Sanak TR yth.
Ambo tertarik dengan pernyataan :
"Tapi dek karano menggunakan semacam jembatan untuk mengingat seperti kita 
belajar kimia dulu utk : Ka,Na,Ca, Mg jadi  kalau nanti caisar mangkat
Langsuang ambo tanyo :
Kalau begitu yg kita ingat adalah padanan/ jembatan ingatan itu bukan meresapi 
sifat Allah. Bisa2 kita masuk kategori Musyrik nanti."
 
Jembatan seperti itu bisa menjadi totem atau simbol belaka dalam keyakinan, 
saya kira dengan cara seperti itu memang dapat mendekati pada musyrik yang 
sangat halus.
 
Satu hal lagi adalah mengenai asmaul husna, yang sebenarnya merupakan kognisi 
dari 
sifat keilahiatan sebagaimana disebutkan dalam Al Qur-an; dan sesungguhnya 
kurang tepat bila hal tersebut dilekatkan sebagai sifat makhluk/manusia. Saya 
belum membaca bila Rasulullah sendiri dilekatkan dengan satu atau beberapa 
asmaul husna, dan hanya al Amin, shiddiq, amanah, tabligh, fathanah. Jadi 
kurang tepat bila asmaul husna dilekatkan pada sifat makhluk/manusia. Mungkin 
perlu ada koreksi mendasar dalam konsep esq selama ini.
 
Wassalam,
-datuk endang

--- On Sat, 7/10/10, taufiqras...@gmail.com <taufiqras...@gmail.com> wrote:


Sanak Adyan
Makonyo ambo menganggapnyo sebagai training pengembangan kepribadian dengan 
sedikit simbol agama

Bahkan ambo anggap lumayan POP karano sound system/ musik dan tata lampu yang 
aduhai. Kadang jadi lain parasaan ambo. Karano macam di PUB nan remang2 lain 
pulo nan tabayang...he...he..he
Baitu jo ritual tangih

Jadi iko urang manggaleh biaso. Buktinyo komersil dan dikemas sesuai keinginan 
pasar

Tingga dikito kasato atau mancaliak jauah

Kalau memang itu juga dianggap Dakwah bagi Non-Muslim. Adakah data para Muallaf 
alumni ESQ

Sasudah sakian lamo bakiprah handaknyo. Ado evaluasi berapa persen mereka yang 
masih konsisten dengan pola itu setelah sekian lama mempelajarinya
Ini tentu butuh data pendukung keberhasilan itu

Jadi bukan sekedar testamen yang menyanjung dalam suatu ketika saja
Sesudah berurai aia mato...berapa persen mereka yang masih lurus2 saja

Selain ESQ iko  ambo pernah juo baraja ( cara mudah dan cepat menghapal sifat 
Allah)

Tapi dek karano menggunakan semacam jembatan untuk mengingat seperti kita 
belajar kimia dulu utk : Ka,Na,Ca, Mg jadi  kalau nanti caisar mangkat

Langsuang ambo tanyo :

Kalau begitu yg kita ingat adalah padanan/ jembatan ingatan itu bukan meresapi 
sifat Allah. Bisa2 kita masuk kategori Musyrik nanti

Dek indak dapek pencerahan nan pas dari Instruktur. Sehabis shalat zuhur dan 
makan siang. Ambo cigin dari Training itu apa boleh buat biaya ratusan ribu lah 
jadi rasaki mereka

Jadi kalau untuak masalah Ketuhanan iko memang awak harus lumayan hati2. Tidak 
semuanya bisa disederhanakan atau berdasarkan logika

Wass
TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



      

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Reply via email to