Ketika hendak masuk Masjid, pak Erman hampir tidak diperbolehkan masuk oleh 
askar yang menjaga pintu karena membawa handbag berisi pakaian ihram yang akan 
dibasahinya dengan air zam-zam, tetapi akhirnya dapat juga masuk  Karena  
Masjid sangat penuh dengan jemaah yang tidak memungkinkan kami untuk shalat 
secara berkelompok, kami terpaksa berpencar guna mencari celah-celah yang masih 
dapat kami masuki. Di Masjidil Haram jemaah laki-laki dan perempuan tidak 
dipisah secara khusus, tetapi diatur berkelompok-kelompok oleh para askar. 
Tetapi dalam keadaan jemaah tumpah ruah seperti saat ini, pengelompokan itu 
menjadi kacau sehingga jemaah perempuan dapat saja berbaur dengan jemaah 
laki-laki dan sebaliknya. Dalam keadaan seperti itu, para askar yang jumlahnya 
terbatas tentunya tidak dapat berbuat apa-apa.

Begitu waktu isya masuk, terdengar suara azan yang sangat indah dan 
menggetarkan hati—yang tidak mungkin dilukiskan dengan kata-kata—membelah 
udara, merambat ke setiap sudut dan relung Masjid. Jemaah yang sedang berthawaf 
segera menghentikan gerak mereka, dan membentuk saf-saf di pelataran thawaf 
untuk melaksanakan shalat. Tidak lama terdengar iqamat yang menyebabkan saya 
harus buru-buru menyelesaikan shalat sunat qabliyah isya yang sedang saya 
lakukan. Lalu terdengar suara bariton Imam Masjidil Haram yang hafal Al-Qur'an 
30 juz di luar kepala itu membaca takbir, dikuti dengan pembacaan Surah 
Alfatihah dan sebuah surah yang cukup panjang dengan qiraa'at dan intonasi yang 
nyaris sempurna yang terasa seperti menyayat kalbu dan "memaksa" hati dan 
pikiran untuk berkosentrasi terhadap Qalam Illahi yang dilafazkankannya itu. 
Selain suara batuk para jemaah yang kadang-kadang bersahur-sahutan, Masjid yang 
dipadati sekitar satu juta jemaah terdengar hening.

Tidak lama seusai membaca salam, Imam memimpin shalat jenazah jemaah haji yang 
baru saja meninggal di Tanah Suci. Para jemaah ada yang ikut melakukan shalat 
jenazah, tetapi kebanyakan melakukan shalat sunah atau berdoa sendiri-sendiri 
dengan khusuk, berzikir, mentadruskan Al-Qur'an dengan suara yang direndahkan. 
Tidak sedikit pula yang langsung pulang tetapi banyak pula yang tetap 
duduk-duduk atau merebahkan diri untuk beristirahat.

Tidak ada ada wirid atau do'a yang dipimpin oleh Imam Shalat. Tidak pula bacaan 
Kitab Suci yang dilantunkan dengan pengeras suara. Di Masjidil Haram 
satu-satunya yang dilantunkan dengan pengeras suara yang  terletak di 
menara-menara yang diarahkan ke luar masjid pada setiap shalat lima waktu 
hanyalah suara azan. Pengeras suara untuk bacaan imam hanya ditujukan ke dalam 
Masjid dan ke halaman serta ke jalan-jalan di sekitar Masjid yang biasanya juga 
dipenuhi oleh jemaah shalat.

Begitu, di Masjidil Haram, begitu di Masjid Nabawi, begitu di masjid-masjid  
lainnya di Tanah Haram, di tanah kelahiran Nabi, begitu intens, begitu mudah, 
sederhana dan personal. Cara peribadatan seperti yang dicontohkan oleh Nabi, 
dipelihara  oleh para sahabat, para tabi'in, tabi-tabi'in,  para ulama salaf 
dan para ulama di kemudiannya  sampai saat ini. Cara peribadatan, yang saya 
tidak sangsi, sangat cocok bagi masyarakat modern, saat ini dan sepanjang masa.

Dengan perasaan sedih saya lalu teringat  kepada cara-cara peribadatan yang 
umum kita lakukan di Tanah Air tercinta.

(bersambung)

----------------------------
1)      Perusahaan Penerbangan "Saudia Air" sama sekali tidak mengizinkan 
jemaah membawa air zam-zam selain pemberian yang 5 liter, diberikan saat jemaah 
sampai di bandara tujuan. Dalam musim haji tahun 1423 H ini, penerbangan yang 
akan membawa jemaah haji Indonesia pulang ke Tanah Air pernah tertunda selama 
36 jam  karena ketahuan ada jemaah yang memasukkan jerigen berisi air zam-zam 
ke bagasi karena bocor. Semua koper akhirnya dikeluarkan untuk diperiksa. 
Selama pemeriksaan koper tersebut jemaah sama sekali tidak diberi makan oleh 
"Saudia".


-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke