Masukan ambo, judulnyo di ganti menjadi "Mencari jejak Islam di Minangkabau". Setelah ambo baco-baco ambo manangkok sabananyo Roni ingin mancari sajak kapan Islam ado di Minangkabau. Pemahaman ambo yang roni tulis iko tidak murni mendeskripsikan perkembangan agama-agama di MK, tetapi juga berisi gugatan berbagai kebiasaan yang tidak sesuai dengan Islam.
Salam andiko Pada 10 Maret 2010 16:56, Syafroni (Engineering) < syafr...@mkpi.panasonic.co.id> menulis: > Adi Dunsanak di palanta > > > > Babarapo hari nan lewaik mancubo mareka-reka dan membayangkan minangkabau > dlm berbagai era agamo. > > Silahkan sanak perhatikan tulisan ambo dibawah ko. Kalau ado nan kurang > atau kaliru minta tolong diagiah tukuak, kritik dan koreksi. > > > > Tarimokasih > > > > wassalam > > > > *Gambaran Minangkabau dalam berbagai era agama* > > > > 5 Mar 2010 > > > > *Minangkabau di era dinamisme dan animisme* > > > > Di era ini banyak orang Minang yang memuja gunung, pohon dan > binatang-binatang tertentu. Mempercayai keberadaan ula nago, hantu, dan > pelangi diyakin sebagi penampakan ‘ula bangun’. > > > > Belum mengenal dewa-dewa dlm ajaran Hindu-Buddha maupun tentang Allah, > malaikat surga neraka dlm Islam. > > > > Di era ini, belum ada mesjid atau surau, belum ada candi atau biaro. Belum > ada pandito ataupun buya. > > > > Yang ada hanyalah datuk dan dukun. Dubalang apakah sudah ada? > > > > Pakaianpun mungkin seadanya dari kulit kayu tarok. > > > > Apakah di zaman ini sudah aturan Minangkabau yang kemudian disebut ‘adat’ ? > > > > *Minangkabau di era Hindu-Buddha* > > > > Sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa kebudayaan Hindu Buddha dalam > masyarakat muslim Minangkabau walaupun kuantitas dan kualitasnya tidak > seperti pada kebudayaan Jawa yang terlihat masih kuat. > > > > Di Jawa Candi-candi dan adat kejawen masih kental. Itulah bedanya dengan > Minangkabau. > > > > Candi dan biaro tinggal nama. > > > > Di era Hindu Buddha ini (kemungkinan) banyak berdiri candi-candi dan biaro > (istilah Minang untuk vihara). > > > > Pengaruh Buddha paling terasa di zaman Adityawarman karena ia sendiri > menganut aliran Tantrisme (Tantrayana). > > > > Patung Buddha ada dimana-mana. > > Minangkabau didominasi oleh warna merah kuning dan hitam. > > Banyak yang melakukan ritual ‘batarak’ di gua-gua di tengah hutan atau di > rumah-rumah tinggal di tengah rimba, demi mendapatkan sejumlah kehebatan. > > > > Di zaman ini pula diperkenalkan istilah-istilah yang berasal dari kedua > agama, tentunya dalam bahasa sanskerta dan bahasa Pali. > > > > Di era ini, banyak masyarakat melakukan persembahan sesajen. Membangun > rumah, dipotonglah seekor ternak misalnya kerbau, sapi, kambing atau ayam. > Setelah islam masuk, kadang-kadag masih diamalkan. > > > > Ilmu-ilmu hitam berkembang. Gasing tangkurak dan guna-guna banyak dipakai > oleh masyarakat. > > > > Tubo dan palasik suatu hal yang biasa. > > Mantra-mantra banyak digunakan. > > > > Dengan pengaruh kerajaan yang diperintah Adityawarman, Minangkabau banyak > mendapat pengaruh budaya Jawa. > > > > Dikenallah istilah2 sbb: > > dewa-dewi > > bidadara bidadari > > patih > > tumenggung. > > Bodhi > > Hyang > > Manti (menteri) > > Pandito (pandita) > > Dewano > > Sadeo (sadewa) > > Swarga-nairaka > > > > Mgkn di era Hindu dan Buddha ini orang Minang tidak mengenal istilah > kuburan karena dalam Hindu dan Buddha mayat biasanya dikremasi lalu dibakar. > > Tapi ada sebuah kuburan rajo-rajo di Kuburajo, Tanah Datar. Apakah mereka > tidak menjalani aturan agamanya? Atau mereka sudah Islam? > > > > Apakah Datuk Tantejo itu bukan seorang Hindu atau Buddha? Sebab kuburannya > masih ada. Begitu pula kuburan Dt. Perpatih Nan Sebatang. > > > > Di era Hindu-Buddha ini, perempuan Minang belum mengenal pakaian penutup > aurat seperti Jilbab. > > > > *Minangkabau di era Islam* > > > > Ketika Islam mulai dipeluk oleh suku Minang. Mereka mulai mengenal beberapa > istilah yang lazim dalam Islam, terutama yang berasal dari kosakata arab. > > > > Maka muncullah istilah arab sbb: > > Adat > > Rajo ibadat > > Alam > > Rajo alam > > Ibadat > > Rajo ibadat > > Sultan alif > > Nagari Sumpur Kudus > > Nagari Lima Kaum > > Imam Kathib > > Malin Bila > > Angku Kali dan Tuan Kadi > > Buya > > Adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi kitabullah. > > Swarga disesuaikan menjadi syurga > > Nairaka menjadi neraka > > > > Bisa jadi dulu orang Minang di awal Islam datang, yang awal diperkenalkan > adalah istilah adat untuk menggantikan istilah buek. Maka disusunlah adat > itu dari sumber-sumber lisan berupa petatah petitih atau disebut pula > sebagai mamangan adat. > > > > Waktu itu masih banyak adat yang berasal dari kebudayaan Minang pra-Islam. > Masih banyak orang ’bakoa’, menyabung ayam, menyaratuih hari dan sebagainya. > > > > Semenjak munculnya kalangan ulama yang concern terhadap pelaksanaan syariat > (syara’) maka mulai diganti aturan2 adat sebelumnya menurut aturan syara’. > > > > Kemudian barulah muncul adagium ’adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi > kitabullah’ > > > > Di Minangkabau mulai berdiri surau-surau dan mesjid. Sudah tidak ditemukan > lagi candi-candi dan biaro-biaro bekas tempat peribadatan pra Islam. Tradisi > ‘batarak’ sudah mulai ditinggalkan. > > > > *Minangkabau di era Kristen (Eropa)* > > > > Minangkabau di masa ini adalah Minangkabau dalam era penjajahan. Walaupun > cukup lama dijajah oleh Belanda. Juga pernah Inggris dan Portugis tapi agama > bangsa Eropa ini tidak menggiurkan bagi orang Minang yang sudah kuat > memegang Islam. > > > > Pengaruh dari Eropa ini hanya tampak pada nama-nama sebagian orang > Minangkabau bahkan hingga saat ini. > > > > Namun beberapa orang Minang di perantauan sudah pula ada yang berpindah > keyakinan memeluk Kristen akhir-akhir ini karena gencarnya gerakan > kristenisasi di Minangkabau. > > > > Selain itu di Minangkabau khususnya di kota-kota, terdapat masyarakat yang > heterogen terdiri dari berbagai etnis dan agama misalnya di kota Padang, > yang mempunyai penduduk beretnis Tionghoa Kristen, Konghucu dan Buddha, suku > Nias dan Batak, Jawa dan Jawa Kristen di daerah transmigrasi yang mengepung > Sumatera Barat yaitu Sitiung, Pasaman dan Lunang. > > > > -- > . > Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat > lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe > -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe