuti konferensi Asian Relation tahun 1947 dulu, sambungnya menerangkan. Saya mengangguk-angguk karena memang ada tulisan keterangan di bawah gambar. Setelah berkenalan lebih lanjut, Bapak itu bercerita bahwa di tahun 1947 dulu, ia masih kecil. Tapi saat itu nama Nehru, Sukarno, Hatta, dan "Shariar" sangat bergema di kawasan Asia. Dan ketika Syahrir datang ke New Delhi tahun 1947, dia sangat dikagumi karena ketokohannya. "YOU KNOW, YOUNG LADY.... DR. SUTAN 'SHARIAR' WAS A WONDERFUL LEADER". Dia muda, smart, bijak, dan idealis, pujinya. Pemimpin-pemimpin muda Indonesia waktu itu bersahabat begitu dekat dengan pemimpin kami di India. Konon kabarnya lokasi tempat kedutaan Indonesia yang sangat strategis di kompleks diplomat di Kautilya Marg, Chanakya Puri itu dulu dipilihkan langsung oleh Pandit Jawaharlal Nehru karena dekatnya dengan Sukarno dan Hatta, sambungnya. Saya mengangguk-angguk lagi, karena cerita tentang lokasi KBRI sudah saya dengar juga dari yang lain. Memang kalau ada teman dari negara lain saya ajak ke KBRI New Delhi, mereka juga memuji dan mengatakan betapa strategisnya lokasi kedutaan Indonesia, karena semua 'gate'nya menghadap ke jalan utama kota yang setengah melingkar membentuk huruf U bagian bawah atau di lokasi yang berbentuk sepatu kuda. Pengalaman selama tinggal di sini juga menunjukkan bahwa generasi-generasi tua di India biasanya langsung bersikap lebih ramah kepada kita begitu mereka tahu kita dari Indonesia. Pembicaraan saya dengan bapak diplomat senior India itu terhenti karena lonceng tanda konferensi sessi berikutnya akan di mulai. Melangkah menuju ruang auditorium, saya sibuk dengan pemikiran saya sendiri. Dalam hati saya berdoa, Ya Allah... semoga di masa datang...., Syahrir-Syahrir muda akan kembali menghiasi kehidupan negara ini dan kembali mengharumkan negeri ini.... Salam, New Delhi, 7 Desember 2009 Rita Desfitri --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---