2010/8/6 Eri Bagindo Rajo <siano...@yahoo.com> > Saya mah setuju saja kalau pak AUFA berpendapat demikan, >
Namanya diskusi, kalo beda yah ndak apa apa lah :-) > CUMA tolong bedakan antara AHLI TEORI ekonomi dengan ahli EKONOMI. > Kalau cuma DR dengan membahas teori orang lain dan menguji nya dalam > disertasi , > apa sudah bisa disebut ahli ekonomi? > Mengetaui teori orang lain pasti nya merupakan satu tahap dalam bikin teori baru pak :-). Dan sepengatahuan saya, apakah itu pak Anwar, Anton Gunawan, Miranda, Bu Ani dan DR ekonomi lainnya (atau bidang lainnya) , pasti bermula dari pengetahuan yang dalam dari teori dulu. Habis itu beranjak ke bikin teori sendiri :-). Sepengetahuan saya, seorang DR pasti keluar dengan teori baru:-). Apakah itu berupa koreksi terhadap teori yang lama, atau teori yang bener bener baru :-). > > (Sangat banyak DR teori ekonomi di negara kita, di departemen departemen > dan lembaga negara lainnya. > Sorry pak AUFA) > Kalo saya sih bilang di negara kita terlalu banyak orang yang sok tau dan ngomong tanpa data/teori (baik itu teorinya dia yang udah terbukti atau teori orang lain). Dan media suka dengan orang orang ini karena sifatnya "populis" dan kontroversial. Maaf juga yah pak :). > Wassalam > Wassalam > Erinos M Tanjung > Aufa > ------------------------------ > *Dari:* chauft <cha...@gmail.com> > *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com > *Terkirim:* Jum, 6 Agustus, 2010 07:13:48 > *Judul:* Re: Bls: Trs: [...@ntau-net] Trs: [McKari von SMA 1] DE NOMINASI > > > > 2010/8/6 Eri Bagindo Rajo <siano...@yahoo.com> > >> Pak Aufa yang terhormat dan sanak kasadonyo >> > > Pak Erinos dan kasanak sadonyo > >> >> Pasar tidak peduli itu politik atau teori. >> Pelaku pasar adalah manusia pencari rente ekonomi >> > > Intermezzo : Statement pasti akan di protes banyak oleh para behavioral > economist. Banyak realitas menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak selamanya > pencari rente ekonomi. Ada faktor fakto selain mencari rente yang > mempengaruhi prilaku pelaku pasar, contohnya psikologis, empati, moral, > agama, etc. Paham ini udah cukup dipakai dikalangan akademisi. Bahkan dua > pentolan behavioral economist dapat nobel ekonomi sebagai pengakuan terhadap > validitas/eksistensi dari cabang ilmu ekonomi ini :-). . > > >> Kalau ada kesempatan menaikkan harga maka pemilik barang akan menaikkan >> HARGA, >> tak perlu ada PUSH faktor atau PULL faktor harga akan naik jika ada >> kesempatan. >> Pemerintah could not do anything about it. >> > > Kalo memang pemerintah tidak bisa mempengaruhi harga, apa gunanya > instrument BI untuk mempegaruhi uang beredar,yang berimplikasi ke inflasi? > Jelas jelas, by law, salah satu tujuan BI adalah price stability. Kalo emang > ndak ada gunanya (karena dia udah gagal menjalankan fungsinya by default > logika diaats ini) bubarin ajah tuh BI :-). Lalu apa efek > inflationary/deflationary dari kebijakan fiskal gimana? > > >> Itulah perlunya membahas KEBIJAKAN itu bukan hanya dari; TEORI, PENDAPAT >> AHLI, CONTOH negeri lain. >> > Tapi selami juga KHARAKTERISTIK negara kita dengan sistem perekonomian yang >> tersentralisasi pada COPRPORATE MANUFACTURE & FINANCIAL CAPITALIST, serta >> adanya IMPERFECT DISTRIBUTION OF WEALTH and ECONOMIC RESOURCES, and LOW >> LEVEL of GOVERNMENT POWER on ECONOMIC ACTIVITIES >> > > Kalo bukan pendapat ahli, pendapat sapa dunk yang didengar? Pendapat semua > orang? Pendapat pelaku pasar? Gimana mau dengar pendapat pelaku pasar kalo > kebijakannya sediri belum jalan. > > Lalu soal teori, Bagaimana orang bisa bilang bahwa A bisa menjadi B tanpa > ada teori? Dasarnya apa? Masak dasarnya karena A jadi B karena feeling dia > kayak gituh. Gimana mau bikin kebijakan ekonomi kalo dasarnya dalah feeling > :-). > > Sehubungan dengan pengalaman negara lain, saya sepakat bahwa masing masing > negara punya karakter masing masing yang unik. Tapi dengan belajar dari > negara lain, kita bisa belajar banyak soal apa yang terjadi ketika kebijakan > itu terjadi. Kalo A terjadi, implikasi nya apa? Apa yang dilakukan oleh > mereka, dan hasilnya gimana?. Ini kemudian bisa dijadikan gambaran lebih > lanjut soal implikasi lebih lanjut dari sebuah kebijakan. Menurut saya, ini > hal yang tidak terpisahkan dalam pengajian kebijakan. > > > > >> Pada negara yang memiliki ciri 2 diatas, perlu hati hati dalam menyalin, >> meniru, menyontek KEBIJAKAN EKONOMI yang diambil negera LAIN. >> >> Kebijakan ekonomi tidak bisa dibahas hanya sebatas TEORI, STATISTIK dan >> PENDAPAT AHLI... >> please GO BEYOND, >> Karena KEBIJAKAN EKONOMI nggak ada laboratorium nya.... nggak bisa >> ditest...seperti mengetest ZAT KIMIA. OBAT, KONSTRUKSI BANGUNAN dll. >> > > Karena tidak ada lab buat ekonomi, teori, empiris dari negara lain, dan > pendapat para ahli sangat penting. Kalo ndak pake argumentasi yang lebih > akademis, dasar buat pengambilan kebijakan apa pak? Masak cuma pakai rasio > atau limited observasi (yang mungkin terbatas) bahwa jika A maka B. Hasilnya > akan B. Kalo gini mah, akan ada 1000 kebijakan oleh 1000 orang karena toh > belum tentu observasi atau rasio orang semua sama. > > (Sebenarnya sekarang di ekonomi sudah mulai berkembang social/natural > experiment pake berbagai metode, seperti treatment evaluation. Metode ini > sering dipakai oleh WB dan para akademisi untuk ngelihat secara terbatas > efek dari sebuah kebijakan. Walaupun tidak memberikan hasil pasti > sebagaimana lab kimia atau fisika, sekurang kurangnya itu udah dapat > dijadikan titik awal buat dikaji lebih lanjut) . > > >> Demikian >> >> Demikian juga tanggapan saya pak. Mohon maaf kalo ada salah kata :-) > >> Erinos M Tanjung (52),Jakarta >> > > Aufa (30) > >> >> . >> Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di >> tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet >> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: >> - DILARANG: >> 1. E-mail besar dari 200KB; >> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; >> 3. One Liner. >> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet >> - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting >> - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply >> - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an >> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. >> > > -- > . > Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di > tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. > > -- > . > Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di > tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting > - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an > keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. > -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.