Pak Syaf

Kasus Mutiara Agam ko kasus lamo nan indak salasai-salasai. Salain 
kalompok nan bademo iko, ado ampek urang dari kaum yang babeda alah 
diputuih dek pengadilan hukuman panjaro dari 4 tahun, 3 tahun dan 2 
tahun. Sanak nan kanai putiusan hukuman hakin 4 tahun ko sadang dalam 
proses bandiang ka PT. Padang. Tuduhan nan diajukan jaksa, baliau ko 
provokator dan menghasut, walau sabananyo baliau mampajuangkan tanah 
ulayatnyo. Manganai PT. Mutiara Agam, iko sabananyo perusahaan lokal 
milik tetangganyo, yang punto urang Tiku.

Mungkin nan paralu dicaliak bukan fenomena panglima suku ko, tapi baa 
manyalasaikan masalah pengambil-alihan tanah-tanah di masa lalu. Perda 
tanah ulayat kito itu paralu diturunkan ka tataran operasional, 
khususnyo item nan manyabuikkan bahwa setelah HGU salasai, tanah kambali 
ka pemegang ulayat. Salain itu, jiko terdapat indikasi tipu, tepok dalam 
pengambil alihan tanah untuak kabun-kabun laweh dulu, tantu paralu 
diduduakkan baliak saat kini ko, re-negosiasi kontrak kato urang cadiak.

Sakian dulu

Salam

andiko sutan mancayo

Dr.Saafroedin BAHAR wrote:
>       
>
> Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
>
>
> Ini gejala baru di Sumbar, yaitu munculnya 'panglima suku', mungkin 
> mengikuti contoh 'panglima pasukan berani mati'-nya Gus Dur, dan 
> berbagai 'panglima-panglima' lainnya, seperti Habib Riziq dan Munarman.
>
>
> Seperti biasa, unsur masalahnya adalah 1)  ada tanah ulayat rakyat 
> diambil perusahaan atas izin pemerintah, 2) rakyat memprotes, 3)  
> perusahaan meminta bantuan polisi, dan 4) polisi mengirim pasukan 
> brimob. Biasanya pasukan brimob tidak punya tim negosiator, sehingga 
> tidak jarang langsung menembak para pendemo. Rakyat hampir tidak 
> pernah menang dalam kasus-kasus tanah seperti ini.
>
>
> Kapan pola seperti akan diselesaikan secara mendasar ?
>
>
>  
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)
>
> <http://us.mc575.mail.yahoo.com/mc/showMessage?fid=Inbox&mid=1_26691132_AFFkxEIAAAvzSoF%2FLw4GFX2qLAk&sort=date&order=down&enc=auto&startMid=50&pSize=25&filterBy=&clean=&acrumb=7D5fWXteb99&.rand=236325964&cmd=msg.scan&pid=2&fn=08082009134.jpg>
>
>
> Padang Today, Kab. Agam | Sabtu, 19/12/2009 13:57 WIB
>
>
> Suku Tanjung Ancam Alihkan Demo ke Padang
>
> Harmen - Padang Ekspres
>
>
> Kaum suku Tanjung, Manggopoh ancam alihkan aksi demontrasi ke kantor 
> gubernur dan DPRD Sumbar termasuk aksi ke istana presiden di Jakarta, 
> jika Pemkab Agam tak mampu menyelesaikan tuntutan mereka.
>
> Ratusan warga yang sudah hampir sebulan bertahan di lahan ulayat suku 
> Tanjung seluas 2.500 hektar yang selama ini dikuasai PT.Mutiara Agam 
> kembali bereaksi, selain masih belum adanya kemajuan dalam proses 
> negosiasi, warga juga dibayangi ancaman digelarnya panen sawit oleh 
> PT.MA yang dikawal oleh personil Brimob Polda Sumbar.
>
>
> Seperti disebutkan Edlerman, panglima laskar suku Tanjung, baru-baru 
> ini, pihaknya mendesak agar bupati Agam segera merealisasikan rencana 
> pembentukan tim penyelesaian sengketa.
>
> Ditegaskan, kaum suku Tanjung mengaku siap mengusung massa dalam 
> jumlah lebih besar termasuk meminta dukungan gubernur Sumbar dan DPRD 
> Sumbar untuk menjembatani persoalan yang mereka hadapi.
>
> " Hingga kemarin tidak terlihat wujud dari sikap awal Pemkab Agam, 
> termasuk adanya dukungan riil dari DPRD Agam terhadap masalah yang 
> mereka hadapi," tukas Edlerman.
>
>
> Sementara menurut Jufri Nur dan Andri Tanjung, pihaknya prihatin 
> karena masih lambannya proses birokrasi di Pemkab Agam, pasalnya 
> bupati Agam Aristo Munandar sebelumnya sudah bertegas-tegas pada 
> personilnya untuk segera membentuk tim, bahkan unsur terkait diberi 
> tengat waktu 2 hari.
>
> " Ternyata masih belum terealisasi hingga Kamis (17/12)," sebut Jufri Nur.
>
>
> Malah Andri Tanjung menyebut, wajar warga protes akan hal itu, apalagi 
> saat ini ancaman dan bayang-bayang akan diturunkannya aparat oleh 
> PT.MA sangat dirasakan di lapangan,
>
> " Kami sudah colling down, mestinya ada gerak cepat dari unsur terkait 
> untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, “ tegas Andri Tanjung.
>
>
> Sementara bupati Agam Aristo Munandar yang dikonformasi menyebut, 
> pihaknya sudah menindaklanjuti masukan dan aspirasi masyarakat berkait 
> dengan masalah yang muncul.
>
> " Kita sudah lakukan serangkaian langkah termasuk membicarakan hal itu 
> dengan utusan kaum suku Tanjung, kami pun berupaya masalah itu bisa 
> segera tuntas, “ tegas Aristo.
>
> Dijelaskan Aristo, berkait dengan pembentukan tim perumus penyelesaian 
> masalah yang terjadi saat ini, pihaknya sudah menginstruksikan sekab 
> Agam Syafirman Azis dan jajaran asisten I untuk segera menuntaskan 
> tahapan yang sudah disepakati. (*)
>
>
>
>       
>
>
> -- 
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan 
> ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~ 
> <http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email 
> lama
> ===========================================================
> Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke