Zie,
Sebetulnya sering juga kita diskusi tentang Sumbar. Kalau manuruik ambo, ado 3 issues yang dengan perencanaan di Sumbar dan peran awak di palanta RN ko. 1. Pemahaman bahwa "kabupaten/ kota harus sendiri2" dan "provinsi tidak bisa apa2" seharusnya dihapus. Aturan tentang Otonomi Daerah yang berlaku itu UU 32/2004 yang telah berlaku seak 6 tahun yang lalu. Tentang peran strategis Provinsi dan pentingnya serta teknis kerjasama digambarkan dengan bagus sekali dalam PP 37/2007. Nah ini yang saya khawatirkan, tidak banyak yang membaca kedua aturan main ini, sehingga masih berpikir -misalnya- jabatan gubernur seperti "abu di ateh tungku". 2. Perlu diingat bahwa batas2 adminstratif tidak perlu membatasi kerjasama di berbagai bidang. Zie di Yogya tentu lebih tahu apa manfaat Kartomantul dan Joglosemar kan ya. Negara2 bagian di Australia dan di Amerika Serikat yang federal saja banyak melakukan kerjasama diantara mereka dan pemerintah pusatnya. Contoh yang lebih hebat lagi adalah European Union. Masing2 mereka tetap menjadi negara berdaulat, tapi kekuatan kerjasama mereka. Itu yang kelihatannya banyak dilupakan 3. Dunsanak2 nan di Palanta RN semuanya mempunyai kapasitas yang sangat baik untuk mendiskusikan berbagai bidang. Cuma sayangnya, kita sering melihat pembangunan SUmbar itu dari titik pandang "kita" bukan dari titik pandang "mereka". Pengertian "kita" itu bisa perantau, ataupun kalau ada di Sumbar tidak berada di dalam lingkungan pemerintahan. Alangkah baiknya kalau di dalam RN ini ada pegawai2 Pemda ya. Riri Bekasi, l 47 -----Original Message----- From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of Rozidateno Putri Hanida Sent: Saturday, February 20, 2010 2:33 PM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Bisakah kita merencanakannya bersama????? Di tahun 2010 ini di Ranah tacinto akan terselanggara perhelatan akbar, setidaknyo tercatat ado 12 daerah yang akan ikut Daerah yang ikut Pemilu Serentak yaitu: Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Agam, 5o Kota, Tanah Datar, Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan dan Pesisir Selatan beserta Kota Solok dan Kota Bukittinggi. Semua orang berbincang tentang pemenangan calon, saling menjagokan, adu startegi pemenangan... Bukannya itu tidak penting, tapi yang jauh lebih menarik untuk di bincang adalah sebagai pemilih bukannya bagaimana membantu kandidat untuk menang, tapi lebih bagaimana membantu kendidat merencanakan pembangunan di daerah. Ini bukanlah isu baru, tentang menyusun sebuah perencanaan pembangunan, tp walau tidak baru, namun sering terabaikan. Energi di habiskan pada hal-hal yang tidak strategis. Pasangan calon atau pun mereka yang sudah terpilih dan memmiliki kewenangan membuat rencana (seperti legislatif) terlalu menganggap pembuatan rencana pembangunan hanyalah sebagai sebuah kegiatan yang sangat rutin, dan terjebak pada penyediaan dokumen semata. Sehingga saat pembangunan berjalan, yang terincikan dalam anggaran belanja, uang terhabiskan pula untuk hal-hal yang rutin, tidak menunjang pengembangan potensi. Mungkin tidak banyak diantara kita yang tau dengan baik, bagaimana belanja daerrah direncanakan dan dibelanjakan yang kita kenal dengan APBD. biasanya kalo kita bicara APBD hanya juga sekan membincang penyimpangan, padahal tidak selallu harus seperti itu, tapi lebih berguna kita bicara bagaimana merencanakan belanja itu, sehingga pembangunan lebih terarah dan terukur. Setelah gempa melanda, di kota padang yang juga sebagai kota propinsi belum banyak berbenah, mungkin ini juga terkait dengan jadwal pemilihan kada. Saat ini kita atau mungkin saya belum melihat akan dijadikan apa kota padang ini kedepan?? kalau dulu terlihat sekaan menjadi kota industri dan dagang,(walaupun potensi pendukung untuk itu tidak maksimal) tapi sekarang??? Kota ini seakan lumpuh, jadi kota setengah mati, kegiatan dagang turun, laju wisata pun mengikuti turun. dan saat bersamaan kabupaten kota lainnya juga belum mmeperlihatkan fungsi menyokong yang kuat. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak ada perencanaan yang menyeluruh, dengan otonomi kabupaten kota merasa benar2 harus sendiri dalam menyusun rencana pembangunannya. Sehigga kemudian kita bisa SUMBAR yang maju dan berbudaya, dan menjadi rujukan banyak orang. Dalam kesempatan ini mungkin dunsanak di rantau net bisa mandiskusikan iko, akan dijadikan kota apa SUMBAR??? Ranah minang kedepan akan seperti apakah?? Terimakasih Zie, 28 -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe