Rky Ifah sarato Dunsanak Sapalanta RN Yth,

Samakin mantap sen tulisan no eh.
Bernas dan memiliki visi dan misi nan terarah'
Mungkin ada baiknya pula pada setiap tanggal 20 Desember (hari lahir Amai
Rohana Kudus) diadakan peringatan pula.  Kebetulan pula berdekatan dengan
Hari Ibu.
Pada hari-hari tersebut dapat pula diadakan 'pameran' seperti Foto,
Guntingan Koran/ Tulisan beliau, Hasil Kerajinan Tangan Beliau dsb.

Untuk itu  Rky Ifah dapat  bekerjasama dengan  Sanak Suryadi  agar berkenan
mengirimkan 'guntingan koran saisuak babahaso ulando' dsb

Akan lebih fantastik lagi bila dibentuk semacam gerakan peduli  ' Amai
Rohana Kudus' secara masional.

Sakitu sen dulu, labih tak kurang mohon maaf

Wassalam dan teriring doa......
Masrur Siddik. 68th
di bandung



2010/4/21 <dasrielno...@yahoo.com>

> Mohon maaf ambo dinda Ifah. Alah banyak dinda manulih puisi, nan ciek ko io
> manggugah hati ambo.
> Nan lain ambo nilai data sajo.
> Bravo adinda. Keep in writing
> Wass,
> Dasriel
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> ------------------------------
> *From: * hanifah daman <iffa...@yahoo.com>
> *Date: *Wed, 21 Apr 2010 20:19:00 +0800 (SGT)
> *To: *<rantaunet@googlegroups.com>
> *Subject: *...@ntau-net] AMAI AWAK ROHANA KUDUS
>
>  AMAI AWAK ROHANA KUDUS
>
>
>
> Bingik den katiko hari iko
>
> Diparingati oleh rakyat Indonesia
>
> Sabagai hari ibu kita Kartini
>
> Kan wakatu baliau lahia
>
> NKRI alun ado li
>
> Cukuiklah kebanggan kabaliau
>
> Dilakukan oleh dunsanak awak di Jawa dun
>
>
>
> Baa ndak ka bingik den
>
> Karano dakek kampuang den
>
> Ado amai Rohana Kudus
>
> Nan sausia jo Kartini
>
> Bakiprah saroman Kartni
>
> Bahkan labiah hebat dari Kartini
>
> Karano Kartni umuano singkek
>
> Samantaro amai Rohana gon umua no panjang
>
> Dan parjalanan dan pangalaman hiduikno no banyak
>
> Tapi indak banyak nan manyabuik namo amai dun
>
> Jan-jan rang kampuang den sen ndak tau doh
>
> Sia amai Rohana Kudus dun
>
>
>
> Oooiiii urang gadang Minangkabau
>
> Baano kalau awak gadangkan pulo amai awak gon
>
> Paringati pulo hari kalahiran baliau
>
> Minimal di Ranahminang sen menah
>
> Mantun nan takana di den kini
>
>
>
> Bengkulu, 21 April 2010
>
>
>
> Hanifah Damanhuri
>
> *Rohana Kudus* (lahir di Koto 
> Gadang<http://id.wikipedia.org/wiki/Koto_Gadang>,
> Sumatera Barat <http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat>, 20 
> Desember<http://id.wikipedia.org/wiki/20_Desember>
> 1884 <http://id.wikipedia.org/wiki/1884> – meninggal di 
> Jakarta<http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta>,
> 17 Agustus <http://id.wikipedia.org/wiki/17_Agustus> 
> 1972<http://id.wikipedia.org/wiki/1972>pada umur 87 tahun) adalah
> wartawan <http://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan> 
> Indonesia<http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia>.
> Ia lahir dari ayahnya yang bernama Rasjad Maharaja Soetan dan ibunya bernama
> Kiam. Rohana Kudus adalah kakak tiri dari Soetan 
> Sjahrir<http://id.wikipedia.org/wiki/Soetan_Sjahrir>,
> Perdana Menteri <http://id.wikipedia.org/wiki/Perdana_Menteri> 
> Indonesia<http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia>yang pertama dan juga
> *mak tuo* (bibi) dari penyair terkenal Chairil 
> Anwar<http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar>.
> Ia pun adalah sepupu H. Agus Salim<http://id.wikipedia.org/wiki/Agus_Salim>.
> Rohana hidup di zaman yang sama dengan 
> Kartini<http://id.wikipedia.org/wiki/Kartini>,
> dimana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.
> Ia adalah perdiri surat kabar perempuan pertama di 
> Indonesia<http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia>
> .
>
> *Daftar isi*
>
> [sembunyikan]
>
>    - 1 Latar 
> balakang<http://id.wikipedia.org/wiki/Rohana_Kudus#Latar_balakang>
>    - 2 Pendidikan dan 
> wirausaha<http://id.wikipedia.org/wiki/Rohana_Kudus#Pendidikan_dan_wirausaha>
>    - 3 Pergerakan <http://id.wikipedia.org/wiki/Rohana_Kudus#Pergerakan>
>    - 4 Pranala luar<http://id.wikipedia.org/wiki/Rohana_Kudus#Pranala_luar>
>
>   
> *[sunting<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rohana_Kudus&action=edit&section=1>]
> Latar balakang*
>
> Rohana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat pada
> pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Rohana termasuk
> salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi
> terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah
> tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian,
> pengorbanan serta perjuangannya Rohana melawan ketidakadilan untuk perubahan
> nasib kaum perempuan.
>
> Walaupun Rohana tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia rajin
> belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah 
> Belanda<http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda>yang selalu membawakan Rohana 
> bahan bacaan dari kantor. Keinginan dan
> semangat belajarnya yang tinggi membuat Rohana cepat menguasai materi yang
> diajarkan ayahnya. Dalam Umur yang masih sangat muda Rohana sudah bisa
> menulis dan membaca, dan berbahasa Belanda. Selain itu ia juga belajar abjad
> Arab <http://id.wikipedia.org/wiki/Arab>, 
> Latin<http://id.wikipedia.org/wiki/Latin>,
> dan Arab-Melayu. Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan 
> Panjang<http://id.wikipedia.org/wiki/Alahan_Panjang>,
> Rohana bertetanga dengan pejabat Belanda atasan ayahnya. Dari istri pejabat
> Belanda itu Rohana belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang
> merupakan keahlian perempuan Belanda. Disini ia juga banyak membaca majalah
> terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan
> pendidikan di Eropa yang sangat digemari Rohana.
>
> *[sunting<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rohana_Kudus&action=edit&section=2>]
> Pendidikan dan wirausaha*
>
> Berbekal semangat dan pengetahuan yang dimilikinya setelah kembali ke
> kampung dan menikah pada usia 24 tahun dengan Abdul Kudus yang berprofesi
> sebagai notaris <http://id.wikipedia.org/wiki/Notaris>. Rohana mendirikan
> sekolah keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911 yang
> diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sekolah ini diajarkan berbagai
> keterampilan untuk perempuan, keterampilan mengelola keuangan, tulis-baca,
> budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda. Banyak sekali rintangan
> yang dihadapi Rohana dalam mewujudkan cita-citanya. Jatuh bangun
> memperjuangkan nasib kaum perempuan penuh dengan benturan sosial menghadapi
> pemuka adat dan kebiasaan masyarakat Koto Gadang, bahkan fitnahan yang tak
> kunjung menderanya seiring dengan keinginannnya untuk memajukan kaum
> perempuan. Namun gejolak sosial yang dihadapinya justru membuatnya tegar dan
> semakin yakin dengan apa yang diperjuangkannya.
>
> Selain berkiprah di sekolahnya, Rohana juga menjalin kerjasama dengan
> pemerintah Belanda karena ia sering memesan peralatan dan kebutuhan
> jahit-menjahit untuk kepentingan sekolahnya. Disamping itu juga Rohana
> menjadi perantara untuk memasarkan hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang
> memang memenuhi syarat ekspor. Ini menjadikan sekolah Rohana berbasis
> industri rumah tangga serta koperasi simpan pinjam dan jual beli yang
> anggotanya semua perempuan yang pertama di 
> Minangkabau<http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Minangkabau>
> .
>
> Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah Rohana. Selain
> menghasilkan berbagai kerajinan, Rohana juga menulis puisi dan artikel serta
> fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang
> berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Kiprah Rohana menjadi topik
> pembicaraan di Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar
> terkemuka dan disebut sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di
> Sumatera Barat.
>
> Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum
> perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis berujung dengan
> diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama Sunting 
> Melayu<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sunting_Melayu&action=edit&redlink=1>pada
>  tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan
> pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya adalah
> perempuan.
>
> Kisah sukses Rohana di sekolah kerajinan Amai Setia tak berlangsung lama
> pada tanggal 22 Oktober 1916 seorang muridnya yang telah didiknya hingga
> pintar menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan Peningmeester karena
> tuduhan penyelewengan penggunaan keuangan. Rohana harus menghadapi beberapa
> kali persidangan yang diadakan di Bukittinggi didampingi suaminya, seorang
> yang mengerti hukum dan dukungan seluruh keluarga. Setelah beberapa kali
> persidangan tuduhan pada Rohana tidak terbukti, jabatan di sekolah Amai
> Setia kembali diserahkan padanya, namun dengan halus ditolaknya karena dia
> berniat pindah ke Bukittinggi <http://id.wikipedia.org/wiki/Bukittinggi>.
>
> Di Bukittinggi Rohana mendirikan sekolah dengan nama “Rohana School”.
> Rohana mengelola sekolahnya sendiri tanpa minta bantuan siapa pun untuk
> menghindari permasalahan yang tak diinginkan terulang kembali. Rohana School
> sangat terkenal muritnya banyak, tidak hanya dari Bukittinggi tapi juga dari
> daerah lain. Hal ini disebabkan Rohana sudah cukup populer dengan hasil
> karyanya yang bermutu dan juga jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Sunting
> Melayu membuat eksistensinya tidak diragukan.
>
> Tak puas dengan ilmunya, di Bukittinggi Rohana memperkaya keterampilannya
> dengan belajar membordir pada orang Cina dengan menggunakan mesin jahit
> Singer. Karena jiwa bisnisnya juga kuat, selain belajar membordir Rohana
> juga menjadi agen mesin jahit untuk murid-murid di sekolahnya sendiri.
> Rohana adalah perempuan pertama di Bukittinggi yang menjadi agen mesin
> jahit <http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_jahit> Singer yang sebelumnya
> hanya dikuasai orang Tionghoa.
>
> Dengan kepandaian dan kepopulerannya Rohana mendapat tawaran mengajar di
> sekolah Dharma Putra. Di sekolah ini muridnya tidak hanya perempuan tapi ada
> juga laki-laki. Rohana diberi kepercayaan mengisi pelajaran keterampilan
> menyulam dan merenda. Semua guru di sini adalah lulusan sekolah guru kecuali
> Rohana yang tidak pernah menempuh pendidikan formal. Namun Rohana tidak
> hanya pintar mengajar menjahit dan menyulam melainkan juga mengajar mata
> pelajaran agama, budi pekerti, Bahasa Belanda, politik, sastra, dan teknik
> menulis jurnalistik.
>
> Rohana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar dan mengajar.
> Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto Gadang terhadap pendidikan
> untuk kaum perempuan yang menuding perempuan tidak perlu menandingi
> laki-laki dengan bersekolah segala. Namun dengan bijak Rohana menjelaskan
> “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki.
> Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang
> harus berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang
> lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi
> pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan
> mempunyai ilmu pengetahuan”. 
> Emansipasi<http://id.wikipedia.org/wiki/Emansipasi>yang ditawarkan dan 
> dilakukan Rohana tidak menuntut persamaan hak perempuan
> dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu
> sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati
> sebagaimana mestinya juga butuh ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
> itulah diperlukannya pendidikan untuk perempuan.
>
> *[sunting<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rohana_Kudus&action=edit&section=3>]
> Pergerakan*
>
> Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi,
> Rohana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang
> membakar semangat juang para pemuda. Rohana pun mempelopori berdirinya dapur
> umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Dia juga mencetuskan
> ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Kotogadang ke Bukittinggi
> melalui Ngarai Sianok <http://id.wikipedia.org/wiki/Ngarai_Sianok> dengan
> cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke
> Payakumbuh <http://id.wikipedia.org/wiki/Payakumbuh> dengan kereta 
> api<http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api>
> .
>
> Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika
> merantau ke Lubuk Pakam <http://id.wikipedia.org/wiki/Lubuk_Pakam> dan
> Medan <http://id.wikipedia.org/wiki/Medan>. Di sana dia mengajar dan
> memimpin surat kabar *Perempuan Bergerak*. Kembali ke 
> Padang<http://id.wikipedia.org/wiki/Padang>,
> ia menjadi redaktur surat kabar *Radio* yang diterbitkan Tionghoa-Melayu
> di Padang dan surat kabar *Cahaya Sumatera*. Perempuan yang wafat pada 17
> Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi
> kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.
>
> Demikianlah Rohana Kudus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam
> kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan bahkan
> politik. Kalau dicermati begitu banyak kiprah yang telah diusung Rohana.
> Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia
> (1974), pada Hari Pers 
> Nasional<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hari_Pers_Nasional&action=edit&redlink=1>ke-3,
>  9
> Februari <http://id.wikipedia.org/wiki/Februari> 1987, 
> Menteri<http://id.wikipedia.org/wiki/Menteri>Penerangan
> Harmoko <http://id.wikipedia.org/wiki/Harmoko> menganugerahinya sebagai
> Perintis Pers <http://id.wikipedia.org/wiki/Pers> Indonesia. Dan pada
> tahun 2008 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa 
> Utama<http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang_Jasa_Utama>
> .
>
>  --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke