MAMAKU DJASIDAR UMAR Aku dilahirkan dan dibesarkan Oleh wanita Minang yang luar biasa Wajahnya rupawan Berpendidikan Sholehah Sangat penyayang pada keluarga
Mamaku lahir pada tanggal 26 Juni 1926 Dan diberi nama Djasidar Umar Dari kecil sudah piatu Di asuh oleh kakaknya Syamsiar Umar Yang kami panggil Umi Yang usianya terpaut 8 tahun Ayahnya Umar berpoligami Salah sorang istrinya kami panggil Gaek Udo Saudara dari nenekku Aku masih bisa menyaksikan dan merasakan Bagaoimana sayangnya Umi Kepada adiknya yaitu mamaku Tak pernah berakhir sampai akhir hayatnya Mereka berdua meninggalkan kami Diselang waktu tak sampai dua bulan Mamaku melepas kakaknya di Jakarta Berikutnya mamaku tewas di meja operasi di Padang Setamat dari sekolah rakyat Mamaku melanjutkan ke Diniyah Putri Padang Panjang Aku tak tau persis Kapan mama jadi guru Kapan mama disunting papaku Yang aku tau Perjalanan hidup mamaku Bak cando roda padati Kondisi yang paling berat Ketika ke dua kakakku kuliah Sementara aku dan 3 orang saudaraku sekolah Papa baru belajar jadi petani Disinilah kehebatan mamaku teruji Dengan berbagai cara dan upaya Mama lakukan Asal pendidikan anak tak terganggu Emas perhiasan satu-satu dilepas Sawah peninggalan satu-satu tergadai Koperasi sekolah bak mamak kandung Ditambah pertolongan sanak saudara Dan karib kerabatnya “Kalau sudah besar nanti Di tambah nama ya Baik di belakang maupun di depan Seperti Prof… “ Begitu cara mama memotivasi anak-anaknya “Harta kami tinggalkan Kalian akan bertengkar sepeninggal kami” Kata papaku meningkahi Alhamdulillah Berkat Rahmat dan Kurnia dari Allah SWT Setelah kakakku bekerja Dana pendidikan aku dan saudaraku yang lain Diambil alih kakak-kakakku Cita-cita mama agar nama anak-anaknya bertambah Dikabulkan Allah Namun belum ada yang sampai bergelar Prof…. Aku dengan kondisi tidak lagi prima Masih berusaha mewujudkan impian mamaku Semoga cita-cita mamaku tercapai. Amin Kutulis cerita ini Di hari HarDikNas Untuk mengenang mamaku Pahlawan pendidikan di tengah keluarganya Rela berkorban dengan harta, jiwa dan raga Mama Kata si Hilma Aku yang paling banyak dapat doa Karena aku yang paling badung diantara mereka Mama Aku bahagia Dihari-hari terakhir mama di RS Aku terpilih mendampingi mama Mama pindahkan selimut mama padaku Ketika mama sholat Tahjud Mama bikinkan aku susu Untuk diminum sehabis mandi Mama kupaskan aku mangga Sehabis kita mengaji bersama Kenangan tersebut sangat indah mama Mama Aku yakin Allah menempatkan mama disisi-Nya “Mama wanita yang berbeda”, kata papa Selamat beristirahat mama Doa kami menyertai mama Bengkulu, 2 Mei 2010 Hanifah Damanhuri -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe