Tarmo kasih pak Saaf, mudah2an Allah swt mamudahkan dan malancarkan niat baiak 
dan usaho kito ko ... Amin .
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf10...@yahoo.com>
Date: Wed, 17 Feb 2010 21:59:27 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] Kita bukan sapulidi kita lebih memilih jadi tiang  
        -tiang  sendiri.

Waalaikumsalam ww Inyiak Lako dan para sanak sa palanta,Alhamdulillah dan 
tarimo kasih ateh pituah Inyiak. Baa juo bareknyo baban, kalau kito pikua 
basamo -- barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang --  ambo yakin sacaro 
basiansua akan sampai juo kito ka tujuan, insya Allah.
Memang -- saparati ambo tulih -- kini nampak alah mulai ado parubahan. Tapi 
rasonyo jalan masih panjang nan paralu ditampuah sabalun kito bisa manikmati 
hasianyo. Karano kito-kito ko alah gaek-gaek, ambo raso paralu bana dipikiakan 
dan dilaksanakan soal kaderisasi. Btw soal iko kan alah Inyiak singguang juo 
dalam buku Inyiak, dan alah ambo masuakkan ka dalam Draft 10 Keputusan KKMP.
Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Thu, 2/18/10, inyiak.l...@yahoo.co.id <inyiak.l...@yahoo.co.id> wrote:

From: inyiak.l...@yahoo.co.id <inyiak.l...@yahoo.co.id>
Subject: Re: [...@ntau-net] Kita bukan sapulidi kita lebih memilih jadi tiang  
-tiang  sendiri.
To: "Rantau Net Groups" <RantauNet@googlegroups.com>
Cc: "Mochtar Naim DR" <mochtarn...@yahoo.com>, "Saafruddin Bahar DR" 
<saaf10...@yahoo.com>, "Rainal Rais" <rainal_r...@yahoo.com>, "Darul Makmur 
Capt Drs St Parapatiah" <dar...@gmail.com>, "Zulkarnain Kahar Malayu" 
<kahar_zulkarn...@yahoo.com>
Date: Thursday, February 18, 2010, 10:50 AM

   Asssalamualaikum ww

Salamat pagi , pak Saaf, St Parpatiah, pak Mochtar Naim dan dunsanak sapalanta.

Sato pulolah ambo maota-ota manganang nan lah talampau, kok lai kadapek buahnyo 
nan elok utk kamanakan awak .

Rasonyo sulik utk dipungkiri, bahaso sabagian kito indak bisa bakarajo samo, 
nak gadang surang nak jadi tiang istilah pak Saaf tu, utk itu jadilah 
melankolit bak kato pak Mochtar Naim, bahkan ado nan jadi panuhuak kawan 
sairiang . Tapi banyak juo nan amuah jadi sapu lidi, namun kurang tanago 
disampiang mudah putuih aso . 

Partanyaan pak Saaf, lantas apa yg bisa kita perbuat selanjutnya ? Ambo 
mamiliah jawaban no 2). 

Barangkali indak ka bak mananam mumbang bana doh . Cukup banyak dunsanak kito 
nan mudo2 nan alah mancapai Prof , Dr  Jendral TNI/Polri, MPB sarupo St 
Parpatiah, dan Pengusaha/Pedagang Besar nan manyadari kegagalan generasi 
terdahulu termasuk kito-kito ko .

Nan kakito upayokan, baa caronyo manyusun dan mandakekkan potensi tu
manjadi satu realita nan efektif bakarajo samo tanpa gengsi-gengsian demi 
kemajuan Minangkabau .

Salamoko lah samo kito alami dan saksikan, LKAAM , Gebu Minang, BK3AM, MPAAM 
dsb sampai dima hasienyo ... Pak Saaf nan bisa manjawab ambo kurng tahu. Bukan 
indak ado struktur, ado tapi belum maksimal usaonyo.

Gagasan pak Mochtar Naim jo pak Saaf dan kawan2. Surau Mahasiswa , potensi 
Maritim dll, sangat rancak , mari kito perjuangkan basamo insyaallah Tuhan akan 
mangabuakan doa kito ... Amin .

Itu dulu , minta maaf ambo kok ado nan kurang ditampatnyo .

Wassalam :
Inyiak Lako, L - 74 , DEPOKSent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf10...@yahoo.com>
Date: Wed, 17 Feb 2010 17:02:21 -0800 (PST)To: 
<rantaunet@googlegroups.com>Subject: Re: [...@ntau-net] Kita bukan sapulidi 
kita lebih memilih jadi tiang 
        -tiang  sendiri.
Assalamualaikum w.w. Sanak Zulkarnain Kahar dan pasa sanak sa palanta,Sungguh, 
setelah 44 tahun 'berminang-minang' (ini istilah Prof Fasli Jalal sewaktu 
beliau menjadi Ketua Umum Gebu Minang dahulu) saya akhirnya juga sampai pada 
kesimpulan yang sama dengan Sanak, yaitu : apakah memang ada yang dinamakan 
'orang Minang'' itu ? Apakah kita ini -- seperti halnya dengan orang Arab -- 
hanya kumpulan warga suatu suku/kabilah, dan hanya secara kebetulan secara 
kolektif punya bahasa dan adat yang kurang lebih sama, dan tanpa suatu struktur 
yang bisa menyatukan kita untuk merancang dan mewujudkan suatu cita-cita 
bersama, kalau ada ?
Saya merumuskan gejala yang Sanak tengarai ini sebagai Minangkabau yang 
'terfragmentasi' dan Minangkabau yang merupakan suatu 'low trust society'. 
Rasanya tidak ada konsep
 lain yang bisa menerangkan mengapa demikian sulit untuk mengajak kita orang 
Minang untuk membuat program atau kegiatan bersama. Rumusan Sanak bahwa 'kita 
bukan sapulidi, kita lebih memilih jadi tiang-tiang sendiri" merangkum dengan 
baik sekali seluruh kepribadian kita sebagai orang Minang. Capt. Darul Makmur 
merumuskannya sebagai berikut: 'kita bisa sama-sama bekerja, tetapi tidak bisa 
bekerja sama". Secara harfiah rumusannya berbeda, tetapi intinya sama. 
Baru-baru ini pak Mochtar Naim menambah pensifatan ini dengan menyatakan bahwa 
kita orang Minang adalah orang yang 'melankolik', orang yang suka 'baibo-ibo', 
yang dalam pandangan saya hanya merupakan akibat saja dari keseluruhan akar 
masalah kita.Menurut penglihatan saya, memang hal itulah satu-satunya konsep 
yang bisa menerangkan seluruh peristiwa sejarah [yang rasanya bersifat tragis] 
yang besar-besar yang terkait dengan Minangkabau: sejak dari
 Gerakan dan Perang Paderi (1803-1838), demikian banyak pemberontakan melawan 
Belanda, konflik antara Kaum Tuo dan Mudo; PDRI, PRRI, dan jangan lupa: juga 
kasus tuntutan 'spin off'' Semen Padang, yang lenyap berlalu demikian saja, 
setelah digerakkan demikian riuh rendah. Hal itu juga yang bisa menerangkan 
mengapa hampir mustahilnya membentuk 'West Sumatra Tourism Development 
Board/WSTB" yang saya coba bersama beberapa teman untuk membentuknya beberapa 
tahun terakhir ini.Lantas apa yang bisa kita perbuat selanjutnya ?Kelihatannya 
ada dua pilihan: 1)  menyerah dan membiarkan saja keadaan tersebut, dan 
mengatakan : 'yah, memang itulah Minangkabau'; dan 2)  mencoba mencari jalan 
agar kita bukan hanya bisa 'sama-sama bekerja', tetapi juga bisa 'bekerja 
sama'. Saya memilih yang kedua, walau saya sadar pilihan ini bagaikan kata 
pepatah : 'coba-coba menanam mumbang'. Bisa berhasil dan
 bisa -- amat bisa -- tidak berhasil. Secara rohaniah, saya sangat termotivasi 
oleh Surah Al Hujurah yang mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib 
suatu kaum kalau bukan kaum itu sendiri yang mengubahnya. Secara pribadi saya 
teringat pada ajaran agama, bahwa suatu amal yang didorong oleh niat baik, jika 
berhasil dapat dua pahala, dan jika gagal dapat satu pahala. Lumayan.Inilah 
yang melatar belakangi obsesi saya dalam tahun-tahun terakhir ini untuk mencoba 
dengan tidak putus-putusnya merumuskan serta menindaklanjuti doktrin ABS SBK, 
yang secara informal kita percayai sebagai 'jati diti' Minangkabau. Dalam 
pandangan saya secara pribadi, sungguh heran mengapa semua orang Minang [?] 
seakan-akan sepakat bahwa ABS SBK adalah 'jati diri' Minangkabau, namun ketika 
akan dicoba merumuskan secara lebih jernih, lebih konsisten, dan lebih koheren. 
segera muncul berbagai persyaratan ['conditionalities'] dan keengganan mengenai 
banyak hal, sehingga
 tidaklah mudah untuk bersikap 'istiqomah', koheren, dan konsisten. [ Namun hal 
ini pasti menarik secara intelektual, yang tertarik dengan gejala yang disebut 
sebagai 'anomali' ini]Syukur Alhamdulillah, setapak demi setapak akhir-akhir 
ini kelihatannya sudah mulai ada kemajuan. Mungkin belum terlihat nyata, namun 
beberapa rumusan awal sudah bisa disepakati,minimal di antara pegiat Rantau Net 
ini. [Di lapangan, keadaannya belum banyak berubah. Saya menemukan kenyataan 
tersebut sewaktu mencoba mengundang tokoh-tokoh Ranah untuk membentuk sebuah 
Sekretariat Bersama Penanggulangan Bencana di Sumatera Barat baru-baru 
ini.Bahkan untuk menghadiri undangan saja, banyak yang enggan. Undangan rapat 
baru dihadiri setelah saya minta tolong kepada Korem 032 Wirabraja !]Dalam 
bulan-bulan mendatang, bersama rekan-rekan di Gebu Minang, saya akan terus 
berusaha agar kita orang Minang tidak hanya bisa menjadi
 'tiang-tiang sendiri', tetapi juga bisa jadi 'sapu lidi'. Wahananya adalah 
Kongres Kebudayaan Minangkabau, Juli atau Agustus mendatang.Apakah mungkin 
berhasil ? Saya tidak tahu. Bagaimana kalau tidak berhasil ? Itu terserah Allah 
swt. Beban pada saya -- dan mungkin juga pada kita semua -- adalah 
berikhtiar.Wallahualambissawab.
Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Wed, 2/17/10, Zulkarnain Kahar <kahar_zulkarn...@yahoo.com> wrote:

From: Zulkarnain Kahar <kahar_zulkarn...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Kita bukan sapulidi kita lebih memilih jadi tiang 
-tiang  sendiri.
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wednesday, February 17, 2010, 10:55 PM


Urang Minang,
 
Apa iya ada urang Minang, bukannya urang Maninjau atau urang Bukik , Padang, 
Pariaman dll. Lalu apa iya ada urang Maninjau, bukan-nya kaum kaum dan suku 
suku. Mengecil  lagi  saya urang malayu, malayu mana tipak di saya.  Ada banyak 
Malayu ( malayu kukuban, koto kaciak, malayu pasa dan lain lain) 
 
"What is my main responsibilty as a Malayu terakhir dari rangkaian atom 
komuniti malayu kecil  ini?. 
 
Wong kito Galo, awak aceh mandum, Alak kita dari Tapanuli dll. Mereka ini bisa 
saja bertikai sesama mereka tapi bila berhadapan dengan orang luar mereka 
bersatu. Mereka punya "power". 
 
Nah kita, sesama kita bertikai bila menghadapi orang luar lari satu satu.. 
karena kita selalu merasa lebih pintar dari si Minang yang lain...
 
Ujung ujungnya kita sudah diceraiberaikan oleh kita sendiri, tak perlu bantuan 
tangan belanda untuk mengotak-ngotakan kita karena kita bangga dengan Ikatan 
ikatan kecil kita. Kita bukan sapulidi kita lebih memilih jadi Tiang tiang 
sendiri.
 
Zulkarnain Kahar
 - 
 
.




      

 

 




      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke