Assalammualiaku w.w. Pak Saafrudin Tanjung.

Apo paralu ambo pulang kampuang untuk membentuk pasukan bersandikan  sandi2 
Pagaruyuang. Harimau campo misalnyo atau nan nan lain. Soalnyo pemerintah yo 
lah banyak mengabaikan hak ulayat misalnyo area peternakan Padang Mangatas, 
Masalah kekuasaan dalam hukum adat misal Kekuasaan polisi diranah Minang. 
Mengembalikan pusat kebudayaan Minangkabau ka Pagaruyuang sebagai salah satu 
jatidiri urang Minang.

Dilewakan baliak parintah datuak nan batujuah mamakai corong belek. Ba'a gak 
ati  pak saaf.

Wassalam,
Zulidamel st.malin marajo
 

  ----- Original Message ----- 
  From: Dr.Saafroedin BAHAR 
  To: rantaunet rantaunet rantaunet 
  Cc: gebuminang pusat ; Ir. Raja Ermansyah YAMIN ; Dr Mochtar NAIM ; Farhan 
Muin DATUK BAGINDO ; azmi datuk bagindo 
  Sent: Saturday, December 19, 2009 10:53 PM
  Subject: [...@ntau-net] Panglima Suku Tanjung Manggopoh akan Memimpin Demo ke 
Istana Presiden Soal Tanah Ulayat.


              
                    Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,




                    Ini gejala baru di Sumbar, yaitu munculnya 'panglima suku', 
mungkin mengikuti contoh 'panglima pasukan berani mati'-nya Gus Dur, dan 
berbagai 'panglima-panglima' lainnya, seperti Habib Riziq dan Munarman. 




                    Seperti biasa, unsur masalahnya adalah 1)  ada tanah ulayat 
rakyat diambil perusahaan atas izin pemerintah, 2) rakyat memprotes, 3)  
perusahaan meminta bantuan polisi, dan 4) polisi mengirim pasukan brimob. 
Biasanya pasukan brimob tidak punya tim negosiator, sehingga tidak jarang 
langsung menembak para pendemo. Rakyat hampir tidak pernah menang dalam 
kasus-kasus tanah seperti ini.




                    Kapan pola seperti akan diselesaikan secara mendasar ?





                    Wassalam,
                    Saafroedin Bahar
                    (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 








                    Padang Today, Kab. Agam | Sabtu, 19/12/2009 13:57 WIB




                    Suku Tanjung Ancam Alihkan Demo ke Padang

                    Harmen - Padang Ekspres




                    Kaum suku Tanjung, Manggopoh ancam alihkan aksi demontrasi 
ke kantor gubernur dan DPRD Sumbar termasuk aksi ke istana presiden di Jakarta, 
jika Pemkab Agam tak mampu menyelesaikan tuntutan mereka.

                    Ratusan warga yang sudah hampir sebulan bertahan di lahan 
ulayat suku Tanjung seluas 2.500 hektar yang selama ini dikuasai PT.Mutiara 
Agam kembali bereaksi, selain masih belum adanya kemajuan dalam proses 
negosiasi, warga juga dibayangi ancaman digelarnya panen sawit oleh PT.MA yang 
dikawal oleh personil Brimob Polda Sumbar.




                    Seperti disebutkan Edlerman, panglima laskar suku Tanjung, 
baru-baru ini, pihaknya mendesak agar bupati Agam segera merealisasikan rencana 
pembentukan tim penyelesaian sengketa. 

                    Ditegaskan, kaum suku Tanjung mengaku siap mengusung massa 
dalam jumlah lebih besar termasuk meminta dukungan gubernur Sumbar dan DPRD 
Sumbar untuk menjembatani persoalan yang mereka hadapi.

                    " Hingga kemarin tidak terlihat wujud dari sikap awal 
Pemkab Agam, termasuk adanya dukungan riil dari DPRD Agam terhadap masalah yang 
mereka hadapi," tukas Edlerman.




                    Sementara menurut Jufri Nur dan Andri Tanjung, pihaknya 
prihatin karena masih lambannya proses birokrasi di Pemkab Agam, pasalnya 
bupati Agam Aristo Munandar sebelumnya sudah bertegas-tegas pada personilnya 
untuk segera membentuk tim, bahkan unsur terkait diberi tengat waktu 2 hari.

                    " Ternyata masih belum terealisasi hingga Kamis (17/12)," 
sebut Jufri Nur.




                    Malah Andri Tanjung menyebut, wajar warga protes akan hal 
itu, apalagi saat ini ancaman dan bayang-bayang akan diturunkannya aparat oleh 
PT.MA sangat dirasakan di lapangan, 

                    " Kami sudah colling down, mestinya ada gerak cepat dari 
unsur terkait untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, “ tegas Andri 
Tanjung.




                    Sementara bupati Agam Aristo Munandar yang dikonformasi 
menyebut, pihaknya sudah menindaklanjuti masukan dan aspirasi masyarakat 
berkait dengan masalah yang muncul.

                    " Kita sudah lakukan serangkaian langkah termasuk 
membicarakan hal itu dengan utusan kaum suku Tanjung, kami pun berupaya masalah 
itu bisa segera tuntas, “ tegas Aristo.

                    Dijelaskan Aristo, berkait dengan pembentukan tim perumus 
penyelesaian masalah yang terjadi saat ini, pihaknya sudah menginstruksikan 
sekab Agam Syafirman Azis dan jajaran asisten I untuk segera menuntaskan 
tahapan yang sudah disepakati. (*) 



                   
                   
              
       



-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

<<image/jpeg>>

Kirim email ke