Ron,

 

Abu diateh tungku atau abu diateh tunggua??

Kayaknyo nan batua abu diateh tunggua biasonyo Uni baco-baco

Tapi antahlah yo, Uni bukan ahlinyo

 

Wassalam

Uni

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Syafroni (Engineering)
Sent: Thursday, March 04, 2010 12:29 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Mamak dulu mamak sekarang

 

Mamak dulu mamak sekarang

 

Kemenakan sekarang tentu sudah berbeda jauh dengan kemenakan zaman
'saisuak'. Kemenakan dahulu mungkin dekat dengan mamaknya. Mamaknya banyak
memberikan perhatian pada kemenakannya karena ayah dari kemenakannya juga
sibuk mengurusi kemenakan dalam kaumnya.

 

Dalam adat disepakati, tugas mamak terhadap kemenakannya adalah membimbing.
Termasuk mencarikan kemenakan perempuannya jodoh yang sesuai. Membangunkan
rumah kalau tidak punya rumah, tentunya di tanah pusako dan dengan dana dari
hasil pemakaian sawah ladang pusako oleh para mamak. Memperbaiki rumah
kemenakan. Mengurusi masalah2 kemenakan, mendamaikan kemenakan yang terlibat
konflik.

 

Rasanya itulah peran mamak dimasa dahulunya.

 

Tapi kemenakan sekarang sudah berbeda. Dengan penerapan adat bersendikan
syara', maka peran mamak sudah beralih ke tangan ayah. Ayah yang memikirkan
nasib anak-anaknya ; pendidikan anaknya, jodoh anaknya, biaya pernikahan
anaknya sekaligus memberi modal utk anaknya membuka usaha.

 

Anak-anak sekarang hidup dari harta pencarian orang tuanya, bukan lagi dari
hasil pemanfaatan harta pusako warisan nenek atau mamaknya.

 

Begitu pula mamak-mamak sekarang, sudah sibuk mengurusi anaknya saja dan
membiayai sekolah anaknya.

 

Mamak-mamak sekarang sekali-sekali saja datang menjenguk kemenakannya.

 

Ayah sekarang sudah berkuasa di rumahnya sendiri. Ia belikan rumah untuk
istri dan anak-anaknya dari pencarian sendiri atau berdua dengan istrinya.
Tidak lagi tinggal di rumah mertua atau di tanah pusako.

 

Keluarga Minang sekarang adalah keluarga-keluarga mandiri yang tidak
tergantung pada tanah ulayat di kampung halaman. Keluarga-keluarga Minang
sekarang lebih senang hidup di rantau, lebih bebas. Jauh dari konflik
badunsanak. Jauh dari memperebutkan pusako dan sako. Tidak lagi diintervensi
mamak.

 

Keminangan tinggal suku saja yang kadang-kadang pun tidak tahu lagi entah
mereka bersuku apa. Tinggal asal usul saja. Bahasa sehari-hari pun bahasa
nasional, bahasa persatuan.

 

Keminangan baru terasa ketika pulang kampung. Anak-anak sekarang dekat
dengan keluarga ayahnya atau yang disebut induak bako kalau lagi pulang
kampung. Karena memang anak-anaknya dibesarkan oleh ayahnya, sedikit sekali
mendapatkan perhatian dari mamaknya.

 

Dahulu seorang ayah merasa sebagai 'abu diateh tungku' bila berada di rumah
istrinya alias rumah mertua di tanah pusako istrinya. Sekarang tidak ada
lagi istilah 'rumah istri' melainkan rumah kita atau rumah suami-istri
karena memang hasil pencarian suami istri. Kalau datang mertua dari kampung,
maka label 'abu diateh tungku' pun beralih pada mertua.

 

Kemenakan sekarang pun tak lagi terlalu berharap pada mamaknya karena ia
faham mamaknya juga punya tanggung jawab tersendiri di rumah tangganya.

 

Kalaupun sekarang mamak masih diharapkan kepedulian dan tanggungjawabnya
karena dulu mamak bersekolah tinggi dan membuka usaha dengan modal dari
nenek, ibu dari ibu. Jadi sudah sewajarnya mamak ikut memberikan perhatian
pada nenek kami.

 

Nenek pun bebas mau pergi kemana. Mau tinggal sama siapa. Sama mamak boleh.
Sama ibu pun boleh. Tapi tentu sesuai kemampuan masing2.

 

Dulu pernikahan ideal adalah menikah dengan anak mamak. Sekarang pernikahan
ideal adalah pernikahan yang dilandasi oleh rasa suka, rasa saling percaya
dan rasa saling bertanggung jawab. Sekalipun anak mamak kalau tidak memenuhi
kriteria tersebut maka pernikahan dengan anak mamak adalah suatu hal yang
tak mungkin direncanakan.

 

Lain mamak dahulu, beda kemenakan sekarang

Beda kemenakan dahulu, lain pula mamak sekarang

 

Batam, 4 Maret 2009

 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke