Wa'alaikum salam,

Tulisan dan wawancara dengan almarhum Pak Fuad Hasan tersebut berlangsung 
ketika beliau masih Dubes di Cairo tahun 1977 dan saya muat ulang di Blog dari 
kumpulan arsip "Antara" yang saya temukan kembali beberapa waktu yang lalu 
dalam rangka meghimpun kembali artikel lama {nostalgia] untuk dijadikan sebuah 
buku tentang perkembangan Timur Tengah [sedang dalam penyusunan].
Mohon ma'af jika ada yang bertanya dan atas pertanyaannya diucapkan terima 
kasih.
Mari bersama-sama kita do'akan almarhum Pak Fuad Hasan mendapat tempat yang 
sebaik-baiknya disisi Allah atas amal ibadahnya dan diampuni segala 
dosa-dosanya, Amin.
Wassalam
Zulharbi Salim 
[67 thn]
  ----- Original Message ----- 
  From: Riri Chaidir 
  To: rantaunet@googlegroups.com 
  Sent: Saturday, December 12, 2009 6:59 PM
  Subject: Re: [...@ntau-net] [ZULHARBI SALIM BLOG] Krisis Timur Tengah


  Lho, bukannya DR Fuad Hassan sudah meninggal 2 tahun yll?




  Riri
  Bekasi, l, 47



  2009/12/12 PONDOK PESANTREN MODERN AL HARBI <zharbisa...@gmail.com>

    DUBES RI PROF. DR. FUAD HASSAN KEPADA “ANTARA” CAIRO : 

    KRISIS TIMUR TENGAH DALAM PENYELESAIAN 

    Antara : 
    Sesudah kunjungan Presiden Sadat ke Jerusalem dan sesudah pertemuan 
Presiden Sadat dengan PM Menachem Begin di Ismailia, untuk menyelesaikan krisis 
Timur Tengah dengan jalan damai, bagaimana tanggapan Bapak tentang usaha-usaha 
damai tersebut dan mohon penjelasan! 

    Dubes: 
    Menurut hemat saya pertemuan Ismailia itu suatu pertemuan yang selangkah 
lagi lebih maju dari pertemuan Jerusalem. Meskipun pada pertemuan Ismailia ini 
belum ada kesepakatkatan mengenai semua hal, tapi tidak bisa disangkal bahwa 
pertemuan itu pasti selangkah lebih maju lagi dari pertemuan jerusalem. 
    Petama, adanya “peace pilan” (perencanaan) usul perdamaian yang kongkrit 
dari pihak Israel. 
    Kedua, adanya kesepakatan untuk tidak lagi menyelesaikan masalah sengketa 
Timur Tengah dengan jalan perang. 
    Ketiga, yang pentng sekali adalah: andaikata masih ada perbedaan-perdedaan 
pandangan dan pendapat, itu akan diselesaikan terus melalui jalan perundingan 
dengan mempertahankan semua saluran komunikasi, semua saluran dialog, tetap 
terbuka pada tingkat apapun.Tingkat Ahli tingkat Menteri dan tingkat Puncak. 
    Adalah sangat keliru dan sangat tidak realistis untuk mengharapkan bahwa di 
Ismailia itu segera akan selesai semuanya dalam 24 jam. Terang 29 tahun 
diselesaikan dengan 29 jam di Jerusalem, tentu saja tidak bisa. Jangan lupa 
bahwa setiap perudigan perdamaian, bermula dengan adanya perbedaan pendirian. 
Kalau semua sudah cocok, buat apa ada perundingan. Apabila perundingan 
perdamaian antara Israel dengan sejumlah negara-negara Arab yang berbgheda-beda 
pendapatnya, pendiriannya tentang situasi Timur Tengah. Oleh karena itu, saya 
anggap sangat tidak fair untuk menduga bahwa perundingan Ismailia itu akan 
menghasilkan sesuatu yang “kontan”, tidak mungkin! 
    Saya menganggap cukup berhasil kalau misalnya pada hari ulang Tahun 
presiden Sadat yat, Timur Tengah sudah damai. Itu saya anggap sudah fair. 
Mengingat prosesnya panjang dan yang diselesaikan bukan perdamaian antara dua 
negara, bukan antara Mesir dan Israel, tetapi masalah perdamaian dari sengketa 
beberapa negara, sekaligus berikut masalah pendirian suatu masalah lain. 
    Kalau dipikir masalah Timur Tengah ini menyangkut sekian banyak negara dan 
masalah baru yaitu pendirian negara Palestina. Saya anggap kalau umpamanya 
dalam tahun 1978 sampai akhirnya tercapai kesepakatan, itu sudah saya anggap 
hasil yang besar. 
    Kalau orang menilai pertemuan Ismailia sebagai pertemuan yang gagal, itu 
mungkin dikarenakan mereka mengharapkan melalui pertemuan Ismailia, sekaligus 
tercapai. Hal mana sangat tidak tealistis. 
    Satu realitet yang tidak bisa disanggah, merupakan dasar yang baik untuk 
perundingan. Baik Sadat maupun Begin menyatakan bersedia setiap waktu apabila 
bertemu lagi. 
    Saya menganggap pertemuan Ismailia “berhasil”. Sekurang-kurangnya berhasil 
meletakan pedoman-pedoman yang ada arahnya kepada perdamaian. 
    Jika disana sini masih ada perbedaan pendapat itu adalah “Lumrah”. Tidak 
ada perundingan perdamaian di dunia ini yang dimulai dengan semuanya sudah 
“sama” semuanya sudah “sepakat”. 
    Mengenai penyelesaian Timur Tengah yang pada waktu ini memasuki tahap yang 
sudah beberapa langkah lebih maju setelah Koperensi Cairo maupun Koperensi 
Ismailia. Kalau tidak ada halangan 2 minggu lagi pertemuan Komite Politik dan 
Komite Militer. 

    Antara: 
    Bagaimakah pendapat Bapak tentang usaha-usaha Blok “Anti Sadat” yang pro 
Moskow dan sejauh mana pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah? 

    Dubes: 
    Satu keputusan pasti menimbulkan pro dan kontra. Oleh karena itu dapat 
mengerti tumbuhnya satu blok yang “Anti Sadat”. Saya anggap ini sebagai “family 
quarrelsome”. Sebagai “sengketa keluarga”. Artinya ada penilaian yang berbeda 
tentang usaha perdamaian di Timur Tengah. 
    Pihak-pihak yang mendukung dan tidak mendukung move Sadat adalah ungkapan 
hak untuk berbeda pendapat dan ini perlu di “apprise” (perlu dihargai). Akan 
tetapi saya berharap jangan sampai pendapat ini sebagai penghambat, tetapi 
adalah sekedar berbeda pendapat saja! Tidak mungkin orang mengharapkan Sadat 
setelah kunjungan tanggal 19 Nopember itu terus mencapai perdamaiaan. 
    Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa ada pola-pola baru dalam penyelesaian 
masalah Timur Tengah ini. Nah, kalau umpamanya sekarang ada penilaian yang 
berbeda maka waktu nanti akan membuktikan siapa yang benar. Tidak bisa sekarang 
“apriori” menentukan si ini benar si itu salah. Tapi yang terang semua 
iktikadnya sama, semua mencari penyelesaian. Ada perbedaan cara untuk mencapai 
penyelesaian, hasilnya mana yang benar, itu akan diketahui nanti dalam waktu 
mendatang. 
    Sekurang-kurangnya yang penting dicatat adalah bahwa presiden Sadat telah 
mengambil inisitip, mengambil prakarsa. 

    Antara: 
    Bagaimana dengan masalah Palestina? 

    Dubes: 
    Masalah Palestina adalah masalah yang paling rumit sejak semula. Memang 
benar apa yang dikatakan oleh Presiden Sadat berulang-ulang bahwa masalah 
Palestina sebetulnya pangkal dari masalah Timur Tengah. Kita masih ingat ketika 
PM Begin pada Komperensi Pers di Ismailia mengatakan “I am Palestinian Jew”. 
Ini salah satu indikasi bahwa Beginpun menyadari bahwa konsep Palestina itu 
semula adalah konsep geography (konsep wilayah). Didalam wilayah Palestina 
dahulu disitu ada orang Arab Palestina ada orang Jahudi Palestina. Jadi tidak 
salah kalau Begin dalam Komperensi Pers itu mengatakan “I am Palestinian”. 
    Sekarang ini orang Palestina tersebar dimana-mana. Ada 2 sebab: 
    Pertama, memang dari dulu banyak yang menetap di negara-negara Arab. 
    Kedua, orang Palestina ada yang terusir dari negerinya dan mengungsi karena 
didirikannya negara Israel. 
    Pengusiran ini yang kurang tepat dan tidak bisa dibenarkan. Oleh karena 
mereka berhak berada di tanah airnya, di negerinya sendiri, juga menentukan 
nasibnya sendiri. 

    Antara: 
    Mengenai peranan Yasser Arafat dan PLO-nya bagaimana? 

    Dubes: 
    Saya berpendapat bahwa PLO adalah satu gerakan yang memang memperjuangkan 
pendirian negara Palestina. Untuk ini kita juga mendukung PLO. Indonesiapun 
tidak pernah absen mendukung perjuangan untuk kepentingan rakyat Palestina dan 
pengembalian hak-hak rakyat Palestina. Saya yakin bahwa akhirnya kalangan PLO 
sendiripun akan melihat bahwa Sadat tidak melepaskan tututan dan hak Palestina 
dalam meja perundingan dengan Israel. 
    Satu hal yang nyata sampai sekarang bahwa Sadat tidak menyelesaikan masalah 
sengketa ini hanya “bilateral” antara Mesir dan Israel. Ini harus membuka mata 
bahwa tidak ada unsur “penghianatan” sampai sekarang Sadat terbukti tetap gigih 
menuntut diberikannya hak menentukan nasib sendiri untuk orang Palestina. 
Sampai sekarang sadat tidak melepaskan sedikitpun tuntutannya atas penarekan 
mundur tentara israel dari seluruh wilayah arab yang didukukinya. 
    Kalau tuntutan ini menjadi tuntutan Sadat yang nota-bene menjadi tuntutan 
semua negara Arab dan PLO, maka apa salahnya kalau akhirnya semua menjadi 
sebaris lagi. Sampai sekarang tidak ada yang menunjukkan bahwa Sadat jalan 
sendiri. Sampai sekarang keamcetanpun karena masalah Palestina. Kenapa PLO 
sampai sekarang belum kembali segaris dengan Sadat, ini saya tidak tahu! Tapi 
saya yakin pada suatu saat semua akan menyaksikan bahwa Sadat tidak melepaskan 
tuntutan yang prinsipil dari tuntutan bangsa Arab maupun rakyat Palestina 
sendiri. Oleh karena itu saya berkeyakinan kuat pada suatu hari mereka akan 
bertemu lagi. 


    --
    Posting oleh PONDOK PESANTREN MODERN AL HARBI ke ZULHARBI SALIM BLOG pada 
6/02/2009 06:32:00 PM 

    -- 
    .
    Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke