Fak Farhan, Warni,Tolong diolah dan dicantumkan saran Sanak Taufiq di bawah ini 
dalam Draft 12, khususnya tentang keharusan mencantumkan harga makanan pada 
rumah makan Padang.
ABS SBK kan mengajarkan agar kita jujur dalam berusaha. Saya dukung penuh saran 
Sanak Taufiq ini.
Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Sun, 3/14/10, taufiqras...@gmail.com <taufiqras...@gmail.com> wrote:

From: taufiqras...@gmail.com <taufiqras...@gmail.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] PERKEMBANGAN PERSIAPAN KONGRES KEBUDAYAAN   
MINANGKABAU 2010-- Transparansi Harga Pada Rumah Makan Padang
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sunday, March 14, 2010, 8:13 PM

   Tranparansi Harga Pada Rumah Makan Padang

Sudah menjadi rahasia umum sejumlah besar Restoran/ Rumah Makan Padang termasuk 
Nasi Kapau belum ada menampilkan tarif/harga makanan yang dijualnya. 

Hal ini terjadi baik di Rantau, tapi paling banyak di Ranah Minang sendiri

Bahkan pada hari tertentu serta pada konsumen tertentu. Dirasakan harga yang 
dipatok Rumah Makan/Nasi Kapau tersebut jauh diatas harga normal
 
Disamping itu ada lagi ungkapan : "Bilo lo lai ka mamakan pitih urang rantau 
atau urang daerah lain"

Hal ini menimbulkan ketidak puasan bagi konsumen, setelah membandingkan harga 
yang terpaksa dibayarnya dengan Rumah Makan lain yang setara

 Akibatnya bagi  mereka yang kritis,  tidak ingin mengulangi lagi kunjungannya 
ketempat tsb 

Akhirnya Rumah Makan Padang bisa kehilangan konsumennya, berpindah ke Rumah 
Makan dari Daerah lain

Sehingga cita rasa kuliner Minang yang sudah kesohor itu tidak bisa lagi 
dicicipi sejumlah konsumen yang agak kritis tsb

Hal ini bisa terjadi  terutama pada   wisatawan kelas"BackPacker" yang lebih 
dominan berkunjung dan budget-traveling mereka diatur dengan ketat

Apalagi ada Rumah Makan Padang  yang terlanjur punya motto :
"Kalau anda puas dengan pelayanan kami tolong sampaikan kepada teman anda, tapi 
kalau tidak puas tolong sampaikan pada kami "

Selain itu  agama kita juga mensyaratkan dalam jual beli harus jelas jumlah dan 
harga yang dibeli. Kalau kita hanya mengetahui jumlah total yang kita bayar, 
apa lagi kalau merasa ada yang harganya kurang pas. Rasanya jual-beli itu 
kurang wajar bahkan mungkin bisa termasuk subhat 

Mungkin ada pandangan dari ahli agama, bagaimana kedudukan jual beli ini. Kalau 
kita merasa ada yang kurang wajar atau kita harus membayar dengan rasa terpaksa 


Harapan kita Nasi Kapau nanti sama seperti Restoran Mandarin atau masakan 
Sunda/ Jawa ,  selain menampilkan menu yang kesohor juga telah punya tarif 
makanan yang dijualnya

Sehingga konsumen nyaman berbelanja sesuai isi  kantongnya

Wass
St R Ameh 55-

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke